Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Tanda-tanda Alam yang Ada Disekitar Kita

24 Juli 2016   01:37 Diperbarui: 24 Juli 2016   01:58 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga diantara Gulma Gambar koleksi pribadi (Serie Hubungan dengan Alam)

Kejadian ini sepertinya biasa tetapi bagiku sungguh luar biasa, peristiwa ini membawa renungan panjang yang mengagumkan, ternyata alam pun mau dan bersedia menyapa sehingga mengingatkan manusia dengan caranya. Subhanallah . . . Alhamdulillah.

Awal mulanya aku melihat sampah berserakan dihalaman rumah, rontokan dedaunan pepohonanku dan  pepohonan bambu tetangga yang membuat pemandangan jadi tak sedap. Risih rasanya, gara-garanya sudah dua hari aku tidak sempat menyapunya disebabkan kesibukan persiapan Halal-bilhalal dilingkungan Erte sebuah Perumahan dimana aku bermukim.

13697078-10201885411772861-7636731766112027204-n-5793a341d07a61681d149ed1.jpg
13697078-10201885411772861-7636731766112027204-n-5793a341d07a61681d149ed1.jpg
Tahu gejrot pada Hal-bil sumbangan warga. gambar koleksi pribadi
Tahu gejrot pada Hal-bil sumbangan warga. gambar koleksi pribadi
Kebetulan aku mendapat giliran menyiapkan konsumsi yaitu makanan utamanya, karena bulan lalu aku dan dua ibu-ibu lagi yang menarik arisan jadi tugas masak kali ini diserahkan padaku, sementara warga lain membawa makanan sukarela untuk partisipasi rasa guyub kami sebagai warga yang saling bertetangga. Seperti contohnya tahu gejrot ini sumbangan warga Rt. Karena acaranya pagi jam sepuluh otomatis malamnya hanya sempat tidur satu setengah jam, agar pagi-pagi makanan sudah rapi dan siap. 

Siang itu cuaca cerah, panas pun melekat tanpa angin bertiup. Setelah acara selesai, aku pulang sendiri dengan barang-barang keperluan bekas Halal-bilhalal sementara suamiku tidak membantu membawa barang-barang karena langsung Sholat Dzuhur di Mesjid depan taman di Perumahan kami.

Sampah dedaunan berserakan. gambar koleksi pribadi
Sampah dedaunan berserakan. gambar koleksi pribadi
Saat sampai rumah melihat sampah berarakan aku tidak betah memandanginya, berniat tetap membersihkan sampah-sampah di halaman dahulu meski dengan kantuk yang semakin berat melekat serta kelelahan semakin terasa, aku mulai mengambil sapu lidi panjang dan pengki untuk membersihkan halaman.

Pengki pertama baru saja tersisi sampah-sampah daun tersebut, sekonyong-konyong datang angin bertiup, aku masih telaten meraup lagi sampah yang terbawa angin, menyapu lagi dari awal, sedangkan sampah-sampah yang lain masih berarakan belum tercakup, datang lagi angin memporak porandakan sampah yang di dalam pengki. untuk yang ketiga kalinya aku masih terus sabar menyapu dengan rasa kelelahan ditambah kepala sudah mulai mengawali tanda-tanda pusing akan segera datang yaitu, nyut-nyutan.

Hingga sesuatu terjadi, angin itu bertambah besar dan sampah-sampah itu tidak dapat tersapu sama sekali berputar-putar layaknya menertawakan aku, karena sulitnya sampah kusapu, lama-lama emosiku terpancing juga, maklum aku hanyalah manusia biasa pada saatnya aku bisa terpancing emosi usaha  membersihkan sampah dalam waktu singkat akan menjadi lama karena tiupan angin. Lalu aku marah dan mengomel,

“ Si ***n nih angin, orang mau bersih-bersih malah diberantakin, b**o ah males nyapu” omelku dalam keadaan lelah dan kantuk.

Dengan rasa emosi, akhirnya aku tinggalkan saja sampah-sampah itu tidak tersapu dan aku mulai mengeluarkan barang-barang dari dalam mobil kubawa kedapur, setelah memasukkan yang penting kedalam lemari pendingin serta menyelesaikan yang perlu diselesaikan dalam waktu singkat, akupun membayar hutangku semalam yaitu tidur.

Dibawa tidur dan beristirahat pun biasanya rasa pusing itu tidak langsung berangsur pulih karena waktu tidur yang delapan jam itu belum terbayarkan, biasanya aku bantu dengan minum susu, agar kondisi tekanan darah maupun hemoglobin ditubuhku tidak drop. Maklum usia sudah tidak muda lagi meski semangat dan kemauan bekerja masih tidak berubah.

Kurang lebih tidur dua jam aku sudah terbangun, pekerjaan rumah masih segudang menunggu apalagi mbak ku masih dikampung jadi segala sesuatunya aku selesaikan sendiri.

Kebiasaan pada saat bangun dari tidur, aku selalu merenung terlebih dahulu ketika masih ditempat tidur, merencanakan melakukan apa setelah bangun dari tidur, selain bersyukur aku langsung merenungkan kejadian yang baru kualami. Kali ini aku merenungkan kejadian/peristiwa angin yang kualami,

  • Angin yang mengeluarkan sampah dari pengki
  • Angin yang membuat aku tidak dapat menyapu sampah berserakan
  • Angin yang membuat sampah tidak dapat ditangkap dengan sapu
  • angin yang hanya bergerak diseputaran halamanku
  • Angin yang sekonyong-konyong saja hadirnya
  • Dan bergerak secara tiba-tiba

Ternyata menurut pikiranku yang mencerna adanya kejadian tersebut, angin itu menyuruh manusia untuk beristirahat dengan caranya. Keyakinanku, peristiwa alam begini tidak merupakan peristiwa yang kebetulan, angin menyuruh manusia menjaga sehatnya, karena betapa mahalnya harga dari sehat tersebut.

Jika saja angin tidak datang aku akan bekerja menyapu halaman, lalu menyiram tanaman yang sudah dua hari tidak tersentuh air, apalagi jika sudah berhubungan dengan air dan tanaman, secara otomatis rasa kantukku akan hilang. Berarti aku akan terus langsung menyelesaikan pekerjaan dapur, dengan kesegaran semu aku akan terus melanjutkan pekerjaan dirumah, nah tentu saja dapat dibayangkan kemampuan dan pertahanan tubuh pasti menjadi menurun.

Kemungkinan HB merosot, tensi pun jadi ngedrop kepala pusing cenot-cenot, lebih menghawatirkan akan timbul sakit kepala yang menjurus pada Vertigo.

Aku sudah hafal benar dengan kondisi tubuhku. Tidak punya penyakit yang berarti, hanya harus melakukan merawat tubuh secara minum air yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang cukup dan beraktivitas yang cukup segalanya akan berjalan lancar dengan Doa untuk selalu mohon Ijin dan Ridho-Nya.

Seperti yang diketahui, alam dan manusia memang berhubungan erat, secara besar angin sangat menguntungkan dan adakalanya merugikan manusia hingga dapat menyebabkan petaka. Bukankah manusia hidup ini tergantung juga dengan angin?

Manusia banyak mendapatkan bantuan angin, misalnya,

  • Ketika udara panas menyengat kehadiran angin sangat menyegarkan
  • Kapal laut berlayar sangat membutuhkan angin
  • Petani dalam menghidupkan tanamannya membutuhkan tiupan angin segar untuk mendapatkan ogsigen.
  • Kincir angin untuk mendorong turbinnya berputar
  • Semua mahluk hidup yang ada di Bumi ini membutuhkan angin.
  • Hujan hadir, juga karena angin. Uap air yang ada didorong pada ketinggian, lalu mendorong gumpalan awan air pada suhu yang rendah.

Masih banyak lagi prilaku angin menguntungkan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.

Yang menjadi renunganku adalah, “Ternyata Angin dan Alam mau mengingatkan manusia dalam situasi negatif dan positif”dalam hal ini angin mengingatkan manusia pada hal positif  hingga memaksa manusia untuk tidak mengerjakan sesuatu dalam keadaan kelelahan panjang.

Terimakasih Ya Rabb . . . Dzat Yang Maha Penentu, Terimakasih Alam khususnya Angin, aku sudah terhindar dari kondisi kelelahan yang akan menimbulkan sakit yang berhubungan dengan kepala. Meski istirahat hanya sebentar, namu membuat badan menjaadi  segar.

Coba biasakan membaca tanda-tanda alam disekitar, dan yang terpenting adalah kita semua harus ikut andil dalam lestarikan alam semampu kita dengan tidak merusaknya, niscaya kita akan disapa oleh alam dengan hal yang positif. Kejadian inilah contohnya.

Salam Lestarikan Alam. Dan “Selamat Hari Anak Nasional”

-Ngesti Setyo Moerni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun