Dengan maraknya ketidak adilan bagi Perempuan dan Anak pada kondisi lemah, kondisi tidak mampu melawan dan tidak berdaya, sehingga mereka menjadi sasaran empuk bulan-bulanan predator kelamin yang tak bermoral dan berhati sangat kotor, termasuk juga predator pengeksploitasi perdagangan anak.‘
Dalam kondisi yang demikian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak [PP dan PA] mengajak “Perempuan kuat” serentak bergabung, sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk membantu mengatasi keadaan yang semakin memprihatinkan. Dengan terlibat aktif bersama partisipasi publik untuk pendampingan serta mengantisipasi dan pencegahan bagi korban dan calon korban, banyak cara yang dapat dilakukan misalnya bisa berbagi pengalaman serta inovasi terbaiknya menginspirasi sambil bersedekah ilmu berguna bagi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selama temu nasional, peserta dapat mengetahui secara pasti arah dan strategi program unggulan Kementerian PP dan PA.
Perempuan Kuat biasanya jarang berkeluh kesah, hanya berbuat dan terus berbuat, tidak gampang menyerah, juga memiliki prinsip kuat dan sudah teruji dengan pengalaman sehari-hari termasuk perempuan yang bangkit dari keterpurukan, perempuan kuat memiliki tugas rangkap serta ulet dalam kehidupannya.
Hal yang demikian itu juga diakui oleh kaum laki-laki bahwa ternyata perempuan lebih tahan banting dan lebih mampu berada pada suatu titik keadaan. Sebagai Ibu rumah tangga dan biasa mengerjakan tugas dobel, pekerjaan laki-laki pun mampu dikerjakannya, ingin tau? Coba diamati para isteri anda dirumah, kebanyak tidak cengeng bahkan mandiri serta mampu bertahan dalam kondisi apapun.
Misalkan saja dalam hal keseharian masih ikut juga mencari nafkah bagi keluarga, padahal harus mengurus dan menjaga anak-anak, menyiapkan untuk terpenuhinya sajian dimeja makan keluarga sebelum berangkat kerja, dapat memenuhi hidangan di meja makan meskipun keuangan dari suami tidak mencukupi, ada saja jalan yang ditempuh.
Yang penting hari ini ada makanan, entah esok itu urusan belakang, pikirannya terus berputar mencari pemenuhan kebutuhan keluarga. Kalau melihat keadaan yang demikian masih pantas kah perempuandi kasari dengan kekerasan?
Dengan berkumpulnya para wanita kuat di Jogyakarta atas undangan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak[PPdan PA] banyak masukan dan ide yang dapat disatukan untuk memenuhi tercapai target Program Three Ends, agar pada akhir tahun 2016 harus sudah bisa tercapai, yaitu meminimalisasi tindak kekerasan.
Disamping itu peserta acara temu Nasional nantinya turut membantu mempromosikan Program unggulan Kementerian PP dan PA yaitu “Three Ends” maknanya berusaha secara keras mengakhiri tindak kekerasan tersebut.
Jelasnya Program “Three Ends”bertujuan:
- Akhiri kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
- Akhiri Perdagangan Manusia
- Akhiri Kesenjangan Ekonomi bagi Perempuan
Acara Temu Nasional Partisipaasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak[PUSPA] 2016 pada Tanggal 30 Mei sampai dengan 1 Juni 2016 di Hotel Royal Ambarrukma Jogyakarta menunjukkan keseriusan Kementerian PP dan PA dalam menangani hal yang membuat hati miris, terutama bagi para ibu rumah tangga. Dalam hal ini yang bertugas menjaga keselamatan anak-anaknya pada jam kerja adalah ibu, untuk sementara para bapak mencari sesuap nasi demikian itu kodratnya.