Produk Bambu di Tangerang Selatan Diharapkan Jadi Pusat Perhatian Dunia. Sumber foto koleksi pribadi
Kota Tangerang Selatan yang usianya masih seumur jagung dibanding kota-kota tetangga lain, memiliki segala macam potensi dan kesempatan yang dapat dikembang-luaskan segala sesuatunya. Bakal bisa digali sampai kepada hal-hal yang dapat diharapkan menjadi sesuatu yang besar terutama dengan produk Bambu.
Bersama adanya kekuatan leadership yang kuat sebagai pendorong untuk pergerakan kreativitas kesiapan produk, ditunjang dengan kesiapan persediaan budidaya bahan dasar, semua faktor bertumpu kepada manajemen yang apik sehat, hal ini tentunya dapat diharapkan menjadi besar mengakar serta booming dan menjadi pusat perhatian.
Sudah banyak yang mengetahui bahwa tanaman bambu ini memiliki berbagai-bagai kegunaan:
- Tanaman Bambu keseluruhannya dapat bermanfaat dari akar hingga daunnya. Sudah banyak yang Dimulai dari akar, berguna sebagai penyaringan air keruh dan kotor menjadi bersih.
- Tunas muda dari bambu tertentu dapat dikonsumsi menjadi berbagai penganan dan lauk biasa disebut rebung.
- Batang berguna bagi berbagai-bagai kerajinan, dinding bangunan dan banyak lagi
- Daunnyayang utama menurut penelitian bermanfaat sebagai penyaring polusi udara terbesar kedua setelah tanaman trembesi. Masih daunnya dapat dijadikan penutup atap bangunan sebagai sirap. Berguna sebagai pembakar grabah.
Kejelian nenek moyang pada jamannya dahulu sangat mengagumkan karena sudah mengenal lalu dapat menggunakan bambu sebagai kerajinan untuk keperluan rumah tangga, dari keperluan peralatan dapur, untuk alat menanak nasi, pengaduk, tempat makanan, piring yang dianyam, tempat minum, yang biasanya digunakan untuk minum legen[air nira], rak-rak lemari hingga dinding untuk rumah sampai keatabnya semua dari bambu.
Beruntung penulis bertemu dengan Yoyo Budiman yang biasa dikenal sebagai Jalak Harupat di sosmed FB dan terbongkarlah semua kegiatan mengenai perbambuan yang memang sudah Go Internasional, bukan main besar keikutsertaannya dalam mengangkat tanaman yang sederhana namun memiliki arti yang sangat besar.
Mengapa penulis langsung sebut Go Internasional? Karena penulis menyaksikan sendiri pada saat ada di lokasi, Kepala ABN Yoyo Budiman dan rekan sibuk menerima kunjungan tamu dari Malaysia satu bus penuh, nah?
Mensyukuri Peringatan Hari Bumi se Dunia.
Peringatan Hari Bumi se Dunia yang jatuh pada tanggal 22 April 2016, dengan karya tanpa hura-hura Euforia ataupun letupan pidato yang membahana, tanpa kata ria mereka berjalan menyusuri tepian sungai sambil terus menanam bambu dengan kesungguhan dan keiklasan, keseriusan serta harapan akan hidupnya tanaman bambu yang sudah disebar dibantaran sungai Jelitreng di Tangerang Selatan. Sekali-kali terdengar suara obrolan ringan cekikikan para siswa ketika mereka bercerita lucu dalam iringan perjalanan menebar stek benih bambu pilihan.
Perjalanan menyusuri sungai ini mengingatkan penulis pada masa kecil, sangat suka bermain dan menyusuri sungai, entah, kagum saja melihat air bening mengalir sesuai kodratnya.Â
Melihat sungai yang masih asli, dengan tumbuhan rumput menghijau tanpa turab semen yang membelenggu bibir sungai menyiratkan jika kehidupan didalamnya, yaitu ekosistem yang ada tidak rusak dan berjalan mengikuti alur siklus kehidupan alam yang seadanya.
Perbincangan bersama Yoyo Budiman tentang lingkungan semakin mengasyikkan saja, secara blak-blakan bercerita, bagaimana tatkala perjalanannya mengawal wilayah Sungai Citarum dengan berbagai permasalahannya, sempat juga berurusan dengan tanaman anggrek secara masal dikembalikan ke alam/habitat nya, pada kesempatan acara penanaman anggrek secara besar-besaran dikota Bandung bersama Kompasianer Fajruddin Muchtar, hingga perjalanannya kini menjadi kepala ABN di Kota Tangerang Selatan.
Menurut Yoyok Budiman tentang perbambuan ini, berawal dari Banten, sudah mengawali terlebih dahulu dengan komunitas bambunya yang sudah berkembang yaitu Banten Creative Community,menggandeng beberapa Elemen masyarakat Komunitas-komunitas yang sehati nersama-sama bergerak pada lingkungan.
Inovasi mengenai kreatif dan seluk beluk bambu di Tangerang Selatan ini digagas oleh Mukoddas Syuhada Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman[DTKBP] juga termasuk permodalannya. Jelas Yoyo Budiman, kemudian pergerakan ini akan dibawa secara Go Internasional, untuk kesejahteraan para perajin, petani, pekerja dan semua yang terkait dan tersangkut dengan perbambuan, dalam era menghadapi MEA masyarakat Ekonomi Asia yang segera bergetar.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, kreatifitas semakin mudah terbangun, khusus tentang desain berbahan bambu bagi keperluan rumah tangga maupun bangunan rumah. Dengan demikian nilai ekonominya pun semakin tinggi bervariatif, karena dibarengi dengan tingkatan nilai seninya yang semakin menjadi daya tarik.
Tampilan sebagian hasil karya benda yang terbuat dari Bambu
Kegiatan yang menyangkut dengan perekonomian dan seni ini, sangat diharapkan oleh masyarakat dengan adanya peluang-peluang yang menjanjikan, asal, semua mau dituntut untuk bergiat secara serius, rajin ulet dan kreatif, tidak asal-asalan.
Ide yang mengacu kepada sumber hasil dari alam tanpa menimbulkan kerusakan, bahkan memperbaiki kondisi lingkungan didalamnya diantaranya kebersihan udara disekitar tanaman bambu. memperbaiki kualitas air disekitar sungai yang ditumbuhi pohon bambu. serta sebagai penyejuk.
Kegiatan adanya Taman Bambu Nusantara di Kota Tangsel ini bertujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat.
- Menggalakkan budidaya bambu secara serius, budidaya tanaman bambu ini sangat mudah, tanpa perhatian khusus, tentunya dengan pengarahan tertentu. Misalnya jenis tanaman bambu yang dibudidayakan, lokasi dan unsur tanah dan lainnya.
- Memberikan kesempatan kepada masyarakat menjadi pengrajin dan pengusaha kerajinan bambu dengan berbagai macam hasil kerajinan.
- Memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memperdalam mengenai seluk beluk dan permasalahan serta manfaat bambu, dengan kegiatan workshop tentang kerajinan bambu dengan mendirikan Akademi Bambu Nusantara.
- Lokasi ABN ini berada di depan taman kota 2, di taman tekno tepat dibantaran kali Jelitreng. Tangerang Selatan.
Ternyata segala sesuatu dapat menjadi sesuatu yang menjanjikan jika ditekuni secara sungguh-sungguh berdasarkan atas dasar kemauan yang keras.
Mari kita budidayakan tanaman bambu disekitar kita terutama dilahan-lahan yang kosong dan Bobo, untuk penanaman yang tepat guna dapat berkonsultasi kepada ahlinya, atau hadir saja ke Sarang ABN di kecamatan Setu. Depan Taman Kota satu Tangerang Selatan.
Masih di Peringatan Hari Bumi. Kita tunjukkan saja kiprah dan geliat untuk Bumi, bukan waktunya lagi hanya selalu gembar-gembor selalu menyalahkan apalagi menggurui harus begini harus begitu, kita ambil saja contoh dari siswa-siswi SMA 2 Tangerang Selatan dalam diam mereka berbuat.
Salam hijau!
-Ngesti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H