[caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"][/caption]Menulis di Kompasiana sekalian memantau keadaan yang ada diwilayahnya masing-masing, entah itu keadaan yang menggembirakan bagi masyarakat banyak, entah keadaan yang menghawatirkan masyarakat banyak. Tentunya jika hal yang wajib dikritisi sebaiknya diungkap saja, dengan fakta dan kondisi nyata tentunya.
Seperti yang terjadi pada jalur pipa gas, kekhawatiran para Kompapsianer tangsel, Gapey Sandy, Agung Han dan Ngesti Setyo Moerni[penulis] adalah kekhawatiran nyata dari kejadian yang sangat memprihatinkan namun sulit harus disampaikan langsung kepada siapa agar segera ditindak lanjuti.
Hal ini tentunya sudah lama berselang, penyampaiannya dengan gaya dan ciri khasnya masing-masing, namun pada dasarnya yang utama adalah kekhawatiran bagi keselamatan masyarakat banyak. [Disini ada beberapa artikel kekhawatiran dari Ngesti Setyo Moerni yang lalu]
Pasalnya bukan karena Pertamina membahayakan masyarakat, memasang pipa Gas dibawah tanah, tetapi masyarakat sekitar sepanjang pipa jalur gas yang tidak paham, tidak peduli atau masa bodoh dengan rambu peringatan pada radius jarak tidak aman sudah ditentukan, dengan tulisan peringatan yang tegas dan keras.
[caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"]
Menurut pengamatan penulis, pemagaran ini merupakan fase ke dua setelah Kompasianer Tangsel ramai-ramai melepas artikel di Kompasiana. Yang pertama ketika membebaskan jalur pipa gas dari lapak liar didaerah Pamulang Permai berdepanan dengan Kampus di Pamulang.
[caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"]
[caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"]
Miris melihat hari perhari perkembangan pembangunan dilahan Pertamina, sepertinya lahan tersebut tak bertuan. Beberapa waktu yang lalu Pertamina melakukan pemagaran di area Pamulang Permai dan pembuatan portal untuk kendaraan besar bertonase tinggi, bersyukur kemudian portal besar dipasang sehingga truk dan mobil angkutan suplay ketoko-toko dengan truk besar sudah tidak lagi berlalu lalang dan mondar-mandir disana. Kami mengikuti terus perkembangan yang ada di pipa jalur gas, sambil melempar artikel kekhawatiran.
[caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"]
Usaha untuk menyampaikan kekhawatiran ini sudah sering ditempuh dengan selalu menkomunikasikan kepada pihak terkait di Pemerintahan Kota, bahkan dengan pihak Pertamina perwakilan dari SKK Migas dan lainnya.
Wajib diketahui jalur pipa gas yang melalui Kota Tangerang Selatan, banyak berdiri dan dihuni oleh para pengusaha kecil menengah itu
- Bertekanan tinggi, dengan jalur panjang mencapai ratusan kilometer jurusan Cirebon – Cilegon.
- Kedalaman pipa hanya 3 meter.
- Sudah berusia sekitar 40 tahun[pemasangan sekitar tahun 1975
- Dapat terjadi perubahan kedalaman pipa yang tadinya 3 meter sewaktu-waktu dapat berubah, berkurang dari 3 meter disebabkan kepadatan tanah karena tekanan dan oleh hal lain.
[Info dari H. Nawi Sanawab] Petugas Lapangan Pertamina yang mengawasi pekerjaan pemagaran.
Dapat dibayangkan kejadian apa yang sedang mengintai jika perilaku masyarakat sekitar bertambah beringas untuk menduduki lokasi tersebut.
Kebakaran Besar beberapa meter dari lokasi jalur pipa gas,
[caption caption="Sumber gambar dari sek PKK melalui BB"]
[caption caption="Sumber gambar dari sek PKK melalui BB"]
Dengan adanya kejadian ini, keadaannya sudah tidak main-main lagi, ini merupakan peringatan keras dari alam yang tanpa kita sadari.
Bersyukur petugas pemadam kebakaran sigap dan api dapat segera diatasi. Menurut pak H. Nawi Sanawab, dari Pertamina berjaga selama 24 Jam dengan kejadian tersebut.
“Ada hal darurat yang dilakukan jika terjadi hal yang tak diinginkan” Katanya itu Pertamina bagian tehnik yang tahu.
“Maka dari itu saya berjaga dan memonitor keadaan tersebut dengan was-was” Ujarnya dan masih banyak cerita dari petugas lapangan tersebut.
Mendapat berita kebakaran dijalur pipa gas, penulis sempat panik, ini peringatan bagi pertamina dan masyarakat sekitar jika kejadian kebakaran ini diabaikan, sudahlah peringatan berikutnya bisa jadi sebuah kejadian yang tak diinginkan oleh banyak orang.
Dan ternyata Pertamina tanggap dengan adanya Peringatan kebakaran yang terjadi. Sekarang bangunan liar sudah dibongkar dan jalur pipa gas dipagar.
“Apakah pemagaran hanya didaerah Unpam saja Pak?” tanya penulis, saat penulis ngobrol dengan dia, disaat pemagaran masih disekitar Unpam dan SMK Sasmita.
"] [/caption][caption caption="sumber gambar koleksi Ngesti S M"]
Sungguh penulis berasa lega jika demikian karena minimal masyarakat tau Pertamina bisa tegas dalam mentrabkan peraturan, terbukti ketika dilakukan pembongkaran Lapak-lapak liar, Pertamina berkoordinasi dengan Pemerintah daerah setempat mengajak Pol PP dan aparat terkait dihari Senin tanggal 29 Februari 2016 lalu berjalan secara damai tidak ada gejolak yang menghawatirkan.
Alhamdulillah sekarang sudah tenang, satu hal yang menghawatirkan dilingkungan disekitar sudah teratasi dengan damai dan lancar dalam mengantisipasi bencana Lingkungan.
Inilah gunanya menulis turut mengkritisi segala sesuatu yang tidak layak mengancam jiwa masyarakat dan terus berusaha menjaga pelestarian Bumi dengan semampunya.
Terimakasih pak H. Nawi Sanawab dan temannya, dua petugas lapangan, sudah berbagi info tentang Jalur Pipa Gas dikala hujan deras di dalam lapak tukang las disamping jalur pipa gaas.
-Ngesti Setyo Moerni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H