Ketika seseorang putra daerah berhasrat membantu membangun Banten supaya lebih maju melalui Pariwisata khususnya kepada dunia luar dengan mengangkat momentum pernikahan yang diadakan di cagar budaya. Dengan demikian keberadaan peninggalan sejarah daerahnya sedikit banyak dapat disebar luaskan.
Atas dasar keprihatinannya dengan keadaan yang kotor dilingkungan situs ini, merupakan semakin kuatnya Nury Sibli untuk berniat membersihkan Situs Kaibon ini, tentunya tidak ujug-ujug saja bebersih tanpa ada sesuatunya sekaligus bersamaan dengan rencana akad di sana. Dengan memangkas rumput liar yang ada di Situs Kaibon, menyumbang tempat sampah agar sampah dari pengunjung tidak berserakan.
 Banyak masalah lingkungan disekitar Situs seperti,:
- Adanya coretan didinding-dinding situs
- Adanya Jamban sangat kumuh serta rumah liar dibangun diatas sungai
- Adanya pakaian warga yang diljemur dipagar situs,
- Adanya sampah yang berserakan karena tidak adanya fasilitas tempat sampah
- Adanya binatang ternak yang dilepas secara liar, dengan meninggalkan tinja meski kotoran tersebut bagus untuk pupuk, namun jika tidak dikelola secara benar akan membuat geli para pengunjung.
- Kurang terperhatikannya fasilitas di Toilet umum
Kebetulan mereka adalah warga asli yang masih kerabat dari Kesultanan Banten, almarhum Abahnya seorang Kyai dikenal banyak Masyarakat disana dan mempunyai pesantren.
Mempromosikan situs Kaibon dalam balutan dekorasi cantik semarak bunga yang tersebar dengan sendirinya menambah indah situs Kaibon tersebut. Kebetulan lagi mereka adalah wartawan senior, hanya itu yang mereka dapat lakukan untuk membantu keberadaan daerahnya.
Menurut sumber langsung dari Nury Sybli ide ini ada karena sebuah keprihatian sebuah situs yang kurang terperhati. Dengan memotret kawasan yang sudah didandani dengan dekorasi yang wah, tentunya membuat Kaibon semakin semarak terlihat, pada dasarnya memang kondisi Kaibon yang ada dengan kehijauan rumput terlihat indah kontras dengan bangunan yang tinggal puing berdiri.Â
<=>
Semoga Situs Kaibon ini segera mendapatkan bantuan dana untuk pembenahan, dengan dikembalikan seperti adanya diberi atab-atab serta tembok yang roboh di susun ulang. Hingga dapat berdiri megah. Tidak lupa ditambah sentuhan tanaman hias dan bunga klasik yang ada pada masanya, aliran sungai pun dinormalisasikan tiada bangunan liar yang menambah kekumuhan yang ada di Situs Kaibon tersebuit. Pada akhirnya pengunjungpun dapat membayangkan kembali jaman keemasan yang pernah dialami para Leluhur Kesultanan Banten dimasa lalu.
Paling tidak, dapat mencontoh Bangunan candi yang lainnya seperti Borobudur, Prambanan, dimana lingkungan Komplek Radius sekitarnya rapi dan bersih. Tulisan ini merupakan kekaguman penulis terhadap peninggalan sejarah di Negeri ini.
-Ngesti Setyo Moerni
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI