Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untung “Tol Cipali” Sudah Beroperasi, Mudik Hemat Waktu, Langsung Brebes

13 Juli 2015   01:13 Diperbarui: 13 Juli 2015   01:13 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Memperpendek waktu tempuh dalam perjalanan memang menjadikan segala sesuatunya menjadi menyenangkan, tidak melelahkan, termasuk mengirit biaya, bensin dan jajan keperluan camilan dijalan. Ini yang terjadi jika berkendaraan melalui jalan Tol terpanjang di Jawa saat ini, diperlukan ekstra konsentrasi hati-hati apalagi jika pertama kali melalui jalan Tol Cipali.

Biasanya karena belum mengenal titik point yang perlu diperhatikan dan diwaspadai, misalkan seperti belokan tajam, perlu diperhatikan pula tentang dorongan angin dapat membuat sesuatu yang tidak dapat disangka-sangka. Hal yang demikian ketika situasi hari biasa, tidak dengan hari-hari mudik, masih dapat dimaklumi. Pada saat masih meraba-raba pada jalan yang baru tersebut tidak langsung tancap gas dan mengemudi sangat perlahan yang begini tidak sesuai sesuai ketentuan dari Tol Cipali menegaskan tidak diperkenankan memacu mobil kurang dar 60 km/jam. karena jalan tersebut memang direncanakan bagi kecepatan khusus. Demikian pula jika menjalankan lebih dari 100 km/jam.

Batu Bleneng di Tol Cipali mengundang tanya

Merupakan cerita tersendiri jika di Tol Cipali ini ada batu yang bertengger di pucuk bukit, kemudian disampingnya terdapat pemakaman umum, apakah ada cerita mistis disana mengenai hal batu Bleneng ini. Wallahu A'lam bishawab. Melihat batu besar bertengger demikian selalu hanya bisa memuji Kebesaran Sang Maha Pencipta. Tol Cipali ini tidak memiliki tikungan tajam, tanjakan dan turunan hebat serta belokan yang menggigit, semua landai saja lurus tanpa tantangan namun hal ini justru perlu kewaspadaan tinggi, terutama mengundang kebosanan hingga menyebabkan kantuk. Ketika kantuk menyergap lebih baik segera beristirahat sejenak ditempat area peristirahatan agar tubuh kembali bugar ketika meneruskan perjalanan nantinya.

 

 

 

 

Pulang mudik dengan kendaraan pribadi yang paling enak adalah mengambil waktu setelah usai makan sahur lalu selesai sholat subuh, segala sesuatunya masih sangat segar, udara diluarpun masih terasa ranum sejuk, mata tidak silau oleh tatapan mentari, dengan demikian pada saat membawa kendaraan di lintasan jalan Tol sepanjang perjalanan badan masih benar-benar segar tidak akan diserang kantuk. Meski hari yang luar biasa seperti mudik lebaran kini tentunya jalan Tol menjadi sangat padat tetap saja masih ada keuntungan jika dibanding menyusuri jalan biasa, yang pasti banyak hambatannya.

 

Beruntung bagi pengguna transportasi darat di pulau Jawa ini

Perjalanan dari ujung barat pulau Jawa kearah ujung timur Jawa melalui jalan bebas hambatan, diawali dari Tol Merak Banten-Serang langsung menuju Tol Cikampek, lanjut Cikopo-Palimanan Kanci di Cirebon menuju Brebes, stop disitu pejalanan di jalani dengan jalan biasa, kemudian Semarang sudah ada Tol yang menghubungkan Jawa timur dan Jogyakarta maupun Solo melalui Ungaran namun pada saat ini masih belum menyatu benar, masih terputus-putus. Rencana PUPR akan segera menyelesaikan Tol yang terputus-putus ini menjadi kesatuan Tol Trans Jawa. Wow, bukan main nyaman dan kemudahan yang didapat kedepan untuk masalah fasilitas transportasi perjalanan darat.

Perlu angkat Topi bagi Pemerintah yang tidak lepas perhatiannya terhadap infrastruktur bagi kepentingan ekonomi, budaya maupun politik pada umumnya di Negeri ini, semua membutuhkan jalan yang nyaman dan cepat didarat. Hanya terkadang pemberitaan yang agak menyimpang menggiring opini publik bahwa hal yang dilakukan Pemerintah terkadang tidak padu alias pemborosan, tentu itu kata media sosaial yang melenceng kurang beban pemikiran bagi kebersamaan dan kepentingan umum.

 

Biasanya menurut perhatian penulis, jika ada jalan baru pasti menimbulkan banyak korban, mengappa? Karena para pengguna jalan ini kurang menyadari bahwa seharusnya mereka mempelajari terlebih dahulu situasi jalan yang baru, nyatanya tidak demikian mereka merasa sudah menguasai jalan baru tersebut dan menggunakannya dengan tidak memperhatikan rambu yang tertera pada lokasi jalan tersebut. Karena belum mengenal titik point yang perlu diperhatikan dan diwaspadai, misalkan seperti belokan tajam, perlu diperhatikan pula tentang dorongan angin dapat membuat sesuatu yang tidak dapat disangka-sangka. Hal yang demikian ketika situasi hari biasa, tidak dengan hari-hari mudik, masih dapat dimaklumi. Pada saat masih meraba-raba pada jalan yang baru tersebut tidak langsung tancap gas dan mengemudi sangat perlahan yang begini tidak sesuai sesuai ketentuan dari Tol Cipali menegaskan tidak diperkenankan memacu mobil kurang dar 60 km/jam. karena jalan tersebut memang direncanakan bagi kecepatan khusus. Demikian pula jika menjalankan lebih dari 100 km/jam.

Ini kenyataan, penulis perhatikan bahwa setiap ada jalan baru pasti banyak terjadi kecelakaan yang pada akhirnya mereka masyarakat awam beropini menyalahkan penyelenggara pembuat jalan hingga menyebar isu pada hal-hal mistis penunggu jalan tersebut yang tempatnya diobrak-abrik untuk dijadikan jalan tanpa memindahkan penghuni mahluk halus tersebut ketempat yang layak. Hal-hal yan begini terkadang menyangkut kesalahan persepsi sering menjadi bisik-bisik yang tidak masuk akal. Yang ada kebanyakan adalah human error, kelalaian para pengemudi yang bisa berakibat mencelakakan kendaraan lain yang tidak meleng menjadi korban. Seperti kondisi kendaraan yang kurang layak untuk dilankan di jalan bebas hambatan secara panjang, sungguh sangat fatal jika pengemudi serta pemilik kendaraan tidak memperhatikan kelayakkan kendaraan serta kesiapan mental pengemudinya sendiri, misalnya baru bisa mengendarai kendaraan sudah berani menyusuri jalan Tol dengan kecepatan sangat tinggi. Sebaiknya semua harus bercermin sudah siap dan layakkah jika ingin menjalankan kendaraan keluar kota dengan tanggungan dari jiwa manusia yang banyak, mari saling mawas diri, agar dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan bebas hambatan khusus yang terpanjang di Jawa tersebut.

 

 

 

 

Pemerintah sudah merespon keinginan masyarakat umum dengan menyelenggarakan fasiltas jalan bebas hambatan, berikut kaitannya seperti jembatan sebagai penunjang terselenggarakannya jalan yang baik, berikut kebutuhan rest area yang multi fungsi dan penunjang yang lain, masyarakat tinggal menikmati dan menjaga keselamatan diri sendiri dan rombongan keluarga jika bersama rombongan, dan berhati-hati dijalan. Dengan adanya Tol Cipali pelaku arus mudik diuntungkan dengan hemat waktu dan hemat lainnya yang terkait dengan kebutuhan perjalanan.

Kesadaran yang demikianlah jika dimiliki oleh semua pengguna jalan bebas hambatan niscaya kecelakaan lalu lintas pada umumnya dapat diminimalisir dan ditekan sehingga akan jarang sekali berita kecelakaan di Jalur bebas hambatan. Semoga.

Selamat melakukan perjalanan mudik, hati-hati dijalan.

 

-Ngesti Setyo Moerni

 

 

Artikel sebelumnya tentang "Tol Cipali" ada disini

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun