Siang terasa gerah, uang dikantong menipis, nafsu makan jadi berkurang, jika harus jajan dengan uang pas-pasan yang terbeli cukup makanan pinggir jalan yang mungkin kurang bersih atau asalan cara masaknya, maksudnya, cara nyucinya atau bahannya yang kelas kambing alias super murah biar harga jualnya bisa murah, mereka belanjanyapun ketika pasar sudah mulai kukut, yang dipasar tinggal sayuran yang sudah mulai layu dan ayam pun sudah mati kemaren. Hiiiiii … untung aku tidak makan ayam negeri amis gak suka.
Puyeng, aku naik keteras atas rumahku, biasa, disana ada halaman kecil tempat aku bercocok tanam dan tempat itu juga merupakan tempat pelarian ketika kepala pusing ringan dan biasanya aku suka dapat inspirasi menulis dan giat apa saja karena berkat persahabatanku dengan tanaman, nyatanya membuat semangatku kembali pulih nan segar, puyeng kepala hilang kembali ketika turun dari atas tempat tanaman sayur dan segala macamnya sampailah menemukan ide membuat makan siang nasi goreng daun mengkudu [padahal diatas tempatnya sangat keciiiil loh]
Kebetulan siang itu aku lagi malas makan siang, ketika mataku menatap daun Mengkudu, tiba-tiba selera makanku membuncah. ”Ya aku ingin makan nasi goreng daun mengkudu” dan ketika mataku menatap tanaman kunyit di polybag timbul seleraku “Aku ingin makan nasi goreng kunyit” Ahhhh besok aku ingin makan nasi goreng kunyit yang nikmat!
Aku memang suka menyapa tanaman-tanamanku ujud sapa kasih misal membantu melepas hama kutu-kutu yang melekat di daunnya, menyiram, memberi pupuk. Kalau lagi pusing ajak ngobrol tanaman, aduk-aduk tanahnya, gunting dahan dan daun yang sudah menguning serta mengering, agar sel-sel baru segera mengganti sel yang rusak hingga muncul trubus daun muda yang kemudian cemerlang hijau tua, mengkilap.
Tanaman akan suka diperlakukan seperti itu, mungkin seperti manusia digunting kuku dan rambutnya. jadi tampak bersih dan terasa segar, demikian pula halnya dengan tanaman. Terbukti kepala pusing aku segera hilang plengggg . . . . dan segar rasanya. Terapi ini selalu aku lakukan, karena tanaman selalu mengeluarkan energi positif yaitu oksigen segar yang sangat dibutuhkan oleh paru-paru manusia sehingga otakpun mendapatkan cukup asupan oksigen yang diantarkan dari paru-paru tersebut maka dari itu puyeng kepala perlahan menghilang. Ini take and give namanya.
Hal semacam ini juga termasuk peristiwa saling memberi dan saling menerima, nafsu makanku timbul ketika aku melihat tanaman yang segar menggoda, lalu ada ide masakan yang tiba-tiba mengelebat di dalam otakku membuat aku sangat berselera. Daun mengkudu segar dan tinggal dipetik kemudian cabe rawit lengkap dihalaman atas selalu menggoda pedasnya, semua bahan tersedia, nah apalagi?
Sréng, sréng . . . sréééééng dalam sekejab nasi goreng daun mengkudu sudah jadi, uenakkkk, gurih, tidak terasa pahit dan pedes sekali . . . tapi tunggu dulu anda jangan coba-coba ikut makan nasi goreng yang ini ya, karena ini nasi goreng untukku pedes, dengan 20 buah cabe rawit, mungkin anda tak kuat karena nasi goreng ini spesial. Kalau untuk anda paling banter diberi 5 buah cabe rawit saja ... hmmm.
Sambil menyiapkan nasi goreng Mengkudu, kunyit dan kencur yang aku tanam di polybag, aku blender beri sedikit jahe setelah disaring tambah madu asli es batu, Wow . . . . Nikmat sekali. Makan siang sederhana tapi mengandung manfaat ataupun khaasiat obat, semakin enak saja tubuh ini rasanya.
Kenyang ya, makan nasi goreng daun mengkudu minuman kesegaran kunyit kencur, membuat lendir ditenggorokan mencair jadi batuk berkurang. Termasuk kolesterol tekanan darah ikut stabil. Makanya meski usiaku sudah senior alias tua, InsyaAlloh aku selalu bugar dan siap bekerja apa saja, sampai larut malam tidak merasa lelah karena minuman kesegaran dan makanan kesehatan sudah siap ada dihalaman rumahku, gratis, yang tidak gratis adalah Kemauan, Niat dan Tekun.
Tanaman Empon-empon seperti kencur, kunyit, jahe dan kunyit putih ini ditanamnya tidak perlu wadah/ pot yang bagus, cukup ditanam diPolybag maupun di tempat barang-barang bekas seperti talang. Tanaman-tanaman ini akan servive dengan sendirinya, yang penting adalah cukup tersedia media berisi campuran pupuk organik air dan matahari. Tidak minta perlakuan khusus pula, biarpun demikian manfaat dan khasiatnya, Wow . . . sekali.
Dengan semakin beragamnya tanaman dirumah, aku semakin beringas untuk menanam sayur dihalaman kecil rumahku karena dipasar, sayur mayur mahal, kalau begini semuanya tinggal petik dalam keadaan mendadak bersih, tidak terbawa kotoran, dengan rasa segar dan manis karena menggunakan pupuk organik buatan sendiri.
Mari, ingin mencoba . . . . silahkan dari halaman sendiri yang sempit tapi masih bisa bermanfaat segala manfaat, merasa kenyang dadakan dari petik kangkung sendiri, ingin oseng pepaya jepang atau Gedi, tinggal petik, ingin bikin minuman jeruk nipis tinggal petik. Kurang apalagi? Kurangnya bagiku adalah halaman rumahku hanya sempit saja, jadi tidak bisa menghasilkan sayuran yang banyak dan tidak bisa sampai menjadikan penghasilan tambahan atau berbagi banyak kepada yang butuh. Kepinginnya sih, sambil bertani sambil menghasilkan dana tambahan serta berbagi. Ya sudahlah segala sesuatunya sudah tersedia di halaman yang sangat sempit ini.
Semoga kemauan, niat dan tekun ini akan menulari anda yang belum mau meracik tanaman dihalaman rumah anda masing-masing.
Salam Mari Menanam!
-Ngésti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H