Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Masuk Warung Remang-Remang

21 Mei 2013   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:14 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat di dalam mobil tertawa-tawa dan membahas kelakuan kawan-kawan yang aneh lucu masa lalu dan membuat suasana semakin riuh saja empat cuca Rowo berkicau, tiba-tiba mobil kami terjeblos lubang jalanan yang cukup dalam, suaranya keras sekali, sementara mobil berlari dengan kecepatan cukup tinggi, lubang itu tertutup oleh genangan air, tidak terlihat dari jauh bahwa genangan itu ada lubang, tidak terlalu dalam, tapi tetap saja ban mobil kami sampai pecah.

Semua berteriak terkejut. Cuca rowo yang ada didalam mobil ketakutan dan panik.

“Ngesti … terus piye iki?? Mana sudah gelap dan hujan lagi” bahkan Cuca rowo yang satu sudah mulai menangis ketakutan. Jujur hati sempat berkebit juga bagaimana perasaan tidak kebat-kebit. Lokasinya tidak memungkinkan untuk membongkar ban, bisa-bisa disatroni orang tak dikenal, ditengah kebun penduduk, tidak ada sesiapa pun?

Karena seringnya menghadapi keadaan darurat pada pengalaman ketika bekerja di Penerbangan sebagai Flight-Attendant, keadaan seperti itu tidak terasa terlalu merisaukan. Nyali ini sudah teruji (asal jangan di uji dengan situasi computer yang error, tulisan artikel tiba-tiba menghilang terpotong sebagian sehingga penyampaiannya tidak memenuhi target isi penyampaian, membuat panik saja.... hmmmm).

Kuputuskan saja mobil harus tetap berjalan perlahan, mencari tempat berteduh untuk membongkar dan mengganti ban, paling korban satu ban hancur dan velk bengkok, dari pada bertemu tamu tak dikenal, yang pasti terhindar dari segala sesuatu yang tidak di inginkan.

“Sudah tidak usah menangis, lebih baik berdoa” saya usulkan pada cuca-cuca rowo didalam mobil, yang pada gundah.

Agak lumayan jauh perjalanan, baru terlihat seberkas sinar dengan lampu temaram, ternyata warung. Begitu mobil kami parkir, kami semua terkejut, ada beberapa wanita berdandan menor dengan pakaian yang aduhai seksi. Teman-teman semakin ribut, “Ngesti kita keluar lagi saja, itu warung remang-remang, tempat mangkalnya wanita kupu-kupu malam” celoteh mereka, suara larangan mereka terdengar seperti kaum ibu sedang memarahi anak-anaknya, berdengung seperti kumbang.

"Sudah! Mau nginap di Hutan apa di Hotel?" teriakku "Aku yang memutuskan segala sesuatunya, kalau gengsi menginjakkan kaki di tempat ini semua didalam mobil saja, ga usah turun! ini keadaan darurat tidak usah memakai gengsi." Geli saja seperti skenario sinetron, atau cerita pendek.

Pertama-tama, kulonuwun kepada yang punya warung. Mamih-mamih, senyum-senyum sambil mengulum batang rokok dibibirnya. Di hutan begini ada mamih. Pingin ngobrol sama para wanita yang bahenol seksi disitu, tapi tugas kerja membongkar ban menunggu. Karena PDKT (pendekatan) kita bagus mereka welcome saja bahkan menawari kami minum.

Semua tidak ada yang berani turun bahkan membantuku pun tidak berani. Hati nuraniku berkata. “Sudah niat ingsun dan Bismillah” sambil berbasah-basah mulailah montir dadakan beraksi, dengan di bantu oleh tukang parkir anak kecil, hanya kusuruh membantu menggotong ban serep dan memayungi.

Didalam warung, wanita-wanita cantik itu cekikikan, mentertawaiku menjadi tukang ban atau dia punya bahan untuk cekikikan, entah kagum entah melecehkan. Masalah buat dia?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun