Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bersama Walkot Tangerang Selatan Ngariung ngomongin Lingkungan tuntaskan Banjir di Perumahan BPI

15 Mei 2015   21:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperingati Hari Air se Dunia . . .

Jumat pagi itu dengan bersepeda Walikota Tangerang Selatan tiba di Perumahan Bukit Pamulang Indah [BPI] Kelurahan Pamulang Timur, tanpa pengawalan mobil nguing-nguing, hanya bersama pentolan SKPD terkait, antara lain Kepala Dinas Bina Marga & Sumber Daya Air, Kepala Badan Lingkungan Hidup, DKPP, Camat dan Lurah Pamulang Timur setempat ngariung pagi atas undangan warga Rt 01, Rw 04 Bukit Pamulang Indah[BPI] Tangerang Selatan untuk mendengar keluhan warga yang tertimpa langganan bencana banjir, sambil mengadakan kegiatan bersih-bersih Selokan Kali dan Sungai.

14270768361431842158
14270768361431842158

Sejak menjadi Walikota Tangerang Selatan, jadwal kerjanya dengan gebrakan bersepeda ke daerah-daerah sudah lama dilakukan, dengan menelusuri kampung dengan bersepeda bisa mengetahui persis permasalahan lingkungan yang ada di Wilayah kerjanya. Hari Jumat acara Jumsih [Jumat bersih] selalu dilaksanakan termasuk hari Sabtu dan Minggu, biasanya hari Minggu berada di acara Car Free Day juga tetap bersepeda. Terpancar semangatnya yang tinggi untuk menjamah kampung-kampung menghidupkan kembali suasana yang tadinya kumuh menjadi hijau bersih sehat.

oOo

Mari kita tengok Wajah Bukit Pamulang Indah sekitar tahun 2009 sebelum terjadi Pemekaran menjadi Tangerang Selatan, lusuh kumuh meski penghijauan terus berkibar.

1427076942840991020
1427076942840991020

14270838311412382519
14270838311412382519

Bukit Pamulang Indah adalah sebuah Perumahan yang menjadi langganan banjir parah dari setiap curah air dari langit yang melebihi daya tampung daerah Perumahan tersebut. Pada waktu Pemerintahan Kabupaten Tangerang warga menunggu puluhan tahun tidak pernah tersentuh sehingga jalan Utama diperumahan seperti kubangan kerbau. Sebagian warga bahkan banyak yang bergotong royong memperbaiki dan mengaspal jalan didepan rumah secara swadaya dengan cara mengkredit alias mencicil. Itu terjadi di era 90 an disebagian Rt-Rt termasuk penulis. Tetapi kalau membayar secara swadaya jalan utama, kami warga tidak sanggup dan tidak mampu saking luas dan panjangnya, siapa yang mau dan mampu? mahal sekali membangun  jalan utama secara swadaya.

Pernah pada waktu itu jalan diperbaiki oleh Pemerintah Tangerang karena permintaan khusus, lokasinya didepan rumah Pejabat yang kebetulan tinggal di Perumahan BPI. Ketika itu yang diaspal tidak banyak, dimulai dari pintu masuk Blok F, sampai ke Blok B Bukit Pamulang Indah. Kebayang warga yang sudah berjuang lama mengharap sekali pengaspalan berlanjut ke Jalan Utama Blok A. agar masyarakat nisa merasakan jalan yang mulus.

Teringat sekali pada waktu itu ketika kami berjuang minta pengaspalan berlanjut, kami rapat warga berkali-kali hingga sampai  seperti pengemis membawa-bawa proposal, bersama kawan-kawan warga penghuni yang peduli jalan, banjir dan  lingkungan, ke Pemerintahan terkait di Kabupaten Tangerang, saking inginnya jalan utama di perbaiki. Ada janji-janji juga disana, tetapi tetap saja ya namanya janji hanya tinggal janji.

oOo

Merasakan senang begitu ada pemekaran Wilayah Tangerang  menjadi Kota Tangerang Selatan dan sekitar tahun 2011, kami warga Bukit Pamulang Indah bersyukur tercapailah keinginan yang sudah sangat lama dinanti bisa menikmati jalan mulus layaknya tinggal di Perumahan Real Estate.

14270846102036207440
14270846102036207440

Sebenarnya Hj. Airin Rachmi Diany SH. MH. sering datang ke BPI secara tiba-tiba ketika banjir melanda, ngontrol dan melihat secara langsung kejadian banjir bersama Kepala Dinas Bina Marga & Sumber Daya Air serta BLHD. Pada waktu melewati banjir sempat diteriaki warga, “Banjir woi banjiiiiiir” seketika bu Wali langsung berhenti dan turun menyapa warga, menampung aspirasi yang teriak tadi, menurut cerita temen penulis  terkejut dan tidak menyangka bu Wali mau berhenti dan menyapa korban banjir, kebetulan teman penulis kurang mengikuti perkembangan apa sebab banjir semakin parah.

Sekarang ini sudah banyak warga yang mampu meninggikan rumah mereka dengan dana masing-masing, setinggi batas melebihi ketinggian air yang hadir setiap hujan deras nan lama.

Tampak pada sebagian gambar dibawah ini Pemerintah Kota Tangerang Selatan sudah melakukan beberapa hal untuk penanggulangan banjir serta perbaikan jalan di Perumahan ini.

1427079085285284696
1427079085285284696

14270791401267921504
14270791401267921504

1427079186985845319
1427079186985845319

Pada penanggulangan banjir yang berjalan sudah banyak dilakukan dengan berbagai cara antara lain:


  • Pembuatan sodetan dari depan Perumahan hingga kebelakang
  • Membuat Tandon air raksasa dengan sistem pemompaan
  • Mengeruk sungai-sungai yang ada didalam Perumahan
  • Meninggikan penurapan sungai agar air tidak meluber kejalan
  • Meninggikan jembatan besar dan kecil yang ada di BPI agar air lancar mengalir
  • Meninggikan jalan dengan system pengecoran, agar jalan tidak terendam air

“Meski banjir masih belum bisa ditanggulangi, kami masih terus berusaha untuk menangani banjir disini semoga bisa tuntas” Kata Ibu Wali Kota

“Diharapkan kesabaran warga semakin lapang, karena kami juga tidak tinggal diam” Ujarnya pula.

Selain banyak menerima masukan dari masyarakat bu Wali Kota berpesan agar masyarakat juga turut membantu Pemerintah dengan menyikapi masalah sampah dengan mengolah sampahnya dirumah masing-masing dan membuka Bank Sampah di Rt/Rw. Paling tidak membantu mengurangi setoran sampah ke TPA.

Dikatakan selanjutnya akan terus mencoba membongkar akar permasalahannya, antara lain melebarkan sungai, menuntaskan tempat pemancingan yang sudah terkotak-kotak oleh warga sejak turun temurun dihulu Situ Pamulang tempat air Sungai harus bermuara.

Di Hulu yang mendekati Situ/Danau, sungai banyak digunakan warga untuk kolam pemancingan ikan dan dipetak-petak, inilah sumber malapetaka penyebab banjir utama di BPI karena terjadi penghambatan kelancaran air yang menggenang[setinggi dada manusia dewasa] di Perumahan BPI dengan adanya pemancingan lebar sungai menciut, arus air yang menuju ke Muara Situ Pamulang tidak lancar.

14271008641298265936
14271008641298265936

Sepengetahuan penulis daerah Pemukiman Perumahan Bukit Pamulang Indah [BPI] ini dulunya sebagian memang kurang layak menjadi rumah tinggal. Di era 80 an saat mulai pembanguan perumahan BTN ini dilakukan secara besar-besaran, dengan hektaran luas tanah banyak rawa-rawa disana kemudian diuruk sekenanya tidak sesuai aturan Pal Banjir. Pengurukan rawa tersebut hanya dipatok dengan bambu saja, ketinggiannya sesuai dengan cekungan yang ada disekitar rawa tersebut, tidak ditinggikan sejajar dengan tanah aslinya, hampir sebagian wilayah BPI adalah rawa.

142725806165396216
142725806165396216

Menurut pengamatan penulis, penyebab banjir yang tidak bisa tuntas ditangani karena, :


  • Bukit Pamulang Indah merupakan daerah cekungan, seperti mangkok penadah air
  • Kesalahan Pal Banjir oleh Developer, seharusnya ketika membangun Perumahan ini dilakukan pengurukan sekitar 150-200 sentimeter
  • Ada sekitar 6 sungai masuk meliwati Bukit Pamulang Indah.
  • Terdapat banyak sekali selokan kecil dari luar perumahan yang lokasinya lebih tinggi sekitar 200 centimeter.
  • Air yang menuju Danau/Situ sungainya menyempit, karena dipetak-petak untuk tempat pemancingan ikan, dengan sendirinya menghambat lancarnya air dari BPI
  • Banyak resapan di hilir yang diuruk untuk dijadikan bisnis property dan Ruko, Biasanya air singgah dulu diresapan dan tertahan disana.
  • Banyak bangunan Properti yang selokannya di masukkan ke sungai yang ada di BPI, dengan sendirinya air hujan yang biasa mangkal dikebun diserap oleh tanah, karena tidak adanya resapan air hujan langsung masuk ke Sungai.

Nah sekarang terasa sekali Pemerintah Tangerang Selatan menerima beban dengan pengeluaran anggaran yang besar untuk memperbaiki masalah saluran air yang disebabkan oleh ulah Developer pengembang yang serampangan membangun perumahan tanpa memikirkan kaidah-kaidah tata lingkungan. Terlihat disini Pengembang memang hanya mementingkan keuntungan semata. Misalkan saja dengan membeli tanah resapan rawa-rawa yang sangat murah dengan modal pengurukan bisa menjadi harga tanah yang akan dijual menjadi tinggi

14270778591275211605
14270778591275211605

Yang perlu diperhatikan sekarang perketat perijinan bangunan yang tidak sesuai Tata Kota yang sangat merusak lingkungan.

Bu Wali juga menyampaikan bahwa,  “Jalan-jalan yang menjadi tanggungan Tangerang Selatan, diusahakan untuk diutamakan pembangunannya”

“Sedangkan jalan utama yang sekarang sedang rusak parah itu adalah jalan Propinsi artinya yang bertanggung jawab membangun jalan adalah Propinsi”Oh begitu ya . . . Bener perkiraan penulis, tidak mungkin Walikota membiarkan Jalan utama rusak parah sedangkan jalan-jalan kecil dan Perumahan yang tadinya amburadul saja sudah mulus dibangun.

Perlu diketahui bagi khalayak yang suka nge Judge jalan jelek tidak diperhatikan oleh Walkot, ternyata itu tanggung jawab Propinsi, Paham?

Pembanguan jalan Utama yang bertanggung jawab membangun maupun memelihara terbagi menjadi 3 Wilayah


  • Jalan Pusat, yang bertanggung jawab mebuat dan memperbaiki adalah Dinas Bina Marga  Pusat.
  • Jalan Propinsi, begitu pula jang bertanggung jawab Dinas Bina Marga Propinsi
  • Jalan Kota/Kabupaten, ya ini wilayahnya Dinas Bina Marga Kota.

Masalah jalan masyarakat sering menyalahkan Walikota, bahkan selalu menjadi bahan cercaan orang yang tidak paham seluk beluk jalan dan siapa yang bertanggung jawab suka berkomentar asal bunyi dengan makian serta tuduhan dan menjurusnya pada fitnah, Kasihan.

Bagi anda masyarakat yang ingin menyampaikan ketidak puasan hati di tunggu Ibu Wali di Kantor setiap Rabu dari pagi sampai siang. Diadakan waktu khusus untuk Hari Rabu kesempatan temu masyarakat agar tidak menghujat diluaran, dari pada nyinyir lebih baik face to face keluarkan uneg-uneg yang bisa dipertanggung jawabkan.

14270783721650011567
14270783721650011567

1427078416792452584
1427078416792452584

Perbaikan jalan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan memang tidak seketika itu diselesaikan, melalui tahapan-tahapan sesuai dana yang turun, itupun harus dibagi dengan jalan-jalan kecil lainnya yang juga harus dijamah diseluruh Kota Tangerang Selatan, karena dengan berdirinya Tangerang Selatan Ibu Wali mengutamakan pembangunan infrastruktur, sekolah, rumah sakit, Lingkungan dan tempat tempat Ibadah secara besar-besaran disemua wilayah di tujuh Kecamatan. Sudah terlihat jelas hasilnya, di Gang-gang kecil jalan sudah mulus. Penulis perlu menyampaikan sebagian kemajuan yang sudah dicapai oleh Tangerang Selatan ini termasuk kegiatan Posyandu yang sangat penting karena membantu memperhatikan Ibu hamil, Balita dan Manusia usia lanjut.

Semoga gebrakan-gebrakan Walikota Tangerang Selatan membangun segala segi bidang bisa dituntaskan dalam waktu lima tahun meski tidak sepenuhnya sesuai jadwal, tergantung juga dengan Anggaran Belanja dari pusat yang digelontorkan melalui ketok palu dari Dewan tentunya.

Yang paling sulit adalah membangun kebiasaan masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dari segala segi sudah mengerucut bergerak, tetapi tetap saja masih sulit untuk di lihat kenyataannya, misalnya


  • Masih menumpuknya sampah-sampah dijalanan
  • Masih membakar sampah
  • Masih banyak yang membuang sampah dari dalam kendaraan
  • Masih banyak motor yang membawa kantong kresek penuh sampah lalu dilempar dipinggir jalan. Dan lain sebagainya, Jangan tanyakan membuang sampah dikali seperti yang sudah diutarakan diatas.


14270899301490017744
14270899301490017744

Watak manusia yang tidak dapat dirubah malas menyikapi lingkungannya, sangat meresahkan bagi kami penggiat lingkungan, menjadikan hati miris dan kadang ingin masa bodoh dan menyerah kalah.

-Ngésti Setyo Moerni

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun