Hutan mini dihalaman rumah yang rimbun dan rindang, dengan buah yang produktif
Guna menutup kebutuhan tentang keperluan dapur terutama sayur-mayur, dengan sangat terpaksa Hutan-hutanan super mini, yang dipenuhi tanaman hias dihalaman sangat mungil harus dibabat. Menyikapi harga sayur mayur kini semakin hari semakin melambung tinggi, khusus harga cabai meskipun fluktuatif tapi minimal sehari kebutuhan untuk cabai rawit saja harus mengeluarkan dana lima ribu rupiah, sebelumnya hanya dua ribu rupiah itu hanya cabe rawit saja. Terkadang rasa cabai masih kurang pedas karena ketika muda sudah dipetik, kebutuhan akan cabai merah besar lain lagi tergantung rencana menu masakannya.
Belum lagi pengeluaran untuk kebutuhan lauk pauk pilihan, seperti : ikan, daging, ayam buah susu guna asupan makanan sehat memenuhi kebutuhan minimal empat sehat lima sempurna. Cabai bagi kami adalah kebutuhan kelengkapan makanan yang sangat penting bagi selera. Tidak ada cabai makan menjadi hambar.
Tadinya kenaikkan harga  cabai masih bisa di tolerir, semakin lama semakin tidak lucu. Ternyata hanya sekedar belanja kebutuhan dapur saja sekarang ini kenaikannya hampir dua ratus persen.
Kalau sudah seperti ini harus bisa memilih dan memutuskan. Pilih menikmati pemandangan dengan tanaman hias atau memilih memenuhi tuntutan perut dengan mengganti tanaman hias menjadi tanaman sayur-mayur, lumayan bisa mengirit pengeluaran sehari-hari, dan yang sangat penting sayuran tersebut bersih dari segala macam bahan yang tidak kita kehendaki, tentunya akan panen sayuran organik tanpa pestisida, hitung-hitung memelihara kesehatan tubuh dengan sayuran sehat. Jangan khawatir pemandangan pun masih tetap menyegarkan loh asal bisa menata tanaman sayuran dengan baik.
Halaman mungil yang tadinya rimbun oleh naungan Hutan mini nan rindang dan sejuk, sekarang sudah terang benderang, matahari dengan beringas memancarkan sinarnya menembus kemana saja. Hingga ladang siap tanam tersinari secara sempurna. Hutan super mini menjadi ladang super mini dengan aneka macam sayur kebutuhan pokok dapur. Terutama Cabai rawit, cabai merah besar, paprika daun bawang, seledri, tomat, kangkung, bayam, selada, kemangi, daun gedi (campuran bubur menado), terong, ketimun dan lain sebagainya.
Setelah proses penebangan, sampah daunnya masih dapat di dipergunakan untuk bahan baku pupuk organik, itulah daur ulang yang melingkar, tidak akan menambah beban TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terakhir), karena tidak dibuang disana. Berputar terus disitu, seperti siklus metamorfosa kupu-kupu, begitu juga tanaman dan pupuk. Ketika tanaman tumbuh besar daunnya rontok, berubah menjadi pupuk yang dibutuhkan tanaman, begitu seterusnya. Maha Sempurna Alloh Pencipta Segala Yang Ada di Bumi dan Langit.
***
Bagaimana cara mendapatkan bibit sayuran? Lebih baik bibit sayuran dibeli  di tempat penjual tanaman yang terpercaya, karena bibit itu sudah terpilih yang unggul, tahan terhadap hama penyakit kemudian pula sudah di awetkan secara alami dengan pengeringan tentunya. Kalau kita ingin membuat bibit sendiri bisa juga namun kemungkinan gagal tetap ada.
Bibit Cabai rawit
Daun Letuce/Daun selada
Bibit tanaman sayur mayur tersebut harganya tidak mahal, masih banyak lagi jenisnya sesuai kesukaan serta keinginan kita, asal selalu kita lihat tanggal kadaluwarsanya.
Sebaiknya dengan sendirinya setiap dapur memiliki persediaan tanaman bumbu dapur yang kita perlukan sehari-hari seperti : Tanaman jeruk purut, Tanaman salam, Tanaman jeruk sambal, Kunyit, temu kunci, kencur, lengkuas, jahe, serai, daun pandan, daun suji dan lainnya sesuai kebutuhan. Gunanya ketika kita kehabisan bumbu saat kita sedang masak, pasar jauh, tidak ada tukang sayur. tinggal petik, dan segalanya menjadi mudah serba ada meski tidak banyak, akan membantu sekali.
Tanaman bumbu dapur tersebut dapat diletakan dekat dapur, atau di tempat jemuran jika jemurannya diatas, atau di depan rumah tegantung lokasi rumah ditanam dipot sebagai hiasan.
Begitulah persiapan cara menyiasati mahalnya harga kebutuhan sayuran dengan membuka ladang super mini di halaman yang mini dirumah. Artikel berikutnya, akan penulis beberkan bagaimana cara persiapan lahan ladang super mini. silahkan ikuti terus tulisan pengalaman bercocok tanam sayuran pada lahan yang super sempit oleh Ngesti Setyo Moerni.
Semoga bermanfaat !
[Bersambung]
-Ngésti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H