[Dok. Pribadi] Gaya Indro yang mau berperan apa saja, meski dandan Badut pun.
Siang itu udara terasa sejuk menyapa, dialiri semilirnya angin berasal dari rimbunnya pepohonan pada ruang terbuka hijau di lokasi shooting kampus UMN-Gading Serpong. Antara hiruk-pikuknya para pekerja seni yang berhasrat menuntaskan karyanya dalam sebuah cerita komedi anyar diramu dalam cerita komedi yang sedang tayang di Kompas TV.
[Dok. Pribadi] Ka-Ki : Wulandari Tomo, Indro Warkop, Ari keriting, Babe cabita, Ryan Putri, Kiena Dwita
Cerita Komedi yang digarap Kompas TV ini agak unik karena menyuguhkan gabungan komedian muda beradu ngelawak dengan komedian lawas yang tingkatannya sudah mencapai pada taraf Maestro. Siapa yang tak kenal “Indro Warkop” menyandang WARKOP di belakangnya, arti kepanjangan dari Waroeng Kopi. Semua juga tahu Awal karier group komedian ini berangkat dari Radio Prambors-Warkop Prambors. Sekumpulan anak-anak muda yang berprestasi di kampus dan di lingkungan di mana mereka tinggal. Siapa yang tak kenal Radio Prambors? Lawakannya tak pernah mati dari masa ke masa karena lawakan mereka memang selalu segar dan natural mudah dicerna memiliki ciri-ciri serta bobot tersendiri, digemari oleh masyarakat tua-muda sampai pada beda generasi.
Sekarang ini personil Warkop tinggal Indro satu-satunya, karena Nanu Mulyono, Kasino Hadiwibowo dan Dono-Wahjoe Sardono sudah mendahului dipanggil pulang Oleh Sang Pemilik Bumi Semesta ini. Meski dalam kesendirian menapaki Waroeng Kopi-nya, namun semangat dan kreativitas Indro tak pernah padam, tetap berkarya, terus berkibar, membawa bendera Warkop, lihatlah begitu padatnya jadwal manggung Indro Warkop di stasiun televisi, hampir di seantero televisi negeri ini dijamahnya dan disatroninya.
Sikap Indro selalu rendah hati padahal pengalaman show yang seabrek sudah merasai asam garamnya dunia lawak dengan jam terbangnya terbilang sudah sangat tinggi, namun dia tetap low profile.
Sudah cukup lama diam-diam penulis memperhatikan perilaku serta sosok yang melegenda ini, lama-lama Penulis penasaran malah menjadi kepokok ada ya, artis legendaris yang sudah setenar dan sesukses itu tidak terlihat pongah serta tidak menunjukkan ke-Aku-annya.
Mas Indro, boleh tahu dong sejak usia berapa ni bergelut dalam dunia lawak? Tanya penulis di suatu siang.
Saya sudah ikut wara-wiri menjadi penyiar di Prambors Sejak masih SMA Mbak, tapi kalau ngemsi dari SD sudah mulai merintis ke arah sana, saya tekun di Organisasi sekolah “Pramuka” Seringnya berdiskusi jadi ketua, pelajaran di Pramuka itu bagus lho, membuat pribadi menjadi berani dan mandiri. Ramah sekali menjawabnya, sambil selalu tersenyum, tidak menyangka ya mas Indro seramah itu sama penulis.
Mas Indro terlihat sangat jauh perbedaan usia dengan mas Kasino dan mas Dono?Tanya penulis
Saya gabung resmi di Warkop waktu kelas tiga SMA mereka sudah pada mau selesai kuliah di Universitas Indonesia, beda usia kami sekitar delapan tahunlah. Sambung Indro
Hebat! Masih SMA sudah didapuk masuk group komedi terkenal dan mem-booming pada masa itu awal karier yang sangat bagus. Mas Indro bisa menyesuaikan diri bergaul dengan yang berusia beda cukup jauh? bisa nyambung lagi? Penulis kagum atas kesabaran tiga personel seniornya memperlakukan anak SMA . . .
Saya sudah berteman lama, sering bantu-bantu dan gaul sama mereka, banyak sih temen-temen yang berkegiatan di Prambors waktu itu, ya pasti nyambunglah. Jelasnya
Itulah untungnya ikut Pramuka, membuat kita jadi luwes bergaul dan siap membantu siapa saja, mudah menyesuaikan diri, ke mana saja. Ungkapnya bangga dengan Pramukanya.
Pastinya jadi anak bawang, lalu disuruh-suruh ke sana kemari, bukan begitu mas Indro?tanya penulis
Tidak juga, karena saya punya kekuatan untuk mengumpan lawakan yang saya lempar ke mereka. Awalnya Waktu itu yang terkenal acara Obrolan santai di Warung kopi, garapan Temmy Lesanpura. Gaya bahasanya ala Jawa Tegal, kami big five, yaitu mas Rudy Badil, mas Kasino Hadiwibowo, mas Wahjoe Sardono mas Nanu Mulyono dan saya.Ungkapnya.
Prambors adalah nama lingkungan di Menteng pinggir, penggabungan dari nama jalan, Jalan Prambanan Mendut Borobudur dan sekitarnya. Ada Radio Prambors di sana, wadah kreativitas yang sangat positif, antara lain pecinta alam, soft ball baseball, menjadi serius dan menjadi besar seperti sekarang ini. Sementara Radio Prambors juga masih eksis sampai sekarang,
Tahun 1976 Indro resmi diajak masuk group lawak “Warkop” ketika itu Indro masih kelas 3 SMA, sedangkan Kasino, Dono dan Nanu sudah hampir selesai kuliah di Universitas Indonesia, begitulah “Warkop” dikenal sebagai komedian intelek. Disukai muda-mudi era tujuh puluhan dan seiring berjalannya waktu, ternyata era terkini pun masih sangat mengenal dan menggemari yang namanya“Warkop” dan suka. Sedangkan Rudy Badil tetap eksis di Radio Prambors.
Kuncinya Warkop Bisa selalu kompak dan bertahan sampai sekarang ini adalah:
1.Setiap langkah dibahas
2.Menciptakan suasana dan bahan yang menarik
3.Memperlakukan orang sebagai guru
4.Kalau ada masalah di luar, pada saat kerja tidak boleh dibawa-bawa dalam suasana kerja
5.Tidak mengambil iklan sama sekali
6.Tidak terjun ke dunia politik
Sepertinya sangat naif kalau “Warkop” menghindar/ngemohi iklan? Kenapa? Ternyata mereka ingin “Warkop” tetap menjadi milik masyarakat secara utuh jangan dicampuradukkan makanya tidak pernah mau menerima ordermenjadi bintang iklan.
Biarlah Warkop menjadi Pelawak milik masyarakat. Image-nya jangan dipecah ke mana-mana misalnya iklan. Nantinya akan memisahkan kami dari masyarakat, kalau sudah masuk iklan kami milik iklan memang bayarannya besar, apalagi jadi Brand Ambassador, jadi kurang fokus lagi ngelawak. Jelas Indro, dan penulis manggut-manggut tanda mengacungkan jempol untuk Warkop
Satu hal lagi, kami tidak terjun ke politik partai, tetapi kami sangat mengerti politik. Menghindar saja, sudah ada bagiannya di sana, nah seperti yang Mbak lihat kan, kami masih disayang masyarakat? Penulis semakin paham.
O, besar. Ini toh kunci sukses Warkop di samping tetap kreatif bercanda, mereka total serahkan kreativitas dirinya untuk masyarakat penggemarnya dengan tidak ikut-ikut nyemplung pada partai politik dan Iklan hmmm . . . Ide cemerlang tetap konsisten pada visi-misinya sebagai penghibur.
Partai politik itu kotor, bagi yang lemah, benarkan? Sekarang ngomong A berapa detik lagi sudah berobah B, tergantung kepentingan, malah sering menghalalkan segala cara, nanti rakyat bingung lama-lama tidak percaya lagi pada kami, mau ngantepin omongan siapa nih? Enakan ngantepin omongan “Warkop” saja tidak mencla-mencle. Bener Mbak? Seratus jempol untuk Warkop.
Ada cerita lucu, mas Dono yang penulis dan pengamat politik secara diam-diam, sah saja karena dia warga Indonesia mungkin merasa gemes atas ketidakadilan negeri ini. Kejadiannya ketika masa berakhirnya pemerintahan Orde Baru, Dono tidak tahan dan ikut terjun menjadi pendobrak menuntut kebebasan berdemokrasi dia, bersama massa mahasiswa turun ke jalan ikut berdemo. Nyaris kena bedil, karena sempat ditembaki aparat. Pada saat kepepet dia telepon Indro, harus bagaimana ini? Dan Indro mengarahkan, agar segera lari menjauh, lewat belakang, lompat pagar tinggi terus lewati got-got besar. Benar akhirnya selamatlah jiwanya dari bedil aparat.
Mas Dono itu suka banget iseng, suatu saat tiba-tiba membuat spanduk bertuliskan “GANTUNG SUHARTO” dipasang di depan lapangan Golf Rawamangun, di mana Mantan Presiden Suharto selalu melewati jalan itu untuk bermain golf pada waktu itu Soehartopunya hobi baru, yaitu main Golf. Ungkap Indro sambil tertawa terpingkal-pingkal.
***
Indro Warkop ini terkenal juga dengan MOGE (Motor Gede) dan penampilannya pun selalu menggambarkan seperti layaknya pengendara moge, dengan berjaket puntung, cincin tengkorak dan akik, berkalung besar-besar dan beranting. Kelihatannya agak sangar, ternyata waow, ramah dan baik hati tidak sombong pula. Memang begitulah aksesoris dari pengendara Harley Davidson. Tetapi tidak harus selalu berpenampilan seperti itu juga banyak, suka-suka saja apa maunya.
Ngomong-ngomong Mas Indro sudah lama berkenalan dengan Moge? Penulis Kepo lagi.
Masalahnya Penulis ini juga sangat senang dengan Moge, tapi sebatas senang, karena tidak punya hehehe . . . Kagum saja, barangkali asyik bawanya, dengan suara mesinnya yang menderu ngebas enak di telinga, mantab ya naik motor gede. Suka buka Internet tentang Merk Harley Davitson.
Sejak lahir saya sudah kenal Moge. Tidak sombong nih
Loh kok sejak lahir Mas?
Ketika Saya lahir, di rumah sudah ada Motor Gede, milik Bapak saya, hehehe . . . sebagai Polisi kebetulan punya dan hobi. Ungkapnya.
Oh, tak salah lagi. Cetus penulis.
Hebatnya lagi ketika Touring dengan Harley Davidson, puterinya tidak mau ketinggalan pernah sampai ke Bali segala.
Wah, wahberuntungnya ya Mas Indro ini, putra seorang Jendral, ibunya Pengelola Catering yang laris pada jamannya, tinggal di kawasan Menteng, bertetanggaan dengan Raja Jawa Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersahabat dengan putra Sri Sultan, punya temen yang baik-baik, bisa kerja sambil kuliah, meski tidak di Universitas Indonesia, sukses menapaki karier, terkenal, masih berdarah biru dari Purbalingga. Peruntungannya sangat bagus. Namun demikian Indro Warkop tetap sederhana. Itulah didikan dari orang tua yang Petinggi Polri.
Maestro dan Legendaris Komedian dengan nama lengkap Drs. H Indrojoyo Kusumonegoro. Sarjana Ekonomi diselesaikan di Universitas Pancasila. Sebenarnya dulu masih ingin melanjutkanS2 tentang Lingkungan, tapi biar anak saya yang kecil dulu menyelesaikan kuliahnya.
Jika Anda ingin sesukses Indro Warkop, cobalah ambil kiat-kiatnya untuk bekal Anda maju ke depan bersama karier Anda, yang penting tetap baik dan tidak sombong. Selamat Mencermati.
Pamulang 18 July 2014
-Ngesti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H