--
Apapun kejadiannya dan keadaannya, yang namanya peraturan yang sudah diundangkan jelas melalui pasal-pasal yang berlaku sudah berjalan, tentunya dengan sanksi-sanki yang harus diberlakukan pula, apalagi jika peraturan itu sudah berjalan beberapa tahun seharusnya dilaksanakan.
Laporan/ reportase melalui tulisan dari warga biasa yang merasa gerah atas perlakuan yang tidak memihak sama sekali terhadap lingkungan, hal-hal yang seperti beginisudah lama tidak berjalan sesuai peraturan yang ada di Negeri ini.
Yang ingin Penulis sampaikan disini bagaimana mungkin banyak bangunan yang mengambil view Danau dengan bangunan yang permanen terus berlanjut? Apakah Dinas terkait enggan untuk memberi tegoran, peringatan kemudian perintah pembongkaran bangunan atau Ada apa dengan Semua Danau di Negeri ini, bahkan banyak yang sudah dibunuh dengan urukan tanah dijadikan bangunan perumahan. Mantab bukan?
Melihatnya saja jadi geli sekaligus gemes sedih. Ada ya,manusia yang berambisi untuk kepentingan diri pribadinya dengan mengorbankan kepentingan Umum serta generasi manusia selanjutnya maupun ekosystem yang ada di dalam maupun diluar Danau secara memporak porandakannya? Padahal jelas bahwa Danau/Sungai sangat bermanfaat untuk bermacam-macam kepentingan umum dapat langsung mempenggaruhi Global Warming.
Usaha kecilpun didiamkan menjamur tumbuh subur dipinggir atau tepian Danau langsung bersentuhan dengan batas sempadan Danau, bahkan ada yang nakal dengan menambah sedikit demi sedikit luasan bangunannya maju kedalam Danau, dengan bata yang kokoh dan adukan semen untuk membendung air danau. Sebenarnya penulis tidak mempermasalahkan tentang bisnis dari pengusaha kecil menengah, tetapi jika lokasi ini tetap di biarkan dipinggir Danau ini, efek negatif nya sangat banyak, utamanya kotor, kumuh, karena usaha ini tidak hanya menjual tanaman hias saja, tetapi sekarang saja ada usaha mengganti oli pompa ban, bengkel dan lain sebagainya, ujung-ujungnya sampah akan dibuang disekitar Danau, betapa hebat kerusakan Danau jika mereka membuang oli bekasnya disitu.
Keadaan demikianlah yang sangat perlu dikhawatirkan, karena daya peduli mereka terhadap lingkungan tidak sampai pada batas kepentingan umum dan masa depan lestarinya Bumi ini, tetapi bagaimana saat ini mendapatkan untung dengan pembuangan secara murah yang ada disekitar mereka, ngeri.
Terbukti bukan, mereka tidak mau bersusah-susah untuk membuang sampah, apalagi mendaur ulang, ada tempat kosong didekat kontrakan mereka, lihatlah gambar yang ada mereka buang sampah di pinggir Danau dan kadang membakarnya, belum ketahuan lagi bahwa pembuangan tinja mereka dikemanakan?
Ruwet sekali menengarai aset Negeri ini, semuanya untuk masyarakat Negeri ini, untuk kepentingan yang sangat nyata yaitu Lingkungan penghijauan, air minum udara segar, semua berhubungan dengan Danau, atau waduk, sungai, mengapa ingin memiliki dan menghak-i nya untuk pribadi? Hidup tidak berhenti sampai satu manusia menutup mata, hidup masih terus berlanjut secara estafet, yang perlu dipikirkan adalah kepentingan generasi selanjutnya yang berhubungan dengan Sungai dan Danau dalam melanjutkan hidup.
Jika Pemerintah Kota Tangerang Selatan ingin mendapatkan Hadiah ADIPURA, cukup benahi saja pinggir Danau dibebaskan dari Lapak-lapak yang sekarang menjamur, ganti untung mereka dengan memindahkan pedagang ditempat yang strategis, dididik berperilaku sehat lingkungan sekitar mereka utamakan bersih.
Sedangkan tepi Danau disepanjang jalan menuju Perumahan Witana Harja ditanami rumput hijau sampai menyentuh air Danau dengan tanaman hias yang cantik berwarna indah juga pohon peneduh yang rimbun. Niscaya akan menambah nilai untuk menjadi pemenang Adipura, demikian pula dengan Danau-danau yang lain yang ada di Tangerang Selatan ini. Semua sudah menunjang dengan Infrastruktur yang sudah mulai berjalan dengan baik.
Semoga Pemerintah Tangerang Selatan siap bermanufer untuk menghijaukan Danau-danau disekitarnya dengan membongkar total perusak lingkungan secara tuntas hingga semuanya menjadi gamblang terang menghasilkan suasana menjadi hijau Royo-royo disetiap Danau dan jalan, ditunjang dengan ruang terbuka hijau yang sudah banyak dimiliki oleh Kota Tangerang Selatan.
Penulis tahu, banyak yang sudah dilakukan Pemerintah Kota, untuk penghijauan ini, terutama BLHD, DKPP, PERTANIAN, PU PENGAIRAN DAN JALAN, BPMPPKB dengan pelatihan kepada masyarakat bersama-sama dengan PKK, terutama dibawah pimpinan, anjuran dan arahan Wali Kota yang bekerja secara berlari dan cukup giat tetapi pada dasarnya masih banyak masyarakatnya sendiri yang berjalan ditempat, berperilaku jorok dan menyukai kekumuhan. Jika penulis ingin membuka contohnya sangat banyak sekali, nanti pembaca jengah membuka tulisan ini, ya sudah semoga semua sadar akan lingkungan dan kebersihan.
-Ngesti Setyo Moerni
Laporan Kolaborasi menulis bersama Kompasiana Peduli Lingkungan, bermukim di Tangerang Selatan terkait menyoroti tentang Pencemaran Danau/Situ.
Ini laporan dari Gapey Sandy:
Ancaman Pidana bagi Pelaku Pengurukan Situ di Tangsel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H