Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cuci Tangan Pada Waktunya Terhindar dari Penyakit Menular

19 Desember 2014   23:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mulai hidup bersih memang harus dimulai sejak dini, tanpa sadar akan menjadi sebuah kebiasaan bagi anak-anak kemudian setelah mereka mulai paham baru disampaikan manfaat dan kerugiannya. Mengajak berbuat pada kebaikan memang diperlukan kesabaran yang sangat luas, karena ketika ingin memberi pencerahan semacam ini tidak hanya sekali langsung jadi, apabila itu yang diajak pas cocok dan paham, baru akan bisa lebih cepat masuk. Tak terkecuali bagi para orang dewasa maupun orang tua.

14189215862022231955
14189215862022231955


Ketika lengah tidak mencuci tangan, kuman, bakteri tak baik serta bayi dari virus-virus yang berpindah tempat melalui sentuhan tangan manusia kemudian menyelinap kelipatan jari atau terjepit dikuku, membuat fatal bagi manusia.

Sakit yang diakibatkan oleh tangan lupa dicuci misalnya,

- Terkena Sakit Perut, Deare, Typus, Desentri, cacingan dan lainnya

- Tertular sakit Mata, mata merah karena virus dapat sampai melukai mata.

- Tertular sakit batuk pilek/flu /influensa

- Tertular sakit Kulit, Gatal, jamur

- Tertular sakit TBC

- Tertular virus SARS, flu Burung, Flu Baby, yang baru-baru ini Ebola. Penyakit menular yang mematikan.



14189247241267191562
14189247241267191562

10 Cara mencuci tangan dengan benar.

Tanpa disadari penularan penyakit disebabkan tangan yang pernah kontak langsung dengan penderita tidak mencuci tangan, maka dari itu masyarakat dianjurkan selalu mencuci tangan  secara benar. Untuk sosialisasi mencuci tangan dengan benar biasanya diadakan di sekolah-sekolah, Posyandu ketika ada kegiatan penimbangan,  ketika berada di rumah sakit pasien menunggu diliran dipanggil sering diadakan sosialisasi, penyuluhan cara mencuci tangan dengan benar dibawah air yang mengucur dengan10 gerakan. Di Rumah Sakit rawat inap sekarang banyak yang sudah disediakan cairan untuk membersihkan tangan dengan cairan anti kuman sebelum dan sesudah membesuk Pasien.

Kebersihan diri dengan cara mencuci tangan dengan sabun langsung kami trapkan pada anak-anak dengan mudah karena kami ikut terlibat didalamnya, dengan melakukan sendiri berarti selalu memberi contoh kepada anak-anak sampai anak-anak besar kami sudah tidak perlu memonitor kembali aktivitas menjaga kebersihan diri mereka. Sehingga penyakit menular yang disebabkan oleh kuman virus maupun bakteri yang tidak menguntungkan menjadi enggan bertandang dikeluarga kami.

Beruntung orang tua kita yang dibekali sikap bersih didalam keluarga, sejakturun temurun mengenal dan melaksanakan kebiasaan hidup bersih dengan selalu menularkan perilaku baik tersebut kepada generasi penerusnya. Akan sangat sulit merubah perilaku kehidupan untuk hidup bersih sehat ditrapkan dirumah khususnya mencuci tangan menggunakan sabun, jika tidak ditrapkan sejak dini.

Hal-hal yang terlihat secara kasat mata Sumber dari sarang Kuman.

Uang, dipegang oleh siapa saja, bisa orang sehat sakit sampai pada yang berpenyakit Lepra sekalipun Pengemis, Pemulung pada saat memilah sampah dengan tangan yang kotor, Direktur, Presiden semua memegang uang berputar kemana saja. Penulis pernah menyaksikan sendiri bagaimana mandor bangunan yang baru saja menerima uang bayaran berjumlah banyak pada waktu itu berencana pulang kampung. Nah, untuk menghindari kecopetan, dimana mereka menyimpan uangnya? Dimasukkan kedalam kaos kaki tanpa lapis plastik, langsung bersentuhan dengan kaki, diinjak untuk dimasukan ke sepatu, karena jika mengguna kan plastik kaki menjadi licin dan tak nyaman katanya. Lalu apa yang terjadi dengan masalah kebersihan uang tadi? Secara mereka menggunakan sepatu saja mencuci kakinya kurang bersih, belum lagi kakinya pecah-pecah karena terkena kutu air. Keringat kaki yang keluar sepanjang perjalanan memakan waktu cukup lama. Tentunya semua masalah yang ada dikaki pak Mandor menyatu dalam uang ratusan ribu itu. Padahal ini hanyalah sebagian kecil kejadian belum lagi kejadian lainnya. Uang yang sudah berputar dari tangan satu ketangan lain ditingkah dengan ketika kita usai memegang uang tanpa cuci tangan langsung menjumput makanan masukkan kemulut, apa yang akan terjadi pada perut kita?



Pengalaman dengan tukang makanan yang tidak tahu hebersihan.

Tukang martabak. Pernah penulis ingin beli martabak ketika parkir tepat didepan penjualnya, waktu itu sepi dari pembeli, penulis melihat dengan jelas tukang martabak sedang mencet-mencet jerawat dengan dua jari tangannya yang nantinya bakal dijadikan memenyet-menyet tepung martabak siap dilebarkan biasanya dengan telapak tangan, seketika itu penulis urung untuk membelinya sudah tidak ada selera dengan martabak.

Tukang bakso, Soto mi, tukang pecel dan tukang gado-gado, tukang kue dan penjaja makanan semua aktivitas menggunakan tangan, ketika melayani pembeli semua sayuran mi dipegang tanpa menggunakan sarung tangan maupun penjepit makanan, setelah itu disela-sela pembeli ingin membayar, tangannya juga yang menerima uang, kemudian mengambil kembalian uang yang dekil entah bekas dari terjebur got atau dari tangan yang gatal-gatal kena sakit kudis. Cukup mengerikan jika penjual dibiarkan tidak ditatar mengenai kebersihan makanan yang dijajakan.

14189795261379200755
14189795261379200755


Bawa Sabun cair dibotol kecil

Biasanya penulis jika terpaksa ingin makan gado-gado minta terlebih dahulu pedagangnya untuk mencuci tangan dengan cara baik-baik ketika seusai megang uang dari pembeli lain, mereka bersedia, jika ingin makan bakso pun demikian, bahkan mangkok dan sendok garpu penulis minta ijin untuk dibawa keluar sebentar untuk dicuci ulang dengan menggunakan sabun bekal dari rumah, sengaja dimasukkan kedalam botol bekas ukuran kecil, seperti gambar diatas. Repot bukan? tidak, supaya menelan makanan bisa tenang, kalau sudah bersih.

Peristiwa di Restoran Cina

Pernah suatu saat ketika mengantar anak kesuatu tempat, waktu itu kami ingin makan masakan oriental di restoran Cina yang sedang ramai pengunjung di Jakarta, ketika penulis bersiap ingin mencuci tangan di wastafel, begitu kagetnya sayuran chai sim serta sayur lain di cuci di Wastafel. Oh . . . tidak terbayang apa yang sedang terjadi, biasanya watafel tidak hanya untuk cuci tangan saja tetapi tempat kumur bagi tamu selesai makan. Ughffffff. . . . rasa lapar seketika hilang lenyap.



Jamu Gendong mengandung tinja

Pernah baca koran beberapa tahun lalu, ITB pernah mengungkap atas penemuan mengapa di jamu gendong terdapat kandungan tinja? Sampel diambil secara acak. Apa karena disebabkan tidak bersih mencuci tangan setelah selesai menunaikan hajat besar, kemudian menyelip kekuku jari tangan lalu melanjutkan pekerjaannya memeras empon-empon sebagai bahan dasar jamu. Yang demikian kita semua wajib memberikan masukan kepada penjual jamu ketika membeli jamu dengan secara berkelakar tetapi serius, untuk menggunting kukunya sependek mungkin serta selalu mengingatkan untuk cuci tangan dengan bersih. Selain ini tugas Pemerintah Dinas Kesehatan perlu turun untuk menatar cara membuat jamu secara higienis.

Disisipi hal mistis oleh pendahulu kita untuk mendidik agar anak-anak selalu mau cuci tangan.

Pada jaman pendahulu kita, untuk memasukkan sesuatu anjuran agar cepat dipahami oleh anak-anak mereka memiliki cara memasukkan cerita mistis. Antara lain istilah kena “Sawan” Misalnya, baju yang kita pakai selama bepergian kemana saja, pasti tertempel oleh kotoran yang tidak terlihat, seperti debu yang terkadang membawa kuman ikut menempel dibaju dan dibadan membuat efek tidak menguntungkan, salah satunya mengandung bibit penyakit.Ibunda dari penulis waktu kecil selalu rajin mengingatkan hal yang demikian, namanya anak-anak pasti jarang menuruti anjuran apalagi pada waktu itu kamar mandi berada diluar rumah jadi malas membersihkan diri kecuali mandi dan keperluan buang air kecil maupun besar. Akhirnya Ibu menyampaikan apa yang pernah beliau dengar dari orang tuanya dulu untuk menakut-nakuti secara halus tetapi maknanya memang tidak salah.

“Saat kita bepergian ada sesuatu yang ikut dibadan kita namanya Sawan, makanya setiap sampai rumah wajib cuci tangan cuci muka dan cuci kaki dengan sabun dan ganti baju”kalau tidak salah demikian ancaman orang tua kami, selalu saja dikait-kaitkan dengan hal mistis, jadi karena takut maka anak-anak selalu melakukannya. Hebat !

*** Menurut Orang tua “Sawan” adalah mahkluk halus yang secara kebetulan ikut dibadan kita, maka dari itu badan harus dibersihkan, masuk rumahpun tidak boleh lewat pintu utama harus melalui pintu samping.

Memang benar jika dipikir secara nalar, Sawan yang katanya sama dengan lelembut [mahkluk halus yang tidak kasat mata] Padahal mahkluk halus disini yang dimaksud adalah debu yang membawa kuman, bisa menimbulkan penyakit, badan menjadi demam, memang masuk akal. Bisa saja orang tua kita zaman dulu.

Mungkin pada waktu itu Media belum banyak untuk menjelaskan tentang kesehatan tersebut dengan contoh-contoh seperti iklan, sedangkan disekolah hanya ala kadarnya anjuran untuk malakukan cuci tangan. Tidak pernah ada lomba dan gebrakan lainnya untuk kebersihan badan, seringnya gebrakan kebersihan lingkungan dengan bekerja bergotong-royong.

Masa sekarang ini termasuk zaman yang serba mudah, hingga sabun anti septik saja sudah tersedia di toko-toko jadi lumayan enak dan mudah.Masih teringat zaman dulu, sabun cuci pakaian masih menggunakan sabun batangan dan untuk cuci tangan pun menggunakan sabun batangan, baunya segar dan awet. Sabun batangan produksi Unilever ketika penulis masih kecil suka aromanya sederhana tapi segar, teringat aroma sprei yang membuat tidur jadi nyaman, ternyata buatan Unilever, pelopor pembersih.

Pada dasarnya segala sesuatu itu terpulang kepada pribadi masing-masing, sebagai warga biasa ingin mengajak, memberi masukan kepada masyarakat yang merasa sudah mampu dengan masalah kebersihan, tetapi kenyataannya kebersihan untuk diri sendiri saja kurang ada kepedulian, dengan semangat Unilever merangkul masyarakat peduli hidup bersih dan sehat.

Mari terus kabarkan cuci tangan dengan sabun.

-Ngesti Setyo Moerni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun