Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bangga, Negeri Ini Punya Kebun Raya Bogor

19 Februari 2015   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luput dari perhatian kita, bahwa di Persada Negeri ini ada sebuah tempat yang sangat mengagumkan, hasil dari buah ide peninggalan Raja yang mengagumkan, dibalut dengan landscape taman Raksasa Hutan oleh designer pertamanan dari luar dan daari dalam Negeri zaman dulu dan sekarang  yang mengagumkan maka jadilah Kebun Raya yang luar biasa sangat  mengagumkan.

Kebun Raya Bogor kebanggaan Negeri, bukan hanya memiliki koleksi tanaman berbentuk tetamanan serta hutan saja melainkan disana menjadi pusat tanaman-tanaman langka yang sudah ratusan tahun usianya, biasa di sebut Bogor Botanical Gardens. Keberadaan Kebun Raya yang sekarang menjadi besar dan indah ini awalnya di cetuskan sejak Pemerintahan Sri Paduka Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda  tahun 1474, 1513 Tadinya hanya berupa taman atau hutan buatan, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam termasuk menyimpan air dan untuk menjaga benih-benih tanaman kayu yang langka. Sejarah ini terukir  pada prasasti Batu Tulis yang ada disana.

14236737431888295242
14236737431888295242

Mengagumi cara berfikir para leluhur yang Adiluhung inilah tulisan ini hadir, meski beliau sudah menjadi Raja dengan berbagai masalah, namun masih sempat memikirkan lingkungan yang bisa penghasilan udara segar itu dilakukan oleh pepohonan yang keluar dari dedaunan bisa menyebarkan oksigen segar yang dibutuhkan makhluk hidup. Kemudian daunpun menghisap polusi udara, hingga racun-racun yang menebar diudara ludes dihisap oleh para daun terutama daun dari pohon Bambu dan pohon trembesi.

14236738071892048082
14236738071892048082

Kembali kepada leluhur para Pemimpin jaman dahulu juga berfikir tentang kegunaan akar dari pohon besar yang sengaja ditanam agar dapat menahan laju air dari ketinggian, puncak Gunung yang mudah meresap ketanah, sehingga dapat mengurangi terjadinya banjir bandang dan tanah longsor, itu pemikiran para leluhur kita termasuk daun-daun yang jatuh menjadi kompos dapat menahan gelontoran air yang meluncur kebawah secara lambat.

Berharap orang modern sekarang yang memiliki harta melimpah, mengapa tidak berfikir meninggalkan jejak dengan membangun hutan-hutan kecil seperti Kebun Raya yang sangat bemanfaat untuk seluruh isi Bumi, mengapa adanya hanya memerah merusak Bumi ini dengan cara-cara yang tidak baik misalnya membabat Hutan yang ada, membakar Hutan, mengaduk-aduk Hutan untuk di korek hasil alamnya. Semua itu muaranya hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi dan menumpuk kekayaannya sendiri? Sekali-kali mari menoleh kebelakang dengan melihat sepak terjang para leluhur yang membanggakan.

14241807141188741238
14241807141188741238

Menyikapi Bangsa Belanda, Inggris meski dalam masa menjajah Negeri Indonesia tercinta, masih memiliki sisi lain di lubuk hatinya, dalam berfikir positif tetap menyayangi Bumi, mengedepankan lingkungan, juga menggali keindahan alam, mengukir tata letak beraneka tanaman dengan ekosystem berjalan sesuai alur yang ada sehingga meninggalkan jejak guna kebersihan udara beserta pelestariannya yang menghadirkan banyak kemanfaatan bagi seluruh Bumi sekitar dan seisinya.

Yuuu . . .  Masyarakat dan Bangsa yang merasa memiliki Negeri ini kapan akan merubah pola pikir dari merusak menjadi membangun Hutan dan melestarikan tanaman-tanaman? Masa kalah pola berfikir dengan orang jaman dahulu, sekarang ini banyak yang pintar menjadi manusia perusak alam, perusak sesama yang tak sepaham dengan keinginan sesama manusia, perusak pola pikir untuk saling mempengaruhi mengobarkan kebencian, pada hal-hal yang negatif meski bahan sumber cerita yang digunakan untuk propaganda itu mereka tidak benar-benar menguasai.

Miris rasanya, ada kesempatan berbuat baik tetapi lebih suka mengadu domba mencari pembenaran isu-isu yang belum tentu benar. Sekarang anak cucu generasi penerus terus menerus dijejali dengan repotnya politik adu domba saling mencerca, kenapa? Seharusnya kelebihan energi yang ada disalurkan saja untuk menyayangi lingkungan, lebih baik gimana menambah khasanah penghijauan di Bumi ini. Disamping suasana menjadi tenang suhu udara pun menjadi nyaman, adem karena manusia tidak mengeluarkan energi untuk gontok-gontokan, adem . . . adem manusia saling guyub. Seyogyanya berlomba beradu menanam pohon dihutan, tidak merusak bumi tidak menjadikan modal usaha membuka perumahan baru berlomba-lomba mematok rumah menjual kemewahan dengan merusak Danau menetaskan

14234819682086231033
14234819682086231033

14239683581914790093
14239683581914790093

Menyenangkan sekali berpesiar ke Kebun Raya Bogor yang penuh dengan kesejukan mata kesejukan hati serta kesejukan hirupan udara bagi pernafasan karena toleransi dari daun-daun serta pepohonan yang besar-besar. Hanya bisa Haturkan Puji Syukur Kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah menggerakkan hati seorang Raja, seorang Gubernur Jendral (penjajah) beberapa ahli Pertamanan dari Manca negara dan Negeri ini sehingga jadilah Kebun Raya Bogor yang sangat mengagumkan dan sangat banyak manfaatnya seperti sekarang ini.

Tidak hanya Kebun Raya saja yang ada disana melainkan ada tempat untuk penelitian tanaman, Botani seperti.:

1. Herbarium

2.Musium

3.Laboratorium Botani

4.Kebun Percobaan

5.Laboratorium Kimia

6.Laboratorium Farmasi

7.Perpustakaan Fotografi dan tata usaha

8.Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi(Cikal bakal IPB)

9.Merupakan Pusat dari cabang-cabang Kebun Raya didaerah lain.

10.Taman Obat[TOGA], budidaya anggrek

14234964231485236403
14234964231485236403

Perjalanan beramai-ramai ke Bogor, di akhir tahun 2014 kemaren bersama warga Kompasiana, Indah Noing & putera-puterinya, Dwi Klarasati, Maria Margaretha, Afriska D Ambaritha & Kakak Ipar beserta putera-puterinya sungguh terasa mengasyikkan membawa kenangan tersendiri bagi-ku, karena ditempuh dengan naik commuter line seru, asyik dan mengesankan. Sebenarnya perjalanan dari Pamulang- Tangerang Selatan  ke Bogor bisa lebih cepat ditempuh melalui Parung dengan kendaraan pribadi. Tidak memutar-mutar ketimur terlebih dahulu ketimur lagi lalu keselatan.

Namun keseruannya lah yang membuat bepergian mengacu kebersamaan menjadi menyenangkan. Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi kebun Raya ini sejak anak-anak SMA rasanya yang terakhir mengunjungi tempat ini. Dulu sering kunjungan ke Kebun Raya Bogor ini bersama keluarga lengkap ade-ade serta ponakan-ponakan  nangkring untuk ngopi di Cafe Dedaunan, suasananya enak sekali. Kebersamaan kali ini lebih berbeda, jujur untuk yang pertama kali saya melakukan perjalan ke Bogor dengan Kereta Api, biasanya jika bepergian naik kereta api jurusannya selalu ke Jawa Tengah dan Surabaya.

Kembali merasakan kepuasan yang tak ternilai, ketika  berada didalam Kebun Raya Bogor. Angin berhembuspun terasa berbeda, disanalah kesempatan menghirup udara yang sangat nyaman langsung dari kerindangan daun-daun yang menebarkan kebersihan oksigen. Bergelut dengan kehijauan mendebarkan suasana kadang membaur bersama derasnya air sungai yang mengalir pada letaknya, damai diantara bebatuan, menapiskan canda ketika air dan batu saling berbenturan yang menimbulkan gemerisik memiliki suasana musik lapisan kulit Bumi tersendiri. Indahnya alam di Djagat Raya ini, indahnya persada Kebun Besar yang berada di Bumi Pasundan.

1423503473808565160
1423503473808565160

14236738911083834666
14236738911083834666

14243395251061408873
14243395251061408873

14236740101209076635
14236740101209076635

14236740571919156312
14236740571919156312

Tip bagi calon pengunjung Kebun Raya agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan,


  • Hindari bepergian ke Kebun Raya dimusim hujan yang berpetitr
  • Tidak usah bermain turun ke Sungai, cuaca tidak dapat dipredeksi
  • Jika terpaksa terjerat hujan jangan berteduh dibawah pohon
  • Hindari pohon yang sudah sangat tua yang sakit-sakit keropos
  • Jika ingin berteduh cari rumah yang jauh dari pohon besar.

Bersyukur di Negeri ini masih ada lagi beberapa Kebun Raya, meski belum seindah yang di Bogor ini antara lain ada di perbatasan Cianjur dengan Bogor namanya Hutan Ciung Wanara, meski terlantar dan sempat didiamkan oleh Kerajaan Sunda karena kalah perang dengan Kesultanan Banten. Pada waktu pemerintahan Gubernur Jenderal Van der Capellen di abad 18 kebun Ciung Wanara ini mulai disentuh dia tertarik Kebun Raya ini mulai dibenahi dengan membangun Rumah Peristirahatan yang terletak disudutnya.

Masih Ada lagi Kebun Raya semacam ini antara lain terdapat di Sibolangit, di Deli Serdang, Purwodadi Kabupaten Pasuruhan. Konon kabarnya di Daerah Lido juga dipesiapkan peruntukannya akan di bangun Kebun Raya, Puji Syukur, semoga Alloh Berkenan serta Mengijinkan hal demikian bejalan lancar, agar masih ada ruang-ruang raksasa terbuka hijau.

Salam Kompasiana Hijau

-Ngésti Setyo Moerni

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun