Zaman kian pesat, banyak perubahan terjadi salah satunya adalah cara manusia menikmati berita yang tidak hanya melalui televisi saja melainkan dari ponsel dan jangkauan internet kapanpun dan di manapun. Yang memprihatinkan adalah, dari zaman berita masih di akses menggunakan tv hingga internet, berita tentang ketidak merataan pendidikan masih saja ada. Padahal perkembangan yang terjadi telah besar-besaran, tetapi fenomena tersebut tak kunjung hilang. Atau memang tidak di atasi dengan baik sehingga tidak menunjukkan perubahan?
Pembangunan infrastruktur di kota-kota besar sangat gencar di lakukan, tetapi hal tersebut bertolak belakang dengan informasi tentang anak-anak di pelosok daerah yang setiap hari harus mati-matian menyebrangi jembatan ekstrem demi mencapai sekolah. Ketidak merataan ini semata tidak hanya tentang infrastruktur, tenaga pendidik yang tersebar di pelosok pada faktanya sangat terbatas, tidak se banding dengan tenaga pendidik yang di miliki sekolah-sekolah populer di kota yang lengkap dengan guru seni, guru tari dan ragam guru esktrakurikuler. Sebaliknya, di pelosok terdapat guru yang mau mengajar saja sudah di anggap sebagai mu'jizat.
Dalam hal ini, yang menjadi sorotan adalah bagaimana sejatinya struktur dan sistem pendidikan di Indonesia ini di bangun. Masyarakat di pelosok yang sejatinya berhak menimba ilmu dari sekolah yang mana hal tersebut sejatinya adalah wujud dari tujuan bangsa Indonesia sendiri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, justru tidak mendapat hak mereka dari segi pendidikan karena kesulitan akses, minimnya pendidik di area pelosok hingga permasalahan tunjangan gaji guru di pelosok yang membuat para guru enggan di tempatkan di wilayah yang terpencil.
Pendidikan sebagai dasar dalam menjalani kehidupan sudah selayaknya di dapatkan oleh seluruh masyarakat, sayangnya di Indonesia sendiri hal tersebut tidak dapat di wujudkan dengan baik. Masyarakat di wilayah-wilayah kecil tidak dapat menerima pendidikan secara maksimal karena secara keseluruhan terdapat kesenjangan dalam akses, tenaga ajar dan fasilitas yang tidak memadai. Tentu ini sangat memprihatinkan dan sudah selayak-layaknya di tahun 2023 ini berita tentang hal ini seharusnya tidak ada lagi.
Sayangnya tidak demikian bukan? Pemeritah gencar fokus pada hal yang viral padahal masalah sejak zaman dahulu kala ini tidak kunjung di atasi. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu kunci dari keberhasilan bangsa mengingat bangsa ini akan terus bertumbuh dan tentunya harus di pangku oleh generasi dengan kualitas yang kian baik. Tumbuhnya arah bangsa juga di ukur dari berbagai aspek, lalu bagaimana Indonesia dapat di katakan sebagai negara maju di kemudian hari apabila pembangunan yang terjadi tidaklah merata.
Ketidakmerataan pendidikan ini harus di pandang sebagai hal yang memalukan apabila tak kunjung di atasi, mengingat tentu saja Indonesia akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Pendidikan sebagai kunci kemajuan bangsa sudah selayaknya di berikan secara merata kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat tumbuh menjadi manusia yang berpengetahuan, sehingga hal ini akan berimbas pada kemampuan mereka sebagai SDM dalam mengelola SDA yang tentu saja akan mendorong nilai kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H