Pemilik kucing pada dasarnya selalu menginginkan yang terbaik bagi kucing peliharaannya, hal ini mendorong pemilik untuk memilih pakan yang bagus, melakukan vaksin pada kucing miliknya, hingga melakukan sterilisasi kucing guna mengurangi risiko penyakit ataupun menekan overpopulasi kucing. Tetapi tidak sedikit dari pemilik kucing yang mengganti sterilisasi kucing terutama pada kucing betina dengan pemberian injeksi suntik hormon (KB).
Pil KB atau suntik KB untuk hewan tidak disarankan karena akan memberikan lebih banyak efek negatif daripada positif. Pengunaan injeksi suntik hormon (KB) dapat mengendalikan siklus reproduksi kucing kurang lebih hanya selama 2-3 bulan. Tetapi jika digunakan untuk jangka panjang pengunaan injeksi hormon ini dapat meningkatkan risiko kucing betina terkena penyakit seperti, pyometra (radang pada rahim disertai penimbunan nanah), kanker ganas pada payudara dan diabetes. Selain itu, pengunaan injeksi suntik hormon (KB) ini dianggap sebagai malpraktik.
Pemberian hormon buatan (misalnya pada penyuntikan KB untuk mencegah birahi dan kebuntingan pada kucing) pada dasarnya akan memberikan efek menebalnya dinding uterus (rahim) kucing. Sangat sulit untuk memberikan suntikan KB pada kucing dalam dosis yang tepat, karena setiap individu kucing berbeda-beda. Maka dari itu pemberian obat suntik KB pada kucing akan sangat berisiko menyebabkan timbulnya kista dinding rahim (uterus), menebalnya dinding uterus dan terbukanya serviks yang menaikkan risiko timbulnya terkena pyometra ataupun penyakit berbahaya lainnya.
Berikut penjelasan singkat beberapa efek buruk suntik kb pada kucing:
1. Pyometra
Pyometra adalah sebuah kondisi peningkatan hormon progesteron pada kucing yang menyebabkan rahim kucing betina menjadi over sensitif. Kemudian akan muncul kista pada lapisan rahim yang dapat menyebabkan bakteri masuk melalui leher rahim.
Beberapa kucing yang terkena pyometra perutnya akan membesar seolah-olah terlihat sedang bunting. Namun pada kenyataannya adalah rahimnya membesar. Tentu saja jika dibiarkan akan menyebabkan kematian pada kucing betina.
2. Tumor kelenjar susu (mammary tumor)
Tumor kelenjar susu sesuai dengan namanya yaitu tumor yang menyerang payudara kucing betina. Tumor ini bisa jinak dan bisa ganas. Jika tidak segera ditangani, tumor ini juga bisa menyebar ke jaringan tubuh lainnya dan yang terparah akan menyebabkan kematian.
3. Tumor rahim
sama seperti dengan pyometra, kucing yang terkena masalah tumor rahim akan mengalami pembengkakan pada rahimnya. Perut membesar dan dari luar kucing tampak seperti sedang bunting. Jika tidak segera ditangani, tumor ini bisa menyebar ke organ tubuh lainnya.
Hal terbaik untuk mencegah kucing betina bunting adalah dengan melakukan prosedur sterilisasi (pada betina disebut ovariohysterectomy). Sterilisasi akan membuat hidup kucing lebih sehat dan banyak memberi efek positif bagi kucing. Sterilisasi atau pengebirian terhadap hewan peliharaan dapat mengurangi risiko kanker uterus (rahim) dan ovarium bagi kucing betina serta dapat memperpanjang usia hewan peliharaan karena kondisi kesehatan dan mentalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H