Indonesia sebagai salah satu negara demokratis terbesar di dunia, secara rutin menggelar pemilihan presiden untuk menentukan pemimpin negara selama lima tahun ke depan. Pemilihan presiden tidak hanya mengundang perhatian politisi, tetapi juga masyarakat luas yang memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa. Salah satu momen penting dalam setiap kampanye presiden adalah debat capres, yang menjadi panggung bagi kandidat untuk berbicara, berdebat, dan meyakinkan pemilih potensial.
Pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Indonesia semakin dekat, dan debat capres-cawapres menjadi salah satu momen penting dalam menentukan pilihan pemilih. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal dan tema debat capres-cawapres pada Pemilu 2024. Debat pertama akan dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2023 dengan tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Debat kedua akan dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2023 dengan tema Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, dan Hubungan Internasional. Debat ketiga akan dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2024 dengan tema Ekonomi (Kerakyatan dan Digital), Kesejahteraan Sosial, Investasi, Perdagangan, dan Industri.Â
Debat keempat akan dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2024 dengan tema Pembangunan Keberlanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa. Terakhir, debat kelima akan dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2024 dengan tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, dan Ketenagakerjaan.
Debat capres-cawapres pada Pemilu 2024 akan diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu Anies Baswedan -- Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto -- Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo -- Mahfud MD. Format debat pada Pemilu 2024 berbeda dengan Pemilu sebelumnya, di mana setiap pasangan capres-cawapres harus selalu hadir di setiap panggung debat.
Debat capres 2024 diharapkan menghadirkan format yang lebih dinamis dan informatif. Dalam memilih presiden, pemilih harus diberikan kesempatan untuk mendengarkan pandangan dan gagasan masing-masing kandidat terkait isu-isu krusial yang dihadapi Indonesia. Format debat yang interaktif dan inklusif dapat memperkuat partisipasi masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan yang lebih informatif.
Tidak mengecewakan bahwa debat calon presiden 2024, yang diadakan pada Selasa, 12 Desmeber 2023 malam, berhasil mengumpulkan pendapat publik. Dalam debat ini, retorika, pemahaman kebijakan, dan kemampuan untuk bertahan dalam pertempuran politik yang sengit diuji. Dalam debat ini, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan berdebat mengenai korupsi, hukum, hak asasi manusia, demokrasi, dan pemerintahan sebagai masalah utama negara ini.
Malam itu, mantan gubernur Jakarta, Anies Baswedan, dinobatkan sebagai yang terunggul. Isi argumennya dan cara penyampaiannya membuat penampilannya terkenal. Anies secara konsisten menyerang Prabowo Subianto, calon terdepan saat ini, yang menunjukkan dirinya bukan hanya sebagai kandidat tetapi juga sebagai penantang kuat untuk jabatan presiden dari awal hingga akhir.
Anies mengambil sikap yang kuat terhadap kondisi demokrasi Indonesia, mengkritik penurunan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, dan menyuarakan masalah yang lebih luas tentang kebebasan berekspresi dan transparansi pemilu. Argumentasinya bahwa demokrasi Indonesia tidak dapat dipercaya menarik perhatian banyak pemilih yang kecewa dengan keadaan saat ini.
      Prabowo menambah keragaman dalam pesan kampanyenya karena ketidaksepakatan sikap politiknya, yang sering mengacu pada pencapaian pemerintahan Jokowi. Meskipun kritiknya menunjukkan bahwa ada perbedaan, tagline-nya menunjukkan konsistensi dengan kebijakan Jokowi. Karena Prabowo berada di tengah-tengah antara mengklaim warisan Jokowi dan menyampaikan agendanya, kedua objek ini membuat gambaran yang rumit bagi pemilih.
      Seruan Anies untuk perubahan, lebih dari sekadar retorika. Ia mendukung transparansi pembiayaan partai politik. Kritikannya terhadap perjalanan politik Prabowo, terutama keputusannya untuk bergabung dengan kabinet Presiden Joko Widodo, adalah langkah strategis untuk melemahkan klaim Prabowo sebagai politik anti-kemapanan. Dengan melakukan hal ini, Anies menunjukkan dirinya sebagai seorang reformis yang berani menantang standar politik yang sudah ada.