Mohon tunggu...
Kinanti AngelicaFadjar
Kinanti AngelicaFadjar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa unikom

saya merupakan mahasiswa ilmu komunikasi yang sedang belajar dang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

How to Manage Your Mental Health As a Student

26 Oktober 2023   23:07 Diperbarui: 30 Oktober 2023   17:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini tentunya sangat penting untuk kita selalu menjaga kesehatan mental selain kesehatan fisik karena kesehatan mental akan mempengaruhi perasaan, emosi, piikiran bahkan perilaku seseorang. Ada yang bilang sesuatu yang tidak terlihat lebih mematikan daripada sesuatu yang dapat kita lihat. 

Sebagai seorang mahasiswa semester 5 yang katanya salah satu semester yang “menakutkan” dalam dunia perkuliahan tentu saja saya sedikit takut dan overthingking mengenai hal ini dan pastinya hal tersebut mempengaruhi pada keadaan mental saya. 

Terkadang saya merasakan keadaan emosi yang tidak stabil, mood yang berubah drastis, bahkan bisa tiba-tiba menangis oleh hal sepele contohnya seperti melihat barang tidak pada tempatnya bisa membuat saya tiba tiba menangis apalagi jika itu berbarengan dengan “tamu” yang tidak diundang setiap bulannya. Setiap manusia pasti memiliki ceritanya masing-masing dan pernah merasakan berada dititik terendah dalam hidupnya begitupun saya. Namun demikian sampai saat ini saya sangat bersyukur karena bisa melewati itu semua. Untuk bisa menjadi seperti sekarang tentunya sudah banyak hal yang saya lewati baik dari lingkup keluarga, perkuliahan, pertemanan, dll.

Tidak mudah memang untuk menjaga keadaan mental untuk baik baik saja, tetapi bukan tidak mungkin bagi kita untuk bisa mengendalikan apa yang kita rasakan. Beberapa tahun kebelakang ada banyak hal yang terus muncul dan menggangu didalam kepala saya. Banyak pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan bagaimana. 

Saya hanya bisa bertanya pada diri saya sendiri tentang apa sebenarnya yang saya mau dan begitu banyak hal yang bahkan saya tidak tahu jawabannya. Ada satu kejadian yang membuat saya tersadar bahwa saya tidak bisa selamanya seperti ini. 

Beruntungnya saya memiliki seorang ibu yang selalu mendukung saya dan menjadi support system nomor satu bagi saya. Saya selalu ingat perkataan ibu saya yaitu, “jangan selalu lihat keatas tapi coba sesekali kamu lihat kebawah”. Lalu ternyata saya tersadar bahwa banyak hal-hal kecil yang sering terlewat oleh saya, sehingga saya sering kali merasa sepi dan hampa. 

Saya terlalu fokus mencari apa yang tidak ada sehingga saya kadang melupakan sesuatu yang saya punya. Selalu ingin terlihat kuat dan baik-baik saja disaat isi kepala rasanya ingin pecah, berusaha mencari validasi dari banyak orang dan mencari pelarian dari peliknya kehidupan. Dari situ saya paham bahwa saya tidak perlu sesuatu yang besar, saya hanya perlu memahami diri saya, dan yang saya butuhkan hanya seorang untuk bercerita, pundak untuk bersandar dan rumah untuk pulang. 

Saya mulai memahami diri saya sendiri dan lebih terbuka dengan orang-orang terdekat saya. Setiap harinya saya akan memulai hari dengan berkata pada diri sendiri “kamu akan melewati hari ini lebih baik dari hari kemarin”. Dan dipenghujung hari sebelum saya tidur akan saya bisikan pada diri saya sendiri “you did well nan semoga besok lebih baik lagi yaa”. Hal kecil seperti mengapresiasi diri sendiri ternyata membantu saya menjadi pribadi yang lebih positif. Kata orang itu namanya self-love, mencintai diri sendiri. 

erkadang kita mencintai orang lain tapi lupa untuk mencintai diri sendiri. Bagaimana bisa? Saya rasa jahat jika kita tidak mencintai diri sendiri, karena ketika kamu sudah bisa mencintai dirimu sendiri maka kamu tidak akan merasa kekurangan. Jangan lupa untuk selalu menghargai dirimu sendiri dan bangga dengan apa yang kamu punya. 

Jangan pernah berbohong kepada dirimu sendiri, tak apa jika kamu ingin menangis bahkan memaki dunia yang terkadang jahat kepadamu, tak apa untuk tidak selalu terlihat baik-baik saja karena pada dasarnya itu cara untuk kamu memahami dirimu sendiri.

Selain dengan memahami diri sendiri, lingkup pertemanan juga menjadi salah satu faktor untuk mendukung kesehatan mental saya. Saya termasuk beruntung karena saya memiliki lingkup pertemanan yang positif dan suportif. Teman-teman saya juga selalu membantu saya baik dalam perkuliahan ataupun hal lainnya. Mereka juga menjadi tempat saya bercerita, berkeluh kesah bahkan menjadi orang yang selalu mengingatkan saya ketika saya melakukan kesalahan. Dan Ketika saya mendapatkan lingkup pertemanan yang kurang cocok saya cenderung menarik diri saya dan tidak terlalu sering berinteraksi karena saya ingin memiliki lingkup pertemanan yang sehat juga.

 Lalu hal lainnya yang saya lakukan untuk menjaga Kesehatan mental saya adalah melakukan hal-hal yang saya senangi. Dulu saya sangat suka membaca buku tetapi hobby itu sudah lama saya tinggalkan, tapi sekarang saya mulai lagi membaca buku-buku yang saya sukai. Saya juga suka Kpop, dengan menonton dan mendengarkan karya-karya mereka juga bisa menaikkan mood saya. Tentunya menjadi diri sendiri dan menerima diri sendiri lebih menyenangkan. Saya bisa mengeksplor apa yang saya suka dan mencoba hal-hal baru yang belum pernah saya coba. 

Seorang yang saya kenal pernah berkata “if I do things that I dislike everyday, then what is the difference between me and a walking corpse?”. Yang saya pahami adalah jangan pernah menjadi orang lain hanya untuk disukai seseorang. Setiap langkah yang saya ambil akan saya hadapi dengan keberanian yang saya miliki.

Dengan berpikir positif juga membantu untuk menjaga mental saya selama ini, daripada terlalu memikirkan hal negatif yang berakhir menjadi overthingking saya lebih memilih berpikir positif dan percaya bahwa apa yang terjadi kepada saya adalah memang yang terbaik untuk saya. 

Menjadi masa bodo juga penting menurut saya karena saya tidak suka memikirkan hal yang tidak seharusnya saya pikirkan. Ketika ada yang tidak suka dengan saya maka saya akan berusaha biasa saja karena saya hidup untuk diri saya, saya bukan hidup untuk orang lain. Ketika seorang berbicara jelek tentang saya yasudah biarkan saja karena saya hidup bukan untuk memenuhi ekspetasi mereka. Saya lebih memilih fokus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya.

Dari semua yang pernah saya lewati tentunya banyak pembelajaran yang dapat saya ambil, mulai dari hal-hal kecil disekitar saya yang membuat saya bahagia hingga sesuatu yang dapat membuat saya merasa terpuruk, hal tersebut membuat saya lebih kuat dan membuka pandangan saya lebih luas mengenai dunia ini. Setelah melakukan hal-hal seperti diatas saya merasakan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan saya. Karena pada akhirnya kita hanya perlu memahami diri sendiri, bersyukur atas apa yang Tuhan berikan, bangga dengan apa yang kamu miliki dan jangan takut dengan apa yang ada didepanmu, cause you’re loved and you’re precious. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun