Mohon tunggu...
Kinanti
Kinanti Mohon Tunggu... Freelancer - bianglala

tetap bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Mah...

2 April 2020   23:01 Diperbarui: 2 April 2020   22:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mah laper

mah haus 

mah tolong nyalain kipas 

mah lupa bawa handuk

mah nanti beliin oleh-oleh dari pasar ya 

mah sakit 

mah minta uang

mah pegel, pijitin 

mah pusing 

mah ...

mah ...

mah ...

semua-semua mamah. iya karna cuma mamah yang ada di sampingku. yang selalu setia mendampingi aku. dari aku di dalam perut sampai sekarang ini cuma mamah yang selalu ada buat aku. sampai saat ini umurku sudah 24 tahun dan aku masih sering manja kemamah. karena kebiasaan. apa -apa mamah, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi selalu mah. 

Aku lahir ditengah keluarga yang memang lengkap adanya namun todak lengkap rasanya. ya begitulah, sangat rumit. ya memang seperti ini yang tuhan kasih ke aku. jadi aku harus terima dan harus aku lewatin, karena aku engga sendirian dan aku sangat percaya kalau Tuhan tidak mungkin kasi ini semua ke aku dan mamah kalau kita tidak mampu untuk ngelewatinnya. 

menjadi seorang ibu seperti mamahku itu tidaklah mudah, ya menurutku. beban yang dipikul sangatlah berat. bangun tidur harus siapin sarapan, beres-beres piring bekas makan semalam, terus harus nyapu, ngepel, setelah itu bangunin aku buat sarapan, terus sarapan bareng. abis itu gk berenti gitu aja. mama abis itu beres-beres kamar terus sapuin kamar, dipel juga. abis itu? masih banyak pekerjaan lainnya sampai malamnya makan malem bareng kadang, mama bikin kue kadang terus aku nemenin mama dan akhirnya sampe kita tidur bareng. begitu setiap harinya. sungguh indah bukan kebersamaan kami. dan aku tahu sungguh melelahkan menjadi mamah. 

tapi, kenapa mama gaperna mengeluh? 

tidak perna mengeluh atas perbuatan aku dan perbuatan yang lainnya. 

kenapa mah? 

to be continue

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun