Mohon tunggu...
Kinanti
Kinanti Mohon Tunggu... Freelancer - bianglala

tetap bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sama Saja

23 Mei 2019   21:22 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pikir kali ini penantianku sudah berakhir

Berharap akan terjawab segala tanda tanya besar di kepala ini

Tapi nyatanya?

Hari ini aku sangat bersemangat, kenapa ? Karena aku merasa penyemangat hariku yang sempat hilang beberapa hari yang lalu bahkan minggu dan bulan yang lalu datang lagi, padahal datangnya tak selalu nanmun aku merasa sedikit bergairah lagi. Pagi itu aku sekolah seperti biasa. Datang ke sekolah, taruh motor, jalan kaki menuju kelas sambil menyanyikan lagu yang random. Aku masuk dan duduk di meja belakang. Kuambil handphone yang ada di kantung tas depanku dan menyalakan data perangkat. Banyak chat yang masuk, awalnya chat grup yang bertubitubi menimpa layar hp aku dan di detik-detik terakhir nampak chat rino. Dan akupun terkejut. Kenapa? Karena tumben aja rino chat pagi-pagi dan aku masih belum percaya itu. Aku cek kembali, melihat foto profil yang kebetulan fotonya random tapi aku yakin sih itu buah tangan rino. Akupun membalas. Hari ku terasa berwarna saat itu. Seperti ada harapan untuk menanti siang yang cerah dan aku benar-benar tersenyum saat itu.

Ternyata kamu masih sama, menyebalkan kamu itu gapernah bisa hilang ya? Kenapa sih? Selalu membuat hati ini seolah-olah hanya buat kamu namun saat itu juga aku bukan satu-satunya. Kenapa? Hobi kamu ya no? Kenapa harus hobi seperti itu ?

Menurutmu aku juga tak bisa berubah, kamu berharap aku bisa berubah setelah kamu tinggalin aku?

Aku berubah kok, namun perasaanku masih belum bisa berubah hingga detik ini, dan masih tetntang kamu, namun aku tidak pandai merangkai kata-kata menjadi kalimat yang menunjukkan bahwa aku masih sama dan masih menunggu kamu.

Sesekali obrolan kita membuat aku merasa sedih, kenapa ? Karena kamu tidak tahu banyak namun kamu nampak seolah-olah tahu segalanya. Padahal kamu kan uda pergi dua tahun lamanya, lalu yang membuat kamu tahu itu apa? Sepertinya hanya asumsimu saja yang ujung-ujungnya membuat kamu kebingungan lagi.

Saat ini aku berfikir bahwa kamu masih sama, dan aku ingin menunggu kembali. Tapi apakah ini adalah jalan yang benar? Atau salah ?

Aku ingin kamu menjawab ini semua.

Tak terasa, chattingan dengan kamu membuat hariku berputar secepat kilat yang membuat aku lupa untuk makan dan bernafas panjang. Karena dari pagi aku hanya senyum dan menatap layar hp sambil sesekali melihat ke depan, mungkin saja kamu tiba-tiba muncul di depan aku. Haha namun itu tidak mungkin terjadi karena kita dipisahkan oleh jarak, dan aku tahu kamu tidak suka menempuh jarak itu di siang hari yang terik ini.

Ini adalah chat telama aku dua tahun terakhir, karena selama kamu tidak lagi di sekeliling ku aku tak tertarik dengan mereka yang sangat menarik hati. Karena aku masih menunggu jawaban yang pas dan membuatku dapat menentukan jalanku setelah ini. Aku terlalu bodoh ya?

Chat kita berakhir di kamu, kamu hanya membaca dan aku merasa aku bukan satu-satunya di hari itu. Iya benar saja, karena kupikir saat itu kamu sudah tidak ingin lagi melanjutkan percakapan dengan ku. Kenapa ?

Kamu takut bakalan terulang kembali? Aku lebih takut.

Aku bodoh ya?

Mungkin iya, karena masih sama saja, yang dulu ataupun yang sekarang sama saja, sama-sama tidak memberikan jawaban yang jelas.

Aku bodoh ya masih menunggu kamu?

Aku harap ini kisah terkhir kita, setelah ini kita sama-sama tahu untuk mengambil jalan yang mana , karena dunia ini sangatlah luas jika harus terpaku pada satu objek saja. Pemandangan yang ada di dunia ini tidak hanya pemandangan yang ada di pegunungan yang indah, namun ada pemandangan pantai, sungai, danau, dan udara bahkan tanah pun memiliki keindahan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun