Mohon tunggu...
Kinanti Suwandari
Kinanti Suwandari Mohon Tunggu... Lainnya - Kinanti Suwandari

Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Keluarga dalam Penanaman Nilai-nilai Budaya Lokal

19 Desember 2020   06:43 Diperbarui: 19 Desember 2020   06:45 2599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Livingstone (1998) mendefinisikan pendidikan informal adalah setiap aktifitas yang melibatkan pursuit pemahaman, pengetahuan, atau kecakapan yang terjadi diluar kurikulum lembaga yang disediakan oleh program pendidikan, kursus atau lokakarya. Pendidikan informal sendiri dilaksanakan tanpa adanya kurikulum yang terstruktur dan sering terjadi tanpa adanya kesadaran dari pendidik maupun peserta didik. Pendidikan informal yang terdiri dari keluarga dan lingkungan masyarakat memiliki peranan tersendiri dalam upaya melestarikan tradisi lokal.

Keluarga merupakan salah satu pendidik dalam pendidikan informal. Menurut Bergess (1962) keluarga didefinisikan sebagai kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan, atau hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah yang berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat. 

Salah satu fungsi dari keluarga adalah fungsi sosial budaya dimana fungsi ini berarti membina sosialisasi pada anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga dan masyarakat. Rewang merupakan suatu tradisi di masyarakat Indonesia khususnya suku Jawa dimana masyarakat membantu tetangga atau masyarakat lain dalam menggelar acara hajatan yang mana membutuhkan banyak tenaga bantuan untuk mengurus konsumsi dan kesibukan rumah tangga lainnya. Tradisi ini mengajarkan semangat gotong royong dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat.

Nilai-nilai yang ada pada tradisi ini hendaknya dilestarikan dan diajarkan kepada anak-anak mereka agar tetap lestari. Keluarga sebagai tempat pertama seorang individu bersosialisasi memiliki peran yang utama dalam usaha melestarikan tradisi-tradisi lokal. Dari keluarga anak mendapat pendidikan berupa budi pekerti, etika, dan penanaman nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat. 

Penanaman nilai budaya oleh keluarga dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak misalnya dengan membiasakan anak mengikuti kegiatan atau tradisi rewang. Tradisi ini membawa dampak positif yaitu seorang anak yang terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang akan terbiasa membantu tetangga atau lingkungan sekitar. Hendaknya keluarga sebagai pendidik utama tetap menjalankan fungsinya sebagai tempat penanaman nilai nilai tradisi lokal agar tidak semakin luntur akibat dari perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun