Mohon tunggu...
Kinanthi Estu
Kinanthi Estu Mohon Tunggu... -

writing is cool

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ide, Seniman Tengger yang Mendunia

7 Maret 2016   14:54 Diperbarui: 7 Maret 2016   17:59 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertama kali saya bertemu dengannya di Desa Wonokitri, saat dia dan kawan-kawannya Tim Sanggar Tari Jaya Kusuma sedang mempersiapkan pertunjukan Sendratari Legenda Joko Seger dan Roro Anteng. Tangannya cekatan merias setiap pemeran tokoh dalam pertunjukan. Tangannya lincah menyapukan warna-warni cantik sesuai karakter tokoh. Wajah-wajah polos para pemain dipulasnya dengan apik menjadi karakter Joko Seger, Roro Anteng, Pandhita Guru, para sinden, dan karakter tokoh lainnya. Keseriusan nampak jelas di wajahnya saat merias. Jelas apa yang dikerjakannya bukan hal yang sepele baginya.

Adalah Ide Wijaya Purnama, seniman yang menarik perhatian saya waktu itu. Seorang pemuda asli Tengger yang berbakat. Tidak hanya mencipta tokoh melalui riasan, Ide rupanya juga merupakan salah satu pemain andalan Sendratari Legenda Joko Seger dan Roro Anteng karena kontribusinya yang cukup besar. Sendratari ini sendiri menceritakan tentang asal usul suku Tengger dan budaya Kasadha masyarakat Tengger. Tim Sanggar Seni Jaya Kusuma selalu berhasil membawa suasana kocak, tegang, bahkan haru ke atas panggung.

 Setiap penampilan mereka selalu berhasil mencuri perhatian penonton. Racikan musik, dialog, ekspresi pemain, koreografi, semua terpadu dalam pertunjukan yang disuguhkan para pemuda asli Tengger ini. Saya sendiri, selama setahun bertugas di Kecamatan Tosari, beberapa kali melihat Sendratari Legenda yang akrab di telinga warga Pasuruan tersebut. 

Bagi saya, menyaksikan Legenda Joko Seger-Roro Anteng suguhan Tim Sanggar Tari Jaya Kusuma, menjadi salah satu kesempatan paling istimewa yang saya miliki. Rasanya haru dan bangga punya kesempatan melihat semangat para pemuda Tengger yang tidak canggung dengan kesenian tradisional dan legenda suku mereka sendiri.

Setelah dua tahun saya meninggalkan Tosari karena habis masa tugas, rupanya ada cerita menarik dari Ide. Pemuda asli Tengger yang penuh bakat ini ternyata sudah melangkah sangat jauh dalam mengembangkan potensinya di bidang seni. Akrab dengan pertunjukan demi pertunjukan, Ide dilirik oleh pihak Dinas Pariwisata ketika mementaskan pertunjukan di Batu, Malang. Dari Tengger, Ide bertolak ke Malang, ke sebuah padepokan seni. Di padepokan seni itulah, Ide berproses dengan lebih serius.

Keseriusannya menekuni seni mendatangkan sebuah kesempatan besar baginya. Ide terpilih sebagai wakil Indonesia pada ajang festival beladiri di Korea tahun 2013. Di ajang itu, Ide berhasil mengalahkan 137 negara peserta festival beladiri tersebut. Dari situ, kesempatan besar yang lain berdatangan menghampirinya. 

Dari situ, Ide berhasil menjadi bukti bahwa seniman Tengger juga bisa mendunia. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 Agustus 2015, kesempatan datang dari Melbourne. Acara festival pencak silat bertajuk Super Sense Festival menjadi kesempatan bagi Ide, sang seniman muda Tengger, untuk kembali menunjukkan kemampuannya.

Kini, pemuda kelahiran Pasuruan, 24 Juni 1993 ini tidak hanya disibukkan dengan latihan-latihan bersama kawan-kawannya di padepokan seni, ia juga tengah sibuk mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam undangan festival-festival seni tingkat dunia selanjutnya. Salah satunya adalah festival seni yang akan diikutinya di Jerman. 

Tanggal 8 Maret nanti, Ia akan terbang ke Jerman, membawa kecintaannya akan seni daerah dan menunjukkannya di ajang internasional. Mungkin tidak terpikir oleh banyak orang bahwa akan ada seniman Tengger yang bisa berkarya hingga ke banyak negara. Mungkin pula tidak pernah terpikirkan oleh Ide bahwa Ia akan menapak hingga benua Eropa. Tapi Ide menjadi bukti bahwa kesempatan selalu ada bagi mereka yang tekun berkarya. Dari Tengger, Ia melangkah mendunia.

Cerita mengejutkan dari Ide kembali mengingatkan saya bahwa ada banyak juara di sekitar kita. Ide, juara dari Pengunungan Tengger, mutiaranya Suku Tengger, melakukan apa yang Ia suka untuk mengharumkan Negara dan tanah kelahirannya.

Cerita mengejutkan dari Ide kembali menyalakan semangat saya bahwa selalu ada kesempatan bagi mereka yang bekerja dengan hatinya. Apapun yang bisa kita kerjakan, kerjakan semuanya dengan hati. Bukan semata untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk menebar inspirasi.

Terus semangat berkarya, Ide … !!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun