Mohon tunggu...
Kinanta Uhail
Kinanta Uhail Mohon Tunggu... Aktor - saya adalah mahasiswa

olahraga bosku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kemampuan Kompetisi Beberapa Varietas Kedelai terhadap Gulma Alang-Alang dan Teki

16 Juni 2024   01:29 Diperbarui: 16 Juni 2024   01:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kemampuan Kompetisi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max) Terhadap Gulma Alang-Alang (Imperata cylindrica) dan Teki (Cyperus rotundus)

Kinanta Uhail Rosyadi

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan tanaman kacang kacangan dengan tingkat konsumsi paling tinggi pertama dan menghasilkan protein serta serat yang dapat memenuhi nutrisi tubuh manusia. Kedelai adalah salah satu komuditas palawija yang memiliki peranan penting dalam pangan nasional. Tingginya tingkat perkembangan industri pangan yang berbahan baku kedelai misalnya kedelai hitam menyebabkan tanaman ini lebih banyak ditanam dan dibudidayakan (Siregar & Rahmadina., 2023). Berdasarkan data BPS Indonesia (2020), produksi kedelai di Indonesia pada periode 2008-2020 meningkat rata-rata  sebesar 2,58%  tahun. Namun  peningkatan  produksi  kedelai  tersebut  tidakdapatmengimbangi  laju konsumsi  kedelai.  Menurut  FAO (2019), konsumsi  kedelai  perkapitadi  Indonesia meningkat  dari  8,97  kg  tahun pada tahun  2005  menjadi  10,06  kg  tahun pada  tahun  2020. Bila  diasumsikan  jumlah  penduduk Indonesia sebanyak  250  juta  orang  dan  rata-rata  konsumsi  per  kapita  kedelai  sebesar10  kg  tahun maka  diperlukan  kacang kedelai untuk kebutuhan pangan minimal 2,5 juta ton tahun. Penurunan produksi kedelai secara nasional disebabkan banyak faktor, petani menganggap bahwa kedelai merupakan komoditas sampingan setelah padi dan petani kurang semangat melakukan penanaman kedelai karena tidak adanya kepastian harga ditingkat petani, harga kedelai di pasaran rendah akibat adanya kedelai impor yang berharga murah dan penghapusan subsidi sarana produksi yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi, sehingga sebagian petani tidak mampu menerapkan teknologi usahatani secara baik oleh karena itu petani hanya menggunakan teknologi seadanya seperti tidak menyiangi gulma sehingga akan terjadi persaingan terhadap cahaya, CO2, air, unsur hara dan ruang tumbuh. Besarnya tingkat kerugian akibat persaingan dengan gulma sangat bervariasi  bergantung  pada populasi  dan macam spesies gulma yang ada. Gulma  yang  sering dijumpai    di    pertanaman    kedelai    dan termasuk  kategori noxious  weed (gulma berbahaya  dan  sangat  merugikan)  serta sulit  dikendalikan  oleh  herbisida  maupun penyiangan, yaitu alang-alang dan teki. Gulma dapat menjadi kompetitor dan merupakan faktor pembatas penting bagi produktivitas kedelai. Besarnya tingkat kerugian tanaman akibat persaingan dengan gulma sangat bervariasi bergantung pada populasi dan macam spesies gulma serta varietas tanaman pokok

ISI

Alang-alang   dan   teki   merupakan   jenis gulma  yang  berbahaya  (noxious).    Kedua gulma   ini   sering   dijumpai   berasosiasi dengan   pertanaman   kedelai   dan   dapat menjadi  kompetitor  yang  kuat  terhadap faktor  tumbuh  yang  dibutuhkan  tanaman kedelai   khususnya   untuk   pembentukan dan  perkembangan  daun (Hariadi dkk., 2018). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Budi & Hajoeningtijas (2019) bahwa Varietas Ijen dan Sinabung mempunyai respon pertumbuhan yang lebih  baik  dibandingkan  dengan  varietas Grobogan  pada  perlakuan gulma  alang-alang  dan  teki kerapatan  50  gulma/m.  Varietas   Sinabung   memberikan respon hasil paling  tinggi  untuk  jumlah  polong isi  per  tanaman  :  285.5  bh  polong  dan bobot biji per tanaman : 46.6667g (5.6 ton/ha).Varietas  Sinabung  mempunyai kemampuan    kompetisi    paling    tinggi dibandingkan  dengan  varietas  Grobogan dan    Ijen, hal    ini    terlihat    dari    nilai kompetisi yang tertinggi, varietas Sinabung  yang berkompetisi dengan  teki  menghasilkan   nilai   kompetisi sebesar  15.0075  dan  varietas  Sinabung yang   berkompetisi   dengan   alang-alang   menghasilkan   nilai   kompetisi sebesar  7.9913. Tindakan  pengendalian gulma    perlu    dilakukan    karena    dapat meningkatkan hasil kedelai secara nyata.

Kedelai memiliki beberapa kemampuan dalam menghambat pertumbuhan gulma seperti alang-alang dan teki, meskipun tidak sepenuhnya menyingkirkan mereka. Beberapa cara kedelai membantu mengendalikan gulma sebagai berikut. Konkurensi nutrisi yaitu Kedelai tumbuh dengan cepat dan menutupi permukaan tanah dengan daunnya yang lebat, mengurangi cahaya matahari yang mencapai gulma di bawahnya. Selain itu, kedelai juga menyerap sebagian besar nutrisi dari tanah, meninggalkan sedikit untuk gulma tumbuh. Alelopati yaitu kedelai menghasilkan senyawa kimia tertentu dalam akar dan daunnya yang dapat menghambat pertumbuhan gulma atau tanaman lain. Beberapa senyawa ini memiliki sifat alelopatik, yang berarti mereka dapat menghambat perkecambahan biji gulma atau pertumbuhan mereka. Pengolahan tanah ketika kedelai dipanen, sisa-sisa tanaman kedelai yang dibiarkan di lapangan dapat membantu menutupi tanah, mengurangi kemungkinan perkecambahan biji gulma dengan memblokir cahaya matahari dan memperbaiki kualitas tanah (Ngawit dkk., 2023). Meskipun demikian, terkadang kontrol gulma secara mekanis atau dengan menggunakan herbisida menjadi perlu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang terlalu agresif. Selain itu, rotasi tanaman dengan tanaman non-leguminosa dan praktik manajemen tanah yang baik juga penting untuk meminimalkan populasi gulma.

KESIMPULAN

 Alang-alang   dan   teki   merupakan   jenis gulma  yang  berbahaya  (noxious).  Kedua gulma   ini   sering   dijumpai   berasosiasi dengan   pertanaman   kedelai   dan   dapat menjadi  kompetitor  yang  kuat  terhadap faktor  tumbuh  yang  dibutuhkan  tanaman kedelai. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Budi & Hajoeningtijas (2019) bahwa Varietas Ijen dan Sinabung mempunyai respon pertumbuhan yang lebih  baik  dibandingkan  dengan  varietas Grobogan  pada  perlakuan gulma  alang-alang  dan  teki kerapatan  50  gulma/m. Beberapa cara kedelai membantu mengendalikan gulma yaitu konkurensi nutrisi, alelopati dan pengolahan tanah.

Siregar, W. T., & Rahmadina, R. (2023). Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai Hitam (Glicine Max L) dengan Sistem Vertikultur. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 6(1), 38-46.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun