Video pendek Joko Widodo Pakai Moge Yamaha FZ1 dan berhelm meresmikan Asian Games 2018 telah mempermalukan Indonesia di Mata Dunia.
Jutaan pasang mata dari dalam dan luar negeri (dunia) menyaksikan pembukaan ceremonial ASIAN GAMES 2018 yang ke 18 di Jakarta. Di awal ceremonial dimunculkan video Presiden Indonesia sebagai kepala negara tuan rumah yang akan menghadiri ceremonial di GBK.
Kita tak habis pikir, serta tak mengerti, bingung akan tujuan atau keinginan Presiden Jokowi dan team Asian Games yang memulai Acara Asian Games dengan Video pendek Jokowi dari Istana Bogor ke GBK. Untuk apa ? Mau Gagah gagahan ? Ujungnya juga pencitraan semu, karena sejak sebelum 2014 dengan konspirasi mobil Esemka sudah dimulai budaya pencitraan. Pasalnya video tersebut terkesan kuat sebagai video pencitraan Jokowi untuk target Pilpres 2019 tidak terlihat juga kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, padahal beliau hadir ketika itu, begitu juga Gubernur Palembang. Pada saat itu panggung diperuntukkan hanya tertuju kepada figur seseorang saja.
Naik motor gede (Moge) tersebut tak memiliki kolerasi dengan ASIAN Games, juga tak ada manfaat untuk Indonesia, tak punya nilai promosi pariwisata yang bernilai tinggi. Bahkan sebaliknya tertawaan banyak orang, video tersebut berpotensi  mempermalukan Indonesia dan bangsa Indonesia di mata masyarakat dunia.
Berikut beberapa poin dari video tersebut yang berpotensi telah mempermalukan Indonesia di mata dunia.
1. Video itu memperlihatkan pada dunia bahwa pasukan pengamanan presiden (paspamres) Indonesia kurang sigap dalam mengawal Rute Jalur kepresidenan pada sebuah acara besar International di Indonesia. Bagaimana bisa jalur tujuan presiden bisa terjebak macet tanpa ada upaya alternatif jalan lain atau cara pengamanan lainnya agar sampai ke tujuan. Artinya memang dibuat even Asian Games 2018 ini untuk sebuah panggung sandiwara dari seorang Presiden untuk sebuah pencitraan semu yang tidak sesuai dengan kemampuan sesungguhnya dari Joko Widodo sendiri.
2. Video itu memperlihatkan pada dunia bahwa presiden Indonesia dibolehkan untuk bisa Ugal-Ugalan & Balap-Balapan Naik Motor Gede Sendiri tanpa pengawalan dari paspamres dengan gaya bermotor freestyle dijalan raya. Jika celaka, yang rugi adalah bangsa Indonesia karena untuk memilih Presiden energi National terkuras serta sangat mahal. Oleh karena itu, buat apa diskenariokan seorang presiden terlibat didalam sandiwara pencitraan yang mengundang orang melihatnya mencibir dan tertawa.
3. Video itu memperlihatkan pada dunia bahwa paspampres tidak krearif memiliki cara lain untuk bisa mencapai ketujuan. Pasalnya Presiden hanya naik motor sendirian atas keterlambatan waktu pada urusan super urgent tanpa pengawalan. Kenapa harus pakai motor besar yang beresiko tinggi dan bukan memakai Helikopter ? Bisa jadi orang dan masyarakat dunia bertanya, apakah negara Indonesia tak mampu beli helikopter atau sewa helikopter untuk mobilitas seorang presiden ? Padahal alat angkut untuk perjalan presiden Indonesia cukup lengkap.
4. Video itu mempermalukan Indonesia karena menggambarkan betapa kacaunya para suporter serta perlalulintasan di Indonesia dalam memberi dukungan akses sarana jalan untuk peresmian acara besar. Aksi mendukung perhelatan besar ini, mereka dikesankan dalam video itu, membuat macetnya jalan2 hingga seorang presiden pun dibuat macet tak bisa lewat. Demi konspirasi target sandiwara, dibuatlah image kacaunya perlalulintasan jalan di Jakarta.
5. Video itu memperlihatkan pada dunia bahwa presiden Indonesia ternyata dibolehkan rakyatnya dan dibolehkan secara hukum sebuah akting bersandiwara bagi seorang Presiden. Dengan kata lain presiden Indonesia bisa beda di tampilan dengan kenyataan kemampuan seorang presiden yang sebenarnya.
Dalam video tersebut Jokowi digambarkan sepertinya sangat ahli dan piawai untuk mengendarai Moge dengan Akselerasi kecepatan Jumping, Loncat, Balap Berliku dan mengerem dengan Angkat terjungkat satu ban belakang Motor.Â
Padahal tak pernah ada rekam jejak Jokowi dengan kemampuan seperti itu. Tentu semua proses acting sandiwara itu adalah dilakukan oleh seorang stuntman, tentu video pendek itu adalah sebuah rekayasa kebohongan publik ! Seolah olah Presiden Jokowi sangat piawai dalam menunggang Moge, dan itu bukan Jokowi yanmg sebenarnya, itu adalah stuntman bernama Withithep Komolhiran asal Thailand untuk kepentingan sandiwara konyol bagi kepentingan gagah gahan seseorang yang tidak percaya diri.
Ini adalah kesalahan Jokowi. Bagaimana bisa konsep pencitraan semu seperti itu yang dipilih dan disetujui Jokowi ? Jokowi tak bisa mengelak dari konsep skenario pencitraan semu ini bahwa itu bukan kesalahannya, karena Jokowi ikut shooting dalam proses pembuatan adegan film sandiwara pendek tersebut yang kental dengan pencitraan. Miris sekali ! (Dari berbagai sumber komentar publik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H