KESEHATAN MATA PADA REMAJA
Kesehatan mata merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada masa remaja di mana pertumbuhan fisik dan mental sedang mencapai puncaknya. Periode ini sering kali ditandai dengan intensitas penggunaan teknologi digital seperti ponsel, tablet, dan komputer, yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan mata remaja. Salah satu masalah kesehatan mata yang sering terjadi pada remaja adalah myopia atau rabun jauh.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), myopia menjadi semakin umum pada populasi remaja di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan tingkatpenggunaan teknologi yang tinggi (WHO, 2021).
Selain itu, sindrom mata kering juga menjadi masalah yang semakin umum pada remaja akibat terlalu lama menatap layar digital. Studi yang dipublikasikan di Journal of Ophthalmology menemukan bahwa paparan layar digital dalam jangka waktu panjang dapat mengurangi frekuensi kedipan mata, yang pada gilirannya menyebabkan mat kering dan iritasi (Wolffsohn et al., 2020). Paparan berlebihan terhadap layar digital dikenal sebagai salah satu penyebab utama kelelahan mata digital atau Digital Eye Strain (DES). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam per hari di depan layar digital memiliki risiko lebih tinggi mengalami DES dibandingkan mereka yang memiliki waktu layar yang lebih rendah (Kemenkes, 2022).
Untuk mencegah masalah-masalah tersebut, penting bagi remaja untuk mengikuti beberapa langkah sederhana dalam menjaga kesehatan mata. Pertama, aturan 20-20-20 sangat disarankan, yaitu setiap 20 menit, remaja harus melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mengurangi ketegangan mata yang disebabkan oleh paparan layar digital. Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E, serta omega-3 seperti wortel, bayam, dan ikan, dapat membantu menjaga kesehatan retina dan mencegah degenerasi makula yang dapat terjadi di kemudian hari (National Eye Institute, 2020).
Referensi:
World Health Organization (WHO). (2021). Myopia and high myopia.
Wolffsohn, J. S., Wang, M. T. M., Vidal-Rohr, M., & Huntjens, B. (2020). Digital Eye Strain:
Refractive and Dry Eye Issues. Journal of Ophthalmology.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). (2022). Laporan Tahunan Kesehatan
Mata di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
National Eye Institute. (2020). Age-Related Macular Degeneration (AMD): What You Need to
Know.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H