Mohon tunggu...
sari yanti
sari yanti Mohon Tunggu... -

sangat suka sekali membaca, punya ketertarikan terhadap dunia menulis. selebihnya saya pribadi yang lebih suka menyendiri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mari Berbagi Lewat Hal Terkecil...

12 September 2012   08:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak bermaksud riya atau pamer dengan tulisan ini. karena saya yakin pasti banyak orang yang mungkin jauh berbuat lebih banyak dari apa yang saya lakukan. saya hanya ingin menularkan keinginan berbagi kepada teman-teman kompasiana.

Saya bekerja disebuah perusahaan swasta dengan penghasilan yang mungkin buat beberapa orang dianggap kecil. awalnya pun saya selalu merasa kurang tapi saya mencoba mensyukurinya dan akhirnya saya bisa menikmati setiap sen penghasilan saya. tidak besar kok, gaji saya ada di angka 2 juta lebih sedikit.

Saya orang yang mudah merasa kasihan sama orang lain. ga tegaan adalah sifat yang paling terlihat. saya selalu ingin berbagi bahkan dalam keadaan saya kurang sekalipun. awalnya saya bingung bagaimana caranya bisa berbagi dengan orang lain dengan penghasilan yang katakanlah pas-pasan. saking pas-pasannya sedekah dan berbagi adalah hal terakhir yang akan saya lakukan jika ada uang sisa. sudah pasti bisa ditebak sedekahnya jadi jarang karena memang jarang sekali uang saya bersisa he..he.

sejak itu saya ubah pola pikir saya. kalau dulu sedekah jika ada uang lebih, maka sekarang kapanpun saya bisa berbagi dengan mereka yang mungkin tidak seberuntung saya. tentu sesuai dengan kemampuan saya.

Saya bekerja di kawasan industri, setiap pagi saya melakukan rutinitas jalan kaki dari gerbang pintu kawasan sampai ke kantor. kurang lebih 350 meter. di sepanjang jalan dibeberapa tikungan akan saya temui bapak tua yang bertugas menyapu jalanan. awalnya hanya bisa merasa kasihan melihat mereka diusia renta seperti itu masih bekerja. sampai suatu hari saya punya niat memberi nasi bungkus untuk mereka sarapan.

Alhamdulillah setiap 3 hari dalam 5 hari kerja saya membawakan sarapan untuk bapak-bapak tua itu. tidak berbarengan sih, bergantian. senang sekali rasanya jika saya telah melakukan hal itu. rasa sayang terhadap mereka jadi bertambah. senang melihat ekspresi kaget ketika menerima nasi bungkusnya, lalu mereka mengucapkan terima kasih dengan tulus serta doa untuk saya. saya hanya bbisa mengamini dan berdoa semoga mereka senantiasa Allah jaga kesehatannya dan Allah limpahkan kekuatan serta kemudahan. sambil berlalu meninggalkan bapak tersebut mataku biasanya berkaca-kaca dan dada terasa sesak.

Aku berharap semoga mereka yang di dalam mobil berkenan untuk turun dan memberikan nasi, roti atau apa pun untuk para bapak penyapu jalanan itu. mereka bukan pengemis yang malas, mereka para bapak lansia yang masih berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menyapu jalan. bukankah kita yang masih muda, sehat dan berpenghasilan lebih sepatutnya membantu mereka, menyisihkan 2,5% atau lebih dari gaji kita untuk mereka. karena itu adalah hak mereka yang Allah titipkan melalui tangan kita.

Saya bingung dengan para koruptor yang tega sekali mengambil apa yang bukan haknya. pernahkah mereka melihat para lansia yang masih harus bersusah payah mendorong gerobak sampah hanya sekedar untuk makan? sedangkan para koruptor itu dengan begitu mudah membelanjakan uang haramnya untuk berfoya-foya?

Saya berharap bisa menjadi kaya. jika saya kaya saya bisa berbagi dengan mereka. membagi makanan, pakaian, obat dan cinta kasih untuk mereka. saya tidak mau menjadi manusia yang begitu malas berbagi karena takut mengurangi kekayaan.

Sekali lagi tidak bermaksud riya atau pamer, hanya ingin menular kan semangat berbagi kepada siapa pun yang membaca artikel ini agar segera berbagi kepada mereka yang memang membutuhkan uluran kasih sayang kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun