Mohon tunggu...
Jennifer. K
Jennifer. K Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya adalah seorang siswi yang duduk di bangku 1 SMA

Saya adalah founder dari organisasi lingkungan alam, Beyond the Shown

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persatuan: Kunci Merdeka Anak Muda!

1 Desember 2023   21:38 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga", Bung Tomo (1920-1981). Nama Bung Tomo adalah nama tokoh di peristiwa 10 November yang tidak jarang disebut. Pahlawan yang berasal dari Surabaya ini adalah seseorang yang terkenal dengan sifat pantang menyerahnya dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Tentunya, masih ada banyak tokoh lain yang berusaha melawan penjajah. Bagaimana tidak? Masyarakat Tanah Air harus hidup di bawah ketakutan yang luar biasa selama ratusan tahun. Eksploitasi, kekejaman, dan penindasan yang dilakukan Belanda akhirnya memunculkan dendam dan kebencian dalam diri rakyat Indonesia. Faktor ini menjadi awal mula lahirnya pergerakan nasional.

Selain itu, kaum terpelajar yang mulai bermunculan pada saat itu juga ikut bergerak membela negara. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menyediakan pengajaran dan pendidikan bagi kaum muda Indonesia. Pada masa itu pula memori lama tentang kejayaan bangsa sebelum dijajah kembali menghantui rakyat. Keinginan bangsa Indonesia untuk bebas kemudian semakin memuncak.

Akhirnya, sifat nasionalisme menjadi vital karena mendorong masyarakat untuk ikut berjuang bersama memerdekakan diri dari Belanda. Hal ini lah yang menyebabkan lahirnya organisasi pergerakan nasional. Organisasi-organisasi ini biasa dipimpin oleh kaum berpendidikan dan memiliki visi-misi yang sama, yaitu Indonesia yang merdeka.

Beberapa organisasi pergerakan nasional Indonesia yang sering kita dengar meliputi; Budi Utomo, Sarekat Islam, Idische Partij, dan PKI. Dapat dipastikan anggotanya muda-mudi bersikeras melawan penjajahan atas bangsa. Bahkan, mereka tidak segan melakukan perlawanan dan pemberontakan di depan Belanda. Jika demikian, apa yang menyebabkan organisasi-organisasi ini gagal?

Keberhasilan dan perjuangan yang hebat, pasti diiringi bersama banyak rintangan. Belanda yang saat itu memiliki teknologi dan strategi yang lebih kuat dapat dengan mudah menyingkirkan semua yang dianggap membatasinya. Jumlah organisasi pejuang kemerdekaan yang banyak juga seringkali dianggap sebagai cara yang efektif untuk melawan Belanda. Padahal, jumlah yang banya adalah sia-sia apabila tidak bersatu saat bertempur.

Kita akan melemah ketika melawan apabila tanpa kawan. Hal ini penting untuk diingat pelajar Indonesia zaman sekarang. Seharusnya perlawanan dan kegagalan leluhur kita jadikan evaluasi untuk memajukan bangsa. Namun hingga hari ini, masih banyak anak muda yang menolak persatuan.

Sebagai masyarakat dengan usia yang sangat produktif, semangat setiap anak muda pasti menggebu-gebu. Namun, berapa banyak dari mereka yang malah tertelan ambisinya sendiri? Berapa banyak dari mereka yang menjatuhkan mimpi sebayanya? Ironisnya, ini semua disebabkan oleh insting untuk mendahulukan persaingan dibanding persatuan.

Tidak sedikit dari anak Indonesia yang gagal memahami hakikat persatuan. Padahal semboyan negara dengan jelas menekankan kesatuan skala nasional. Apabila cita-cita penerus hanya dieksekusi sendiri-sendiri, lantas siapa yang akan mengurus negara ini?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan siswa-siswi Indonesia untuk memperkokoh persatuan negara. Di antaranya adalah dengan mempraktikkan sifat tolong-menolong dalam keseharian. Menghargai pendapat orang lain juga merupakan salah satu bentuk mengesampingkan perbedaan dan mementingkan persatuan. Terakhir, penting bagi pelajar untuk belajar dan bekerja bersama tanpa memandang suku, ras, dan agama.

Di mana ada persatuan, di situ selalu ada kemenangan. Selamat memperjuangkan persatuan anak muda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun