"Masyarakat dengan kebudayaan yang maju berarti memiliki peradaban yang tinggi".Â
Kalimat tersebut diungkapkan oleh Prof Dr. Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia. Kita seringkali mendengar kata "peradaban". Beberapa contoh peradaban yang terkenal ada Peradaban Mesopotamia, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Yunani Kuno, dan lain-lain.
Nah, sebelum kita membahasnya lebih lanjut, yuk kita pelajari dulu maksud dari peradaban. Kata peradaban itu sendiri berasal dari bahasa Latin, civitas yang berarti kota. Kalau dalam bahasa Inggris, civilitas berarti civilization.
Peradaban dimulai ketika sekelompok orang menetap di sebuah daerah. Dari peradaban-peradaban tersebut, lahirlah kebudayaan baru, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi, dan masih banyak lagi. Inilah pentingnya kita mempelajari peradaban dunia. Dengan melihat ke belakang, kita bisa belajar dari sejarah dunia kita.
Biasanya, pusat-pusat peradaban dunia berkembang di tepian sungai. Contohnya seperti peradaban di Asia-Afrika yang memanfaatkan peran Sungai Indus, Nil, dan Hwang Ho.
Buktinya, beberapa tempat pariwisata yang ramai di zaman sekarang berasal dari peradaban kuno, loh! Misalnya, ada Tembok Besar Tiongkok (The Great Wall of China), Piramida El Castillo, Piramida Giza, dan lain-lain. Tidak hanya itu. Manusia pertama kali mengalami perkembangan sistem penulisan di Peradaban Mesopotamia, 5000 tahun yang lalu. Kini, kegiatan menulis sudah sangat umum dilakukan di banyak tempat.
Meskipun peradaban dunia sudah terjadi berates-ratus, bahkan lebih dari beribu-ribu tahun yang lalu, ilmu yang bisa kita peroleh dari peradaban-peradaban tersebut masih relevan. Ilmu pengetahuan yang kita dapatkan bisa kita pakai untuk semakin berkembang di masa ini.
Hasil peninggalan peradaban dunia tidak selalu dalam bentuk benda saja. Ada sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, hingga kebudayaan sosial. Misalnya, pada peradaban Mesopotamia, muncul negara agama pertama. Dalam kebudayaan sosialnya, peradaban Mesopotamia memiliki struktur masyarakat, yang di dalamnya ada imam-raja, pedagang, petani, peternak, pemburu, hingga budak.
Nah, bagaimana sih terbentuknya sebuah proses peradaban? Ketika beberapa orang menetap di sebuah daerah, populasi manusia di tempat tersebut akan bertambah. Saat masyarakat tersebut sudah menjadi suatu kelompok yang besar, tentu saja akan muncul kegiatan-kegiatan sosial. Contohnya seperti bersosialisasi, mencari mata pencaharian, dan seterusnya.
Pada suatu kelompok yang besar, akan diperlukan sebuah pemimpin. Pemimpin tersebut yang pada akhirnya akan menjadi raja atau kaisar. Dari sana juga, akan muncul sistem politik baru. Dari aktivitas sosial yang dilakukan masyarakat peradaban kuno, juga akan lahir kebudayaan, tata krama, cara-cara baru.
Hampir semua peradaban juga semakin besar wilayah perluasannya karena perang. Perluasan daerahpun mengakibatkan semakin banyaknya wilayah yang terkena peradaban. Tiap wilayahpun pasti memiliki bangunan dan benda-benda hasil budayanya sendiri. Nah, kira-kira seperti itu proses terbentuknyas sebuah peradaban.
Wah, pasti seru kan belajar tentang peradaban dunia? Beberapa minggu ini, saya sendiri juga sedang mendapatkan materi tentang peradaban dunia di sekolah. Di kelas sejarah minat, kami juga diberi tugas kelompok tentang peradaban. Ada kelompok yang mempresentasikan peradaban Mesopotamia, ada pula kelompo yang mempresentasikan hasil budaya peradaban Mesir Kuno.
Awalnya, saya sendiri ragu bisa mengerti tentang topik peradaban dunia ini. Saya pikir, bagaimana saya bisa mengerti kejadian yang sudah terjadi di masa lampau? Namun, ternyata guru kami sangat setia dalam menemani kami belajar dan bertumbuh dalam kelas. Sekarang, saya sadar bahwa ilmu yang diperoleh dari topik peradaban dunia masih sangat relevan di masa kini!
Maka dari itu, jangan biarkan peradaban dunia berhenti sampai situ saja. Kita harus tetap meneruskan ilmu yang diperoleh dari masa peradaban dunia tersebut. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sendiri menjelaskan pentingnya melestarikan jejak peradaban. Hal ini beliau sebutkan pada kunjungannya di Candi Kedaton di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, April tahun lalu.
Sebagai generasi penerus, mari kita teruskan perkembangan peradaban dunia. Bersama, kita pasti bisa membangun dunia yang lebih baik lagi. Seperti kata Elie Wiesel; "Tanpa memori, tidak ada budaya. Tanpa ingatan, tidak akan ada peradaban, tidak ada masyarakat, tidak ada masa depan". Mari belajar peradaban, untuk membangun masa depan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H