Mohon tunggu...
Kimy
Kimy Mohon Tunggu... Lainnya - Travellover

Seorang pecinta traveling yang sedang belajar menjalani gaya hidup frugal living. My blog : Jalan-jalan Kimy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ngetrip ke Malaysia (Day 3): Explore Batu Cave dan Nyicipin Kuliner Lokal

12 Desember 2022   08:04 Diperbarui: 12 Desember 2022   08:53 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan-jalan Kimy hari ketiga mau ke Batu Cave. 

Oh ya, btw aku menginap di hotel Metro KL yang terletak tepat di dekat stasiun KL Sentral, dengan harga kamar sekitar Rp. 500ribuan/malam sudah termasuk sarapan. Hotelnya enak, bersih, dekat, nyaman, dan murah. Ini recomended banget sih menurutku.

Tepat di sebelah kiri gedung hotel Metro KL ada sebuah kedai kecil bernama restoran Husein. Resto ini menyediakan berbagai sajian khas India, seperti karee, nasi biryani, roti canai, dan ada aneka menu nasi goreng juga. Kami pesan nasi goreng Thailand. 

Nah lho, bingung kan, orang Indonesia pergi ke Malaysia makan di resto India pesan nasi goreng Thailand. Hahahahaa... macam susu sapi kaleng bermerk susu beruang untuk diminum manusia yang iklannya naga aja. Hehe...

Nasi goreng Thailand ini sebenernya adalah nasi goreng biasa yang dimasak dengan bumbu rempah khas India, dengan rasa kapulaga kayu manis dan entah apalah lagi rempah-rempah itu yang terasa strong banget. Hanya saja penyajiannya si nasi dibungkus oleh lembaran telur dadar, lalu dihias dengan lukisan saos diatasnya supaya menarik. Per porsi nasi goreng Thailand seharga RM 6.

Dan yang paling juara disini adalah es lemon tea nya seger bangeeettt... mak nyesss gitu ngalir di tenggorokan (bahkan saat menulis blog ini pun aku masih ngeces-ngeces ngebayangin segernya es lemon tea nya resto Husein.. ssruuupp...), dan harganya cuma RM 2.

Sementara es Milo nya juga enak, seharga RM 2,7, pingin nyobain aja, karena konon rasa Milo Malaysia berbeda dengan rasa Milo di Indonesia. Iya sih, lebih ke rasa dark choco gitu menurutku.

Perut kenyang, hati senang, let's go to the next destination.. yuhuuuu...!!!

Untuk menuju ke Batu cave aku naik komuter KTM dari stasiun KL Sentral. Begitu sampai di stasiun, aku membeli koin terlebih dahulu di mesin tiket untuk rute komuter KTM jalur merah tujuan stasiun Batu Cave seharga RM 1,2. 

Cara pembelian tiket komuter di mesin berbentuk atm, cukup klik jenis commuter, lalu klik nama stasiun tujuan yang terpampang di layar, masukkan jumlah tiket yang ingin dibeli, masukkan uang sesuai jumlah total yang tertera melalui lubang uang kertas atau koin.

Beberapa mesin menyediakan uang kembalian, tapi ada juga yang minta uang pas. Kalau nggak punya recehan, bisa tukar uang koq sama petugas loket. Atau bisa juga pilih mesin tiket yang tulisan atasnya berwarna hijau. Lalu keluar deh koin tiketnya yang mirip koin karambol atau tutup botol air mineral. Koin biru ini nantinya akan menjadi tiket akses kita untuk masuk ke line komuter.

Caranya dengan ngetap in si koin di pintu masuk stasiun, pintu akan terbuka lalu kita masuk, simpan jangan sampai hilang, naik ke kereta, lalu saat sampai di stasiun tujuan si koin harus kita cemplungin (tap out) ke mesin pintu stasiun supaya kita bisa keluar. Kalau di Jakarta, fungsinya sama seperti kartu commuter line gitu.

Kereta komuter line di Malaysia itu banyak dan on time banget. Di layar digital akan terpampang berapa menit lagi si komuter bakal sampai di stasiun itu. Lima menit kah.. dua menit kah. Dan bener lho, pada waktu yang sudah ditentukan si komuter bener-bener udah nongol aja disitu. Kereeenn... jadi nggak perlu celingukan ngeliatin rel nunggu kapan si komuter datang.

Oh ya btw, kereta komuter dalam bahasa Malaysia biasa disebut train atau rapid. Sedangkan kalau kita menyebut 'kereta', maka bagi mereka itu akan berarti 'mobil'. Jadi kalau mau nanya sama orang lokal kereta mana yang harus kita naiki untuk ke tujuan A, maka gantilah kata 'kereta' menjadi train atau komuter atau rapid yaaa...


Waktu tempuh KL Sentral -- Batu Cave 45 menit. Batu Cave adalah stasiun terakhir, jadi nggak perlu takut kebablasan.

Sampai di stasiun Batu Cave, keluar stasiun, dan patung dewa Hanoman raksasa tepat disamping stasiun langsung menyambut kami. Batu Cave adalah tempat peribadahan umat Hindu yang berada di bukit kapur. Jalan melewati area lapang kita bakal melihat kuil yang sebagian besar pengunjungnya adalah orang India yang akan beribadah. 

Di sepanjang jalan menuju area Batu cave banyak pedagang kain sari, manisan khas India, rakhi atau gelang-gelang India yang terbuat dari benang merah dan kuning, kue cincin, juga jasa lukis tangan dengan Henna. Aroma dupa tercium dari kuil-kuil yang kami lewati.

Semakin masuk ke area Batu cave, makin tampak patung dewa Murugan setinggi 42 meter berlapis emas yang menjadi icon Batu cave berdiri kokoh di depan gua kuil berusia 100 tahun. Untuk ke gua kuil utama harus menaiki 272 anak tangga. 

Aku nggak ngitungin sih, karena nggak naik sampai atas. Ngeliatnya aja udah pegel... Jadi aku cuma numpang foto-foto cantik di depan patung emas dewa Murugan aja deh...

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Waktu kami datang rupanya baru saja selesai upacara peribahan khas umat hindu India. Dibagian depan kuil dijejer meja panjang, dan orang-orang antri untuk mendapatkan makanan sajian berupa nasi biryani dan karee daging. 

Lagi asyik motret-motret, eh tau-tau aku dihampiri makhluk abu-abu kecil berekor panjang. Huaaaa... monkeeeeyyy...!!! Ya ampyuuun... ngibrit lah aku. Ternyata makin mendekat ke kuil, banyak monyet bebas berkeliaran yang meminta makanan dari para turis. Bagi mereka yang berani sih santai aja ngasih makanan atau berfoto bareng si monkey.. tapi bagi aku, huss huss syanaaahh aja deeh yaa wahai kau para monkey...

Puas berfoto-foto bareng patung dewa Murugan, melipir dikit ke penjual kelapa muda. Lagi-lagi ngirit, beli 1 kelapa untuk di minum bertiga. Di bukain langsung sama si abang India-he. Harganya RM 5 /butir kelapa.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Sambil kami nyeripit-nyeripit menikmati segarnya air kelapa muda, eh si abang India curcol (curhat colongan). Dia bilang ngiri melihat keseruan persahabatan kami bertiga yang sampai bisa jalan-jalan bareng keluar negeri.

Dan si abang Hindia-he pun curcol, "dalam budaya saya, orang yang sudah menikah tidak boleh lagi bersama teman-temannya. Dia hanya boleh melayani suami/istrinya di rumah. Maka itu beruntunglah budaya kalian ketika sudah menilah tapi suami masih mengijinkan kalian pergi bersama teman".

Kami melongo. Weleehh.... miris juga yaa mendengarnya. Jadi ngebayangin gimana kalau jodohku nanti, si suami tercinta ku nanti nggak ngebolehin aku untuk bisa bareng temen-temenku lagi dan jalan-jalan lagi.

Huaaahh... itu lebih mengerikan ketimbang ketemu si monkey abu-abu tadi.

Wahai jodohku, calon suamiku tercinta, siapapun kamu, pleasssseee kalau kita sudah menikah nanti, tolong tetap ijinkan aku ngetrip bareng temen-temenku.. dan sama kamu juga tentunya.. ya sayang yaaa... love you.. *kecup manja*

Lalu buat si abang India-he, yang tabah ya bang... tetap semangat jualan kelapa nya supaya bisa sering ketemu cewek-cewek traveler cantik kayak kami ini... bleeehhh... sniff...

Selesai urusan dengan si kelapa muda, kami beralih ke penjual manisan India. Penasaran aja sama bulatan-bulatan manisan yang sering kami lihat di film-film India itu. Namanya ladoo (baca: ladu), panganan khas India yang terbuat dari semacam tepung kacang-kacangan yang dikepal bulat-bulat sebesar bola pingpong dan diberi warna kuning atau orange terang. Harganya RM 5 untuk 6 butir ladoo. Tapi karena kami masih mau icip-icip aja, jadi kami cuma beli 1 butir seharga RM 1.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Si bola ladoo kami kantongin dulu karena mau ngejar komuter jam 18.45. Langitnya masih terang sore aja nih. Asyik juga... Komuter dari stasiun Batu cave ke KL Sentral jalur merah harga tiket RM 1,2. Lama perjalanan 45 menit.

Singkat cerita setelah muter-muter ke Batu cave, twin tower Petronas, Petaling street, dan naik bus Go KL, menjelang malam kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Tadinya mau mampir ke resto Husein lagi untuk minum es lemon tea nya yang seger banget itu. Tapi ternyata kalau malam tempat itu rame banget dengan uncle-uncle dan abang-abang India yang kongkow menikmati hidangan roti canai kuah karee. Jadi kami beralih mampir ke resto Chinesse yang berada tepat di sebelah kanan hotel Metro, namanya Pu Xian Wei resto. Tempatnya terang dan lega, tampak beberapa warga chinesse sedang makan bareng sambil ngobrol seru dan menyeruput sloki-sloki bir tradisional Tiongkok.

Kami pilih menu mie sea food kuah ukuran kecil seharga RM 10/porsi dan teh kaleng dingin RM 2/kaleng. Untungnya si pelayan ngerti bahwa kami muslim, jadi dia bilang akan memastikan special request mie sea food kuah dimasak tanpa bumbu mirin atau apapun yang mengandung pork dan alcohol. Ah, baiknya si Koko ini. Xie xie ni...

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Waktu pesanan mie sea food kuah pesanan kami datang, jreeeeeng... koq porsinya banyak banget yaa... padahal yang kami pesan kan ukuran kecil. Setelah dipastikan ke pelayan, porsi mie ukuran kecil resto ini ya memang segini. Semangkok penuh dan mangkoknya pun guedeee banget... Weleeehh... lihat aja deh tuh fotonya, bandingkan dengan ukuran gelas mug di sebelahnya... si Minul aja sampe ternganga melihat porsi si 'mie kecil' ini....

Tengok kanan kiri.. ternyata orang-orang yang pada memesan mie ini, semangkok untuk dimakan berdua atau bertiga dengan dibagi ke mangkok-mangkok kecil lagi. Lha kami semangkok untuk dimakan sendiri. Ya mblenet lah... alias bakal full kekenyangan.. Hahahahaa... pengalaman deh.. kapan-kapan cukup pesan semangkok aja untuk rame-rame. Sekarang ayo kita makan... habiskan mie semampu perut mu... lalu pulang ke hotel... mandi... bobo...

Besok bersiap untuk petualangan menjelajah Malaysia yang nggak kalah seruuuu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun