Mohon tunggu...
Kimy
Kimy Mohon Tunggu... Lainnya - Travellover

Seorang pecinta traveling yang sedang belajar menjalani gaya hidup frugal living. My blog : Jalan-jalan Kimy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ngetrip ke Malaysia (Day 3): Explore Batu Cave dan Nyicipin Kuliner Lokal

12 Desember 2022   08:04 Diperbarui: 12 Desember 2022   08:53 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa mesin menyediakan uang kembalian, tapi ada juga yang minta uang pas. Kalau nggak punya recehan, bisa tukar uang koq sama petugas loket. Atau bisa juga pilih mesin tiket yang tulisan atasnya berwarna hijau. Lalu keluar deh koin tiketnya yang mirip koin karambol atau tutup botol air mineral. Koin biru ini nantinya akan menjadi tiket akses kita untuk masuk ke line komuter.

Caranya dengan ngetap in si koin di pintu masuk stasiun, pintu akan terbuka lalu kita masuk, simpan jangan sampai hilang, naik ke kereta, lalu saat sampai di stasiun tujuan si koin harus kita cemplungin (tap out) ke mesin pintu stasiun supaya kita bisa keluar. Kalau di Jakarta, fungsinya sama seperti kartu commuter line gitu.

Kereta komuter line di Malaysia itu banyak dan on time banget. Di layar digital akan terpampang berapa menit lagi si komuter bakal sampai di stasiun itu. Lima menit kah.. dua menit kah. Dan bener lho, pada waktu yang sudah ditentukan si komuter bener-bener udah nongol aja disitu. Kereeenn... jadi nggak perlu celingukan ngeliatin rel nunggu kapan si komuter datang.

Oh ya btw, kereta komuter dalam bahasa Malaysia biasa disebut train atau rapid. Sedangkan kalau kita menyebut 'kereta', maka bagi mereka itu akan berarti 'mobil'. Jadi kalau mau nanya sama orang lokal kereta mana yang harus kita naiki untuk ke tujuan A, maka gantilah kata 'kereta' menjadi train atau komuter atau rapid yaaa...


Waktu tempuh KL Sentral -- Batu Cave 45 menit. Batu Cave adalah stasiun terakhir, jadi nggak perlu takut kebablasan.

Sampai di stasiun Batu Cave, keluar stasiun, dan patung dewa Hanoman raksasa tepat disamping stasiun langsung menyambut kami. Batu Cave adalah tempat peribadahan umat Hindu yang berada di bukit kapur. Jalan melewati area lapang kita bakal melihat kuil yang sebagian besar pengunjungnya adalah orang India yang akan beribadah. 

Di sepanjang jalan menuju area Batu cave banyak pedagang kain sari, manisan khas India, rakhi atau gelang-gelang India yang terbuat dari benang merah dan kuning, kue cincin, juga jasa lukis tangan dengan Henna. Aroma dupa tercium dari kuil-kuil yang kami lewati.

Semakin masuk ke area Batu cave, makin tampak patung dewa Murugan setinggi 42 meter berlapis emas yang menjadi icon Batu cave berdiri kokoh di depan gua kuil berusia 100 tahun. Untuk ke gua kuil utama harus menaiki 272 anak tangga. 

Aku nggak ngitungin sih, karena nggak naik sampai atas. Ngeliatnya aja udah pegel... Jadi aku cuma numpang foto-foto cantik di depan patung emas dewa Murugan aja deh...

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Waktu kami datang rupanya baru saja selesai upacara peribahan khas umat hindu India. Dibagian depan kuil dijejer meja panjang, dan orang-orang antri untuk mendapatkan makanan sajian berupa nasi biryani dan karee daging. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun