Mohon tunggu...
Kimy
Kimy Mohon Tunggu... Lainnya - Travellover

Seorang pecinta traveling yang sedang belajar menjalani gaya hidup frugal living. My blog : Jalan-jalan Kimy

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perasaan Seorang Jomblo ketika Teman Berbuat Ini

23 November 2022   08:16 Diperbarui: 23 November 2022   08:20 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kasta tertinggi tentu saja adalah Emak-emak, yang terklasifikasi (dan sering mengklasifikan diri) sebagai makhluk Tuhan paling super power di muka bumi, karena mereka memiliki dan telah menjalani sangat banyak hal yang mungkin masih belum dimiliki jombloers. Tidak jarang dalam suatu obrolan bareng teman-teman mereka saling 'memamerkan' ke-super power-an satu sama lain. Mendengar cerita-cerita itu, jujurly sebagai seorang jomblo saya sering merasa minder dan merasa berada di kasta paling rendah serta kaum minoritas karena kedikdayaan saya belum teruji sehebat para Emak-emak itu. Padahal ya mungkin sebenarnya saya tidak kalah hebat juga jika dibandingkan dengan orang-orang selevel dan sestatus saya. Istilah kerennya 'Comparing apple to apple'.

6. "Kapan nikah? Jangan kelamaan"

Banyak alasan seseorang masih terlihat betah melajang sampai kurun waktu yang relatif lama. Ada yang terkait tentang perasaan (trauma masa lalu, kepercayaan diri), ada juga yang memiliki prinsip hidup (belum akan menikah kalau belum meraih hal yang ditargetkan), dan lain sebagainya. Mungkin yang tampak dalam pandangan orang lain, jombloers terkesan terlalu santai dan tidak memiliki niat untuk menikah. Namun ketahuilah bahwa pada dasarnya naluri setiap orang pasti ingin hidup bahagia bersama belahan jiwanya. Kecemasan pada pikiran siapa yang akan menjadi belahan jiwa pasti sedikit banyak tersirat dalam hati jombloers. Hanya saja 'alasan-alasan' dari dalam diri jombloers tersebut serta belum adanya seseorang yang dirasa mampu menggedor pintu hati, menjadikan seorang jomblo harus mampu memberi kesan pada orang-orang sekitar bahwa mereka dapat menjalani hidup dengan santai meski belum memiliki pasangan. Percayalah, saat datang seseorang yang bisa membuatnya merasa nyaman, semua 'alasan' dan prinsip hidup tadi akan runtuh seketika.

7. Kurang peka

Terlalu lama melajang terkadang secara tidak sadar sedikit banyak mengubah tingkat ke-empati- seorang jomblo. Berbeda dari orang-orang yang sama-sama sudah berstatus menikah yang akan saling paham, adakalanya jombloers terkesan cuek dan kurang memahami jika ada obrolan bertema keluarga, anak, dan rumah tangga. Tidak jarang hal tersebut memberi kesan jombloers seperti kurang peka, kurang berempati, dan berhati dingin. Padahal, mereka hanya belum paham.

Well, itulah sekelumit artikel curahan hati dari Penulis tentang hal-hal apa saja yang sebenarnya dirasakan oleh seorang jomblo. Jomblo juga manusia normal, hanya saja terkadang lingkungan dan budaya di Republik ini melihatnya seperti sebuah anomali. Bagi seorang jomblo, status kesendiriannya bisa terasa berkali-kali lipat lebih 'ngenes' apabila orang-orang di sekitarnya membuatnya merasa terkucil atau malah terintimidasi.


Apakah diantara readers sekalian ada yang memiliki pengalaman serupa dengan Penulis ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun