Oleh: Kim Rana
Di pojok ruangan dekat jendela
Aku berdiri sendiri. Mematung.
Termenung teringat semua
Masa lalu kelam,yang membuat hati berduka
Di sana. Di ruang senyap nan pengap.
Terdapat dinding berlapis kaca
Sangat gelap gulita
Setitik cahaya pun tak ada
Karena itu aku dapat menyaksikannya
Nampak bayangan diriku yang tangah merana
Ia memandangku seolah bercerita
Berkeluh kesah, seolah menderita
Mendarita karena kesunyian telah melanda
Berharap dan memohon agar menjadi pelipur lara
Ia menangis meraung, sambil merutuki jiwa
Menyesali segala perkara
Yang terjadi dalam sekejap mata
Sebab dibutakan, oleh gelora api cinta.
Lampung,2 Februari 2019
"Berikut merupakan puisi karya penulis yang  terpilih sebagai kontributor dalam buku kumpulan puisi bayangan palsu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H