Telah lama aku memperhatikan dirinya
Dia yang acap memerekahkan senyuman menawan
Kerap ia manyapaku seraya tertawa riang
Menjadikan pipi merah merona
Akan tetapi pemandangan yang nampak di pelupuk mata
Membuatku terbelalak menyaksikannya
Sedangkan dirinya bak langit cerah
Yang menebar sinar mentari dengan bahagia
Namun entah mengapa, kini sang langit selalu bermuram durja
Menampakan awan hitam di sekelilingnya
Tak pernah sekalipun lagi ia  menegur serupa semula
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!