Pada tahun 90 an, di perumahan tempatku tinggal Pongangan Indah. Black out, adalah tempat rental komik yang legendaris dan satu satunya di perumahan itu.Â
Hampir tiap hari aku meminjam komik di Black out dengan kakakku. Bisa dibilang kami pernah merasakan adiktif atau kecanduan baca komik. Â Itu saat duduk di bangku SMP. Dalam waktu dua atau tiga hari, kami meminjam 12 komik.Â
Bayangkan, dalam sebulan berapa komik yang kami baca. Komik yang kusukai saat itu adalah Dragon Ball (aku membaca berulang ulang bahkan repetisi 5 hingga 10 kali), detektif conan ( aku hanya membaca sekali atau dua kali tetapi sangat lama karena harus memahami kasusnya), Slam dunk ( seru permainan basketnya), cardcaptor sakura ( ini suka banget gambar dan desain baju), dan banyak komik lainnya yang serial cantik atau horor.Â
Seri buku goosebumps adalah bacaan yang aku sukai karena plot twist bikin kesel dan penasaran. Ada teman kakaku yang selalu meminjam goosebumps menggunakan akun kami hingga kami bisa menamatkan semua serial.Â
Tanpa kami ketahui, pemilik Blackout bicara dengan orang tuaku. Dia bercerita jika kami menghabiskan uang sebagai peminjam terbanyak di tempat rental.Â
Orangtuaku marah dan sempat mau membakar buku buku komik yang kami pinjam. Saat itu, aku masih SMP dan masa pemberontakan. Jadi aku sangat kesal dan sedih.Â
Namanya juga sudah kecanduan dan tidak bisa berhenti membaca komik Jepang dan novel goosebumps. Aku beralih ke rental lain yang berada di perumahan lainnya seperti Smurf yang ada di BP wetan dan casper , rental di perumahan lain juga.Â
Aku rela tidak makan dan jajan di sekolah demi bisa merental komik dan novel. Orangtuaku khawatir. Katanya lebih baik kalau punya uang buat beli bakso daripada baca buku.Â
Aku merasa sedih karena hobiku dan kakakku tidak disukai oleh orangtuaku. Sampai sekarang pun, aku merasa kesal. Saat kelas lima SD aku pernah dipukul sapu karena beli buku goosebumps.
Sebenarnya nilai di sekolah pun tidak terganggu karena masih masuk lima besar meski setiap hari membaca komik. Hanya aku memang suka membaca komik yang sengaja kutaruh di tengah buku pelajaran. Jadi kelihatan belajar tetapi membaca komik.Â
Nah, di kelasku 1 E,pas SMP, teman teman di kelas juga suka membaca komik dan menggambar. Jadi kami sering membuat komik dalam kertas dan diedarkan. Aku suka membuat cerita lucu tentang suatu hal yang kulihat di TV dan membuat cerita sendiri secara bersambung. Diedarkan dari bangku ke bangku sebagai hiburan kami saat istirahat.Â
Beberapa teman membuat cerita romansa, ada yang membuat komik, ada yang membuat cerita lucu, dan setelah kuingat itu sangat seru. Apalagi jika ada kelas meeting pasti banyak yang membawa koleksi komik dan novelnya untuk saling dipinjam dan meminjam sehingga kami tidak kurang bacaan di kelas.Â
Aku juga punya tetangga yang dia selalu punya koleksi komik di rumahnya. Aku selalu menumpang dan bermain lama di rumah teman yang memiliki koleksi komik. Di sana aku habiskan semua komiknya kadang dalam waktu seminggu atau sebulan demi membaca komik gratis.Â
Dulu, aku bisa menghabiskan 20 buku komik dalam sehari. Malah jika tidak membaca buku komik, kepalaku terasa pusing. Â Kecanduan itu nyata. Malah, ada buku dragonball nomor 36 yang kubeli sendiri, itu buku komik yang paling sering kubaca. Isinya tentang son gohan anak son goku yang mulai besar dan punya banyak teman. Gohan bertemu videl serta diceritakan tentang mr. Satan dan BHU gendut. Aku paling suka dragonball episode 36 ini.Â
Cerita tentang koleksi dan rental komik ini sebenarnya sangat banyak, akan saya sisipkan di cerita diary lainnya.Â
Oh ya, yang membuat aku berkata "Oh wow, alamak". Aku baru tahu saat dua tahun lalu.Â
Jika ternyata orangtuaku pas baru menikah dan saat mamaku hamil. Ada fakta yang mencengangkan,Â
Orangtuaku baru jujur jika  saat mengandung (aku dan kakak), aku dan kakakku hanya beda satu tahun, mama dan papaku sering rental komik dan novel di persewaan komik dan novel.Â
Makanya, nasihat buat orangtua baru, jika tidak ingin anaknya suka baca komik dan novel. Jangan suka baca komik dan novel saat mengandung.Â
Udah makan bakso aja. Biar nanti uang jajan anak dipakai beli bakso bukannya buat beli atau rental bacaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H