Film Dokumenter: Sebuah Deskripsi Realitas Sosial

Saat menjamurnya tontonan aplikasi berbayar, saya menyukai tayangan dokumenter termasuk yang ada di Youtube. Pada tayangan dokumenter, kita menelanjangi diri kita sendiri untuk melihat cerminan diri jika kita saat menjadi penonton.  

Apa reaksi saya saat melihat kemiskinan diliput. Akankah terasa akrab atau terasa getir. Lebih mudah menyaksikan kegetiran orang lain yang tervisualisasi daripada kegetiran yang kita rasakan sehingga kita merasa lebih beruntung padahal hidup kita bisa jadi lebih "blangsak" daripada orang lain. 

Dokumenter kehidupan sosialita tidak kalah menyenangkan daripada dokumenter realitas sosial. Bagaimana mereka bersembunyi di balik kekayaan seperti di "finding Anna". Dokumenter mengenai kejahatan pelecehan seksual nth room dan Billy Milligan juga menyajikan kengerian yang sama dengan menonton kejahatan secara langsung. 

Yang terbaru adalah dokumenter tentang pembunuhan Mirna di Netflix dengan judul "ice cold: murder,  coffe, and zjesica wongso". Dokumenter ini menyajikan informasi mengenai kasus Mirna ke khalayak Internasional. Mengenai bias pasti ada dan itu adalah hal yang wajar. 

Dari berbagai dokumenter yang pernah saya saksikan juaranya tetap dokumenter tentang hewan yang dulu pernah ada di stasiun tivi pendidikan. Saya selalu menunggu pertarungan hewan buas dengan hewan yang dimangsa, pertarungan hiu dan paus, dan cara hewan jantan menarik perhatian hewan betina dalam rangka mencari jodoh. Rupanya sama saja dengan manusia.