"Itu sudah ada sejak lama. Mungkin, lebih lama dari usia gedung ini," katanya sambil mematikan rokoknya di asbak kecil.
"Apa maksud Bapak?"
Dia menoleh padaku kali ini, tatapannya tajam, penuh dengan beban rahasia yang mungkin terlalu berat untuk diungkapkan. "Kau tak perlu tahu lebih banyak. Semakin kau tahu, semakin kau sulit untuk pergi dari sini."
Aku tersentak mendengar pernyataannya. Kata-kata Pak Darma menghantuiku sepanjang hari, bahkan hingga malam tiba. Aku mencoba untuk mengabaikan ketakutanku, tetapi suara langkah kaki itu semakin keras, seperti menghantam dinding-dinding batinku. Seakan-akan ada yang ingin menarikku ke dalam, menenggelamkanku dalam gelap yang mengikat tempat ini.
Beberapa minggu kemudian, aku bertemu dengan penghuni baru, seorang gadis bernama Mira. Dia terlihat polos dan ramah, membawa aura ceria yang terasa kontras dengan atmosfer suram di APT ini. Di salah satu sore saat kami bertemu di tangga, dia tersenyum hangat padaku.
"Aku dengar dari pemiliknya kalau APT ini punya sejarah panjang. Ada apa memangnya?" tanyanya polos.
Aku ragu sejenak. Aku bisa saja memperingatkannya tentang suara-suara aneh itu, tentang langkah-langkah di malam hari yang tak pernah berwujud, tapi, entah kenapa, aku memilih untuk diam. Mungkin aku tak ingin terlihat paranoid, atau mungkin... mungkin aku ingin dia merasakan sendiri apa yang aku rasakan.
Namun, beberapa hari kemudian, Mira terlihat semakin pucat. Wajahnya yang dulu ceria kini tampak lelah dan gusar. Ketika kutanya apa yang terjadi, dia hanya menunduk, tak berani menatap mataku.
"Aku mendengar suara aneh... setiap malam," bisiknya ketakutan.
Aku tak bisa lagi membiarkannya. Kuajak dia untuk berbicara dengan penghuni lain. Mungkin jika kami bersatu, kami bisa menemukan cara untuk mengusir hal-hal ganjil yang telah mengikat APT ini dalam kegelapan.
Kami akhirnya berkumpul di lantai bawah: aku, Mira, Pak Darma, Ibu Ratna, dan beberapa penghuni lain. Masing-masing dari kami berbicara tentang pengalaman aneh yang kami rasakan, tapi semakin lama pembicaraan itu semakin sunyi. Ada sesuatu yang menghantui kami semua, sesuatu yang tak bisa diucapkan.