Artikel ini saya ikutkan lompa pk tentang restorasi film tiga dara. Kata “restorasi” sendiri merupakan kata baru bagi saya, apa sih itu artinya? Buka gugel cari pengertiannya ga ketemu. Hasil pencarian halaman pertama gugel tidak bahas pengertian, yang ada berita tentang restorasi film Indonesia. Naga bonar dan tiga dara ini. Ah, percuma (bukan percumbe, hehehehe)
Sebelum nyari di gugel memang saya sudah baca beberapa artikel teman-teman yang diikutkan lomba. Saya agak paham maksudnya, hanya tidak tahu arti harfiahnya. Okelah, gak penting juga ya. Kira-kira pemahaman saya begini mengenai restorasi film: film lama, akan ditayangkan kembali di masa sekarang. Tujuannya pasti macem-macem. Seperti yang banyak dibahas, itu aset bangsa yang (kalo bisa) jangan hilang. Juga mengenalkan pada generasi sekarang bahwa dulu banget kita pun sudah bisa membuat film berkualitas. Ternyata jiwa seni itu tidak dipengaruhi zaman. Karena saat itu pasti belum ada sekolah perfilman.
Juga, untuk menghidupkan kembali keindonesiaan kita. Ini lo kita. Ini karakter kita yang sebenarnya. Memang tidak boleh menutup diri terhadap hal-hal baru, tapi juga jangan sampai kehilangan jati diri. Maksudnya ini film Indonesia banget. Hahahahha, ini saya ngomong apaan ya.. kok kayak orang yes aja. Gini lo salah satunya, film sekarang kebanyakan ada adegan ciumannya. Padahal kita ini bangsa timur yang mestinya tabu dengan hal demikian. Film sekarang itu menjual adegan mesum. Sudah kebarat-baratan , gitu.
Ssstttt.. film tiga dara ini ada adegan ciumannya gak? Kalo ada, waduh mampus saya. Lah iya, saya nulis ini, ngomong sok dari tadi padahal belum nonton itu filmnya. Wkwkwkwkwkwk
Sebenarnya saya ragu, kalo ga ada habul-menghabulnya apa mungkin planet kentir mengangkat tema film ini? Rela keluar duit untuk sesuatu yang sama sekali tidak habul? Apakah mereka secepat itu bertobat? Ah sudahlah, itu bukan urusan saya. Saya hanya berlomba dan harus dimenangkan. qiqiqiqi
Kembali ke yang tadi. Tidak nonton filmnya, Bukan salah saya juga. Karena di tempat saya tidak ada bioskop. Saya sudah usaha sesuai petunjuk, yakni nonton trailernya di yutub. Sayangnya, saya malah gak paham. Tambah bingung. Referensi saya hanya di sini, kompasiana. Dari tulisan teman-teman. Dan tulisan kong ragile , yang berkali-kali saya baca.
Tadi pagi sempat terbersit ide untuk bertanya pada bapak saya, mengenai film ini. Untuk nambah referensi. Tapi bapak Cuma petani, mana tahu soal film. Lagipula ini film lawas banget. Dan benarlah dugaan saya, di kartu keluarga (kk) kami, bapak saya tercatat lahir tahun 1961. Karena bapak saya anak sulung, mungkin film ini dibuat sebelum kakek-nenek saya jadian. Jadi lupakan dapat tambahan materi dari bapak.
Biarlah tulisan ini semakin sempurna kengawurannya. Saya bahas isi filmnya..
Film ini, konfliknya seputar jodoh. Diceritakan, si bapak punya tiga anak, cewek semua. Anak tertua usia 29 tahun belum menikah. ini pasti menjadi dilemma, Untuk orang tua, juga adik-adiknya. Saya tahu, kan di kampung saya budaya ini masih berlaku sampai hari ini. Anak gadis tidak boleh menikah bila kakak perempuannya belum menikah. Maksudnya bila kakaknya masih perawan. Kalo kakaknya janda, boleh.
Kalo kakaknya belum pernah nikah, tapi sudah ga perawan, gimana?
Ahahahahaha.. perawan itu maksudnya dalam catatan pernikahan, bukan hasil visum. Pokoknya ga baik kalo adik melangkahi kakaknya, dalam hal nikah. Bila di kampung ada dua anak gadis bersaudara yang usianya cukup untuk menikah, si adik sudah punya pacar sementara kakaknya belum ada calon. Ini berita baik buat laki-laki. Apalagi kalo orang tuanya kaya, dan anak tertuanya cantik. Beh, si orang tua biasanya tidak pilih-pilih mantu. Asal ada yang melamar aja, kemungkinan besar diterima. Soalnya khawatir dilangkahi si adik.
Lah ini katanya mau ngomongin isi film kok jadi kemana-mana. Ya pokoknya itulah isi filmnya, Seputar jodoh tiga anak gadis tersebut. Makanya tadi saya bilang ini film Indonesia banget. setidaknya bila yang menilai tetangga saya di kampung.
Katanya film ini juga berbumbu humor. Mudah-mudahan nanti saya bisa menontonnya. Sekalian untuk membuktikan sengawur apa tulisan ini.
Yang saya suka film Indonesia itu cukup banyak. Seperti habibi-ainun. Ngakunya banyak yang disebutin Cuma satu, pasti bohong. Hahahaha.. ya gitulah. Jujur, saya lebih suka nonton film luar negeri. Bukan tidak nasionalis, tapi memang lebih bagus. Nontonnya ya di tipi, atau minta filenya ke teman. Ada juga beberapa film Indonesia yang saya simpan di hardisk, salah satunya ya habibi tadi. Lainnya film horror yang membuat detak jantung lebih cepat. Bukan karena seramnya, tapi ada hal lain yang buat semua lelaki menelan ludah. Masih lebih banyak film holliwud yang saya simpan. Ada juga drama korea, juga india. Ups!
Harapan saya, dengan di-restorasinya film tiga dara ini semakin meningkatkan kualitas film Indonesia kedepannya. Baik cerita maupun sentuhan teknologinya. Di tahun 1950an saja kita bisa membuat film sebaik ini, jadi tidak berlebihan bila kini kita punya harapan yang tinggi pada insan perfilman. Kita pasti bisa!
Sudah ya gitu aja. Semoga saya menang. Gpp walaupun bukan juara pertama, yang penting bisa buat beli pulsa data buat gantiin pas nonton trailernya kemarin. wkwkwkwkwkwk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H