Mohon tunggu...
Nayudin Hanif
Nayudin Hanif Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

,,Kapankah Detik itu Berlaku Padaku,,Tuhan...

15 Maret 2013   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

,,Kapankah Detik itu Berlaku Padaku,,Tuhan...Karya : Susanti RahayuDi sore ini, memang ada yang berbeda. Bukan dari cuaca yang akhir-akhir ini hujan turun terus menerus. Bukan juga dari suasana keluargaku. Tetapi hati ini yang terasa hancur berkeping-keping melihat sang kekasih hati sudah berbeda haluan entah bergerak ke arah mana. Dia yang tega memutuskan di tengah komitmen indah yang coba kami ukir bersama. Entahlah,, sakit ini mulai terasa. Tetapi apa ku harus genggam dan tahan dia dati dekapan hatiku...? Apa harus aku paksakan apa yang aku rasakan padanya...? Tidak... walaupun ada arasa bersalah dalam diri ini yang terus menghantui. Di depan rumah yang tidak begitu luas, aku duduk termenung sambil menikmati indahnya tetesan air ujan yang turun di luar rumah sana. Sambil merasakan kelutnya hati tak terasa ku merasakan sesuatu yang terjadi pada gigiku ini. Hmmmm..lucu... jadi inget ada lagu dangdutnya kayaknya hooooo...”lebih baik sakit hati lebih baik sakit gigi ini,,,,hahhahhaa”, gumamku dalam hatiku. Sambil menghibur dan menertawakan diri ini juga. Senyum- senyum kecil sendiri jadinya. Tapi rasa sakit dan tak lama gigiku.....gigiku...... segera tanganku serasa mengecek gigiku. Dan ternyata ahh,,,, apa ini......!!! gigiku lepas....... terlebih ini gigi bagian depanku........ aiiiihhhhhhhhhh.... kaget bercampur bingung..... aku segera berlari ke kamar mandi... dan langsung melihat kaca..... tapi aneh, kulihat gigi depanku tadi yang patah aman-aman saja...... ahhh,, alhmdulillah...... dengan tenang ku berjalan menuju tempat duduk tadi. Aku duduk diam-diam lagi,,,, tapi anehnya................ hal itu terulang lagi,,, gigi depanku...patah...... Di tengah kepanikan dan keanehan terjadi, suara alarm dari hp ku berdering.... Oh,, ternyata aku bermimpi. Ini baru jam 03.30. Waktu malam tuk mengadu padaNya. Walaupun itu hanya mimpi, rasanya begitu nyata. Sampai aku mengambil wudlu tuk sholat pun, rasa panik serta kagetnya sungguh terasa. Sambil mengingat-ngingat mimpi itu, dan akhirnya ku ceritakan pada ibuku. Kalau tidak salah, mitos jika ada yang bermimpi gigi patah, itu tandanya akan ada kematian, baik si pemimpi atau keluarga terdekatnya. Ya Allah,,, serem,,,,,. Ibuku hanya berkomen datar,,” Oh mungkin nanti ada yang sakit,,,,” Waduh,, segera ku beristigfar dan tak boleh aku percaya dari mimpi ini. Yah mimpi namanya juga,, bunganya tidur. Sekilas dari kejadian itu, hatiku yang masih sakit karena pacarku terobati sedikit. Karena perhatian hati kan ke mimpi dengan sensasi rasa kaget dan paniknya yang terasa. Ohh,,mungkin ini yah... hati yang lagi ga beres, jadi ada mimpinya aneh-aneh. Walaupun aku berusaha untuk menepis segala mimpiku ini, tapi entah kenapa hati ini merasakan hal yang aneh dan bertanya apa yang akan terjadi ....?Selang hanya satu hari dari kejadian mimpi itu, ternyata bibi meraung-raung kesakitan. Padahal kondisi bibiku sangat sehat sebelumnya. Di sore hari itu, di rumah hanya ada aku, sedangkan ibuku pergi menemui tetangga menghadiri sebuah acara. Akhirnya aku yang bergegas menemani bibiku. Kulihat kondisinya sangat mengkhawatirkan. Tangan dan kakinya sudah dingin semua, ditambah raungan kesakitannya yang membuat jantung berdegup kencang. “ Biii,, apa yang sakit...?”. ku coba bertanya untuk mengetahui apa yang dirasakan. “ Sakit perut ,,,,,,,,eu...euuu,,.mana mama san,,,,!”, sambil merintih kesakitan bibiku menjawab pertanyaanku. Tanpa berpikir panjang, aku ambil balsem dan membuat teh pahit. Lalu ku coba gosokan balsemnya,,, tapi aku masih harus membutuhkan yang lain,... iya, mamaku,,harus pulang.. akhirnya adikkku yang baru selesai mandi, aku perintahkan untuk menjemput ibuku. Tak lama berselang, ibuku datang. Dengan wajah yang khawatir juga.. ibuku bertanya dan langsung melakukan tindakan. Kami terus menggosok gosok bagian yang terasa sakit, ibuku menggosok bagian perut dan dada sedangkan aku menggosok bagian kakinya. Sambil tak henti-hentinya beristigfar pada Allah. Pikirku pendek, aku jadi teringat kembali mimpi itu. Seandainya memang itu benar sakaratul maut nya bibiku,,, alangkah tersentuhnya hati ini... Tak tahan melihat kondisinya. Rasa takut dan cemas terus menghantuiku. Sambil taklepasku gosokkan semua badan agar menjadi hangat. Mungkin ada sekitar 30menit, kami berdua menghangatkan dan menggosok bagian sakit yang dikeluhkan bibiku. Dan setelah itu, sakitnya mungkin berkurang setelah 3 gelas air teh hangat pahit diminumkan. Alhamdulilllah,,, kemudian tidak lama berselang, pamanku datang dan suasana semakin membaik. Itulah pengalaman yang membuat hati ini tersentuh, kaget, cemas dan entah apalagi yang bisa kusebut untuk menggambarkan perasaan hatiku saat itu. Hal itu baru hanya mendampingi yang meraung kesakitan, tapi rasanya aduh sangat mencemaskan. Tak terbayang, jika aku yang ada di posisi bibiku dan menghadapi yang namanya sakaratul maut..Ya Allah,belum siap...... Ya Allah, ku bersyukur masih kau berikan kesempatan padaku.Walau di tengah masalah yang melilitku kini. Episode pahit yang kurasakan lagi bertubi-tubi menghampiriku. Aku harus tetap bersyukur.Sungguh Engkaulah Maha segalanya. Engkau tahu siapa aku, terbaik untuku. Walau ini sakit, mungkin memang ini yang terbaik untukku. Engkau jua tahu kapan, dimana pada jam berapa jasadku akan terpisah dengan rohku.Jadi teringat juga orang-orang terdekatku setelah sepeninggalanku. Apa yang akan mereka katakan... penyesalankah atau kegembiraan yang mereka rasakan. Kebaikan atau keburukan yang menjadi image mereka tentang diriku. Beberapa minggu yang lalu, 2 teman seperjuanganku meninggal di tempat tugas. Baru 1 bulan mereka bertugas, tapi malaikat maut enggan berkompromi. Jika waktu telah datang, maka tidak ada yang bisa menghalangi. Ketika ku menghadiri pemakaman 2 orang rekanku, tidak ada yang menjadi bahan pembicaraan yang tidak baik. Dua-duanya meluiskan sejarah hidup yang begitu manis. Semoga di akhir hayatku juga begitu. Meninggal dalam kondisi terbaik, tempat terbaik dan waktu terbaik. Dan telah memberikan manfaat bagi orang-orang terdekat. Aamiiin. Sudah sepantasnya segala apa yang terjadi dalam kehidupan kita maupun orang lain menjadi pelajaran besar bagi kita. Terutama untuk mengingat kepulangan kita kepada Dzat yang paling berkuasa menggenggam setiap jiwa-jiwa baik yang hidup maupun yang telah mati. Dialah Sang Pencipta yang Maha Dahsyat. Ini perlu, karena kehidupan dunia begitu fana, karena akhiratlah kehidupan yang hakiki. Kita pasti akan kembali padaNya, itu adalah kepastian. Jangan hanya mempertanyakan kapan detik itu akan berlaku pada kita.. detik dimana kematian datang menghampiri kita, tapi ingatlah akan kepastian kedatangannya. Maka benar jika Rasul sendiri bilang bahwa orang yang pintar adalah orang yang sering mengingat akan kematian. Esensi kecilnya adalah jika kita selalu mengingat kematian, maka kita akan lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Semoga Allah menggolongkan kita kepada orang-orang yang pintar. Aamiin.Terima Kasih Ya Rab....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun