Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hati-hati Follower Palsu Mengikuti Anda

15 Agustus 2012   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:43 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_193247" align="aligncenter" width="550" caption="Twitter, sumber: http://www.marketplace.org"][/caption] Popularitas anda di Twitter sering diukur dengan seberapa banyak follower yang anda miliki. Ini sebenarnya hukum hit internet. Umumnya internet menghitung hit, makin banyak hit makin populer seseorang atau konten tertentu. Demikian juga dengan Twitter serta followernya. Dengan banyak follower, artinya banyak hit kepada anda, terlepas apakah hit itu real atau palsu. Untuk mencapai jumlah follower yang sangat banyak dalam waktu singkat, tentunya ada cara. Salah satunya dengan membeli follower yang sering merupakan akun palsu atau Fake. Akun palsu ini memang tengah populer, tidak hanya di Twitter, tetapi juga di Facebook dan Google Plus. Cara kerja akun palsu adalah hanya menjadi follower pasif, artinya ia hampir tidak pernah berinteraksi dengan yang diikutinya. Terkadang ada yang melakukan re-tweet atau mention dan merupakan akun yang ada pemiliknya, tetapi sengaja diperjualbelikan oleh organisasi tertentu. Oleh karena makin menjamurnya akun palsu, terutama di Twitter, patut sangat disyukuri adanya sebuah tool yang bisa menghitung secara tepat seberapa besar (dalam persentase) follower sebuah akun di Twitter yang merupakan akun palsu. Tool yang disebut Status People ini bekerja dengan mengambil sampel data dari kurang lebih 500 data, tergantung seberapa populer anda di Twitter atau seberapa besar follower anda. Status People menerapkan kriteria sederhana terhadap akun spam atau Fake. Akun spam atau Fake biasanya memiliki ciri sedikit  atau tidak ada sama sekali follower dan tweet, namun sebaliknya memiliki banyak following. Tidak hanya menunjukkan seberapa besar follower palsu, Status People juga menunjukkan seberapa besar (dalam persentase) follower anda yang tidak aktif nge-tweet. Coba kita uji beberapa akun berikut ini.

1345018803581508887
1345018803581508887
Akun Twitter saya @InsideErick memiliki follower 1%  akun palsu. Dengan demikian dari 501 follower saya, paling tidak ada 5 akun palsu di dalam follower saya. Selain itu terdapat 14% follower saya tidak aktif, atau tidak pernah berinteraksi di Twitter, sementara 85% follower saya adalah real. Status People mengatakan bahwa ukuran akun palsu ini akurat sejauh sebuah akun Twitter memiliki follower maksimal 10.000 follower. Namun jika pengguna Twitter sangat populer, semisal Justin Bieber, tool ini bagus juga untuk melihat namun lebih merefleksikan aktivitas follower. Coba kita uji dengan akun Barack Obama berikut ini.
1345019339554338338
1345019339554338338
Barack Obama memiliki follower sebanyak 18.560.337 akun. Sayangnya 41% dari follower tersebut teridentifikasi palsu. Hanya 30% yang bisa dikatakan real dan selebihnya tidak aktif. Ini artinya akun palsu tersebut memang sangat mewabah di Twitter. Lebih jauh dengan memiliki follower palsu yang sangat banyak tentu saja tingkat conversation-nya menjadi rendah. Dalam kasus Barack Obama mungkin saja karena keinginan terlihat populer, admin yang memegang akun ini membeli follower. Hal yang sama juga terjadi di akun lawannya dari partai republik Mitt Romney yang diduga juga melakukan pembelian Follower untuk meningkatkan popularitasnya di Twitter. Bagi banyak pengguna Twitter asumsi umum tentang populer di Twitter adalah karena memiliki banyak follower. Tidak heran berbagai cara dilakukan untuk menambah follower. Sayangnya cara-cara biasa seperti tweet konten positif dan sering melakukan conversation tidaklah cukup karena tingkat persaingan merebut follower sudah cukup ketat. Tentu saja adanya jasa jual-beli follower akan sangat menarik, tidak peduli sebagian besar dari follower yang dijual tersebut adalah palsu. Ubah Perspektif Beberapa waktu terakhir keberadaan akun Twitter palsu cukup memusingkan. Akun palsu erat kaitannya dengan banyak tweet spam. Semakin banyak akun palsu akan semakin banyak spam beredar di Twitter. Ada hal penting mengapa pengguna Twitter harus waspada dengan adanya akun palsu tersebut. Pertama jika kebanyakan follower anda adalah palsu, akan sia-sia conversation yang anda buat karena biasanya akun palsu tidak interaktif. Kedua adanya legitimasi popularitas. Banyak pengguna Twitter bangga dengan jumlah follower sangat banyak, padahal disadari atau tidak mungkin saja sebagian follower tersebut palsu. Ini artinya legitimasi yang dibangun karena banyaknya follower itu sebuah kebodohan karena sebenarnya follower sebagian besar palsu. Untuk itu perlu rasanya mengubah perspektif. Bahwa yang penting di Twitter adalah real conversation, buka banyak follower. Follower sangat banyak penting, tetapi real conversation yang sangat banyak lebih penting. Follower yang sangat banyak mungkin sudah tidak perlu lagi selagi anda bisa memperbanyak real conversation karena biasanya mereka yang membagi hal-hal positif akan banyak diminati. Untuk apa follower sangat banyak jika sebagian besar palsu dan tidak aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun