Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Android Bukan Produk Amal Google

3 April 2012   05:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_169719" align="aligncenter" width="600" caption="Android, Si Robot Hijau di depan kantor Google, Mountain View, California, sumber: static.panoramio.com"][/caption] Produk amal atau produk sedekah, mungkinkah kata itu tepat bagi Android? Bila kita perhatikan, Android merupakan OS smartphone yang bebas dipakai  oleh siapa saja. Contohlah Amazon dengan Kindle Fire-nya sukses melakukan fork terhadap Android sehingga aplikasi titipan dari Google  seperti YouTube tidak bisa digunakan. Kesan bahwa Android produk amal makin nyata bila kita lihat peran Android bagi banyak vendor seperti Samsung, Motorola, HTC, Sony (dulu Sony Ericsson), Huawei dan banyak lainnya. Dengan menggunakan Android sebagai OS untuk device yang mereka hasilkan, vendor-vendor tersebut memperoleh pendapatan triliunan. LG dan Sony malah bisa berkompetisi dengan vendor besar lainnya di pasar smartphone. Samsung memperoleh pendapatan yang sangat tinggi dan bisa menyaingi Apple Inc. Lalu apa yang diperoleh Google? Sangat sedikit. Google memang tidak terus terang tentang pendapatan yang mereka peroleh dari Android. Kebijakan ini juga berlaku bagi YouTube. Data terbaru yang ditemukan secara tidak sengaja karena adanya sengketa paten antara Google dengan Oracle menyebutkan sepanjang tahun 2008 hingga 2011 Google hanya memperoleh pendapatan sebesar 550 juta US dollar. Guardian mencatat, pendapatan Google dari iOS Apple Inc lebih besar, sekitar empat kali lebih banyak dibandingkan yang diperoleh dari Android. Dengan pendapatan yang lebih besar di iOS, Google tetap fokus untuk mengembangkan Android yang kini telah memasuki Android 4.0 atau Ice Cream Sandwich. Tidak lama lagi, mungkin sekitar Agustus atau September tahun ini, seri terbaru Android, Android 5.0 atau Jelly Bean kemungkinan akan diluncurkan Google. Tentunya kita bertanya dengan pendapatan minimal, mengapa Google terus mengembangkan Android? Bila kita lihat pendapatan yang diperoleh Google dari iOS Apple Inc. apakah tidak sebaiknya Google berhenti saja dan fokus untuk membantu iOS? Apalagi dengan ancaman perang Thermonuclear yang dicanangkan Steve Jobs, bisa saja Google ditinggalkan oleh Apple Inc. dengan membangun sendiri maps atau bekerja sama dengan mesin pencari lain jika Android terus menekan iPhone dan iPad di pasar dengan memberikan lebih banyak pilihan dan harga yang lebih rendah. Tentunya menjawab pertanyaan di atas bukanlah perkara gampang. Menghentikan pengembangan Android jelas-jelas tidak akan dilakukan oleh Google karena Google berpendirian, makin banyak pilihan bagi konsumen akan makin bagus. Coba kita bandingkan dengan situasi sebelum Android merakyat seperti sekarang. Di pasar hanya ada Nokia yang sering memberikan harga overpriced bagi smartphone mereka yang berbasis Symbian seperti N70, N71, N72, dan N73. BlackBerry waktu itu belum dikenal. Jika pun ada lawan, seperti Samsung, mereka tidak bisa menghambat keperkasaan Nokia, terutama di Indonesia. Kini dengan adanya Android, pasar makin kompetitif. Konsumen memiliki pilihan yang sangat banyak, mulai dari harga yang paling rendah hingga harga paling mahal. Android memperbaiki persaingan di pasar, memberikan pilihan bagi konsumen dan membuat mereka terkonekasi dengan internet setiap waktu. Selain itu, Android memacu pertumbuhan teknologi di bidang smartphone dan tablet seperti penggunaan chip Quadcore. Android yang diberikan secara cuma-cuma oleh Google dengan syarat tumpangan produk dari Google merupakan pendobrak pasar smartphone. Tidak aneh, Android disukai banyak orang karena kesan kebebasan yang dibawanya. Namun dengan memberikan secara cuma-cuma tentu saja Google, tidak seperti perusahaan lain, tidak memperoleh pendapatan yang signifikan dari Android. Lalu apa pentingnya Android bagi Google? Business Insider memberikan beberapa clue, mengapa Android merupakan aset penting bagi Google sehingga walaupun tidak menghasilkan pendapatan secara signifikan tetap dipertahankan dan akan terus dikembangkan oleh Google. Pertama, ada tiga perusahaan raksasa pemilik OS di pasar smartphone saat ini, yaitu Google, Apple Inc., dan Microsoft. Android memungkinkan Google untuk bersaing dan mengalahkan dua pesaingnya tersebut. Android membuat kerusakan yang substansial terhadap Apple Inc. dan Microsoft. Android jelas bisa menyaingi Apple Inc. sehingga mereka tidak leluasa di pasar smartphone dan kemudian tablet. Android sudah pasti meninggalkan Microsoft dengan Windows Phone-nya jauh di belakang mereka. Bahkan kelihatan lucu, perusahaan yang baru beberapa tahun memasuki pasar OS smartphone bisa mengalahkan perusahaan yang jelas-jelas merupakan penghasil sistem operasi jempolan seperti Mac/iOS dan Windows. Kedua, Android memungkinkan Google menjangkau jutaan konsumen. Anda pasti paham bahwa meraih hati konsumen itu sulit. Membuat konsumen memakai produk lebih sulit lagi. Google dengan Android berhasil melakukan dua hal ini sekaligus. Mereka menjangkau jutaan konsumen dengan Android, membuat konsumen tersebut menggunakan layanan Google dan konsumen tidak perlu untuk susah-susah memperolehnya karena harga handset yang murah. Makin banyak pengguna Android, semakin banyak konsumen yang menggunakan layanan Google. Langkah cerdas tiada duanya. Ketiga, saya pernah tuliskan hubungan developer (aplikasi) dengan pengguna (konsumen) itu ibarat mencari jawaban mana yang lebih dulu ayam apa telur. Di Google dengan banyaknya pengguna, developer dengan senang hati membuat aplikasi untuk pasar aplikasi Google Play. Banyak developer dan aplikasi merupakan tiang penyangga ekosistem Android yang sangat bagus. Berbeda dengan pasar aplikasi Windows Phone yang kini masih rajin berpromo agar developer membuat aplikasi untuk mereka. Google dengan pengguna Androdi yang lebih dari 200 juta di seluruh dunia tidak perlu melakukan hal tersebut secara serius. Keempat, terjadinya pergeseran dari traditional web ke mobile web. Di tahun-tahun mendatang, konsumen akan makin banyak menggunakan mobile web. Google sudah bersiap dengan adanya Android. Android menolong Google agar transisi tersebut terjadi dengan mulus. Artinya meskipun orang mengunakan mobile web, namun pemberi layanan tidak berubah atau berpindah tangan dari Google ke perusahaan lain. Kelima, Android tidak hanya diterapkan di smartphone dan tablet. Ke depannya Google telah merancang bahwa alat-alat rumah tangga, seperti televisi, vacuum cleaner atau mungkin mesin cuci akan berbasis Android. Demikian juga dengan gadget masa depan seperti kacamata khusus. Dengan beberapa alasan tersebut di atas, tidak heran Google tetap semangat dengan jumlah pendapatan dari Android yang masih kecil. Google akan terus memperbarui Android dan memungkinkan sistem operasi ini bertahan dari serangan kompetitor, baik di pasar maupun di pengadilan paten.  Android bukan produk amal. Android adalah investasi penting Google untuk menjangkau banyak hal di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun