[caption id="attachment_125682" align="aligncenter" width="655" caption="Google sangat suka matematika, hal ini dibuktikan dengan beberapa penawaran yang mereka berikan sewaktu lelang paten Nortel dan dalam membeli Motorola, sumber: http://4unews.com"][/caption] Sudah bukan rahasia, bahwa Google sangat gandrung dengan matematika, bahkan mereka mungkin dapat dikalsifikasikan sebagai Nerd Sejati. Dalam penawaran paten Nortel yang gagal dimenangkan oleh Google, Google memberikan angka yang aneh. Menurut Sonny Menajang, angka-angka yang diberikan oleh Google dalam lelang paten tersebut membingungkan banyak pihak. Pertama Google memberikan  1.902.160.540 yang merupakan Konstanta Brun.  Angka kedua yang diberikan Google adalah sebesar 2.614.972.128 yang merupakan Konstanta Meissel–Mertens. Angka terakhir yang diberikan Google adalah  3,14159 (miliar) saat penawaran mencapai 3 miliar dollar. Angka ini dikenal dengan Pi. Tampaknya Google tidak serius dalam lelang paten Nortel tersebut? Mungkin benar, mereka tidak serius untuk membeli 6.000 paten Nortel tersebut. Kalau mereka serius mengapa Google seperti bermain-main dengan jumlah penawaran yang mereka berikan dengan mengambil banyak konstanta matematika? Tampaknya, ketidakseriusan Google dimanfaatkan oleh kompetitor mereka utamanya Apple Inc dan Microsoft yang kemudian disebut AppleSoft untuk memenangkan lelang paten Nortel ini dengan harga yang cukup fantastis 4,5 miliar dollar AS. Konsorsium yang tidak lazim ini (karena terdiri dari beberapa perusahaan yang sebenarnya saling berkompetisi di bidang yang sama, yaitu smartphone seperti Apple, Microsoft dan RIM) akhirnya memenangkan lelang paten Nortel tersebut dengan harga yang lumayan mahal 4,5 miliar dollar AS untuk 6.000 paten saja. Walaupun kemudian Google ngedumel dengan kekalahan mereka dalam lelang paten Nortel, sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu yang mungkin akan menjadi pukulan bagi kompetitornya. Hal ini terbuka beberapa waktu yang lalu sebagaimana dikemukakan oleh Dan Lyons seorang editor di bidang teknologi di Newsweek. Menurut Dan Lyons Google tidak pernah serius dalam penawaran paten Nortel tersebut. Keikutsertaan mereka lebih karena keinginan agar rival-rivalnya seperti Apple dan Microsoft ikut serta dan membayar mahal untuk paten tersebut. Artinya Google ikut agar harga paten Nortel membubung sehingga rivalnya membayar mahal karena kekhawatiran mereka jika Google memenangkan lelang paten Nortel tersebut. Hal ini dibuktikan beberapa waktu kemudian, Google membeli Motorola Mobility yang memiliki paten sekitar 24.500 (termasuk yang dalam proses). Dengan membayar hanya 12,5 miliar dollar Google memperoleh 24.500 paten dan bonus handset maker, pembuat handset, yaitu Motorola. Artinya Motorola sebenarnya diperoleh secara gratis oleh Google karena fokus mereka lebih kepada paten yang dimiliki oleh Motorola. Hal ini tentu jauh lebih murah dibandingkan yang dibayar oleh rival-rival mereka yang 4,5 miliar hanya untuk 6.000 paten tanpa mendapatkan bonus karena Nortel sebenarnya sudah bangkrut. Tentunya harga murah yang dibayarkan Google perlu pembuktian lebih jauh. The Economist melaporkan (mungkinkah sebuah kebetulan?) bahwa harga yang dibayarkan oleh Google masih sama dengan nilai penjualan 882 portofolio paten Novell di tahun 2010 yang lalu. Menurut The Economist harga 12,5 miliar dolar yang dibayarkan tunai oleh Google kepada Motorola sepertinya mahal. Angka ini premium 63% dari harga penutupan saham Motorola beberapa hari sebelum akuisisi Motorola diumumkan. Pembelian Motorola menurut The Economist sebenarnya hanyalah pembelian paten dengan bonus handset maker. Tentunya Google tidak sembarang membayarkan uang mereka. Uang 12,5 miliar dollar tersebut ada hubungannya dengan perhitungan matematika yang tentu saja sangat disukai oleh Google. Analis industri Frost & Sullivan sebagaimana dicatat oleh The Economist, menampilkan perhitungan matematika sederhana atas keputusan Google membeli paten Motorola seharga 12,5 miliar dollar tersebut. Menurut mereka Motorola memilik portofolio sebanyak paten 24.500. Dengan membeli Motorola, Google meningkatkan jumlah paten yang mereka miliki secara signifikan ke angka sekitar 26.000 paten. Motorola merupakan target utama Google karena banyaknya paten yang mereka miliki. Dengan membeli Motorola secara tidak langsung Google siap bersaing dengan para rivalnya seperti Apple dan Microsoft dalam perang paten. Frost & Sullivan menggunakan dasar perhitungannya pada lelang paten yang terjadi di bulan Desember 2010 yang lalu saat 882 portofolio paten Novell dijual seharga 450 juta dollar AS. Dengan membagi angka 450 juta dollar AS tersebut dengan jumlah paten yang dilelang akan diperoleh angka harga jual per paten Novell sebesar 510.204,08 dollar AS per paten. Coba kita bandingkan dengan pembelian yang dilakukan oleh Google terhadap paten Motorola yang berjumlah 24.500 paten. Mengapa kita menganggap bahwa Google hanya membeli paten? Karena memang tujuan besar Google dalam akuisisi Motorola hanyalah paten yang dimiliki oleh Motorola sehingga Motorola sebagai pembuat handset hanyalah bonus. Dengan membagi 12,5 miliar dollar AS dengan 24.500, akan ditemukan angka yang persis sama dengan harga penjualan paten Novell di tahun 2010 yang lalu yang sebesar 510.204,08 dollar AS per paten. Kebetulan? Sepertinya tidak karena Google sangat suka dengan matematika. Angka yang dibayarkan Google yang sepertinya mahal tersebut, runtuh sudah karena harga paten Motorola sebenarnya tidak lebih mahal dibandingkan dengan harga paten Novell walaupun sudah berbeda waktu lebih dari delapan bulan. Ini artinya rival-rival Google sepertinya terbawa permainan yang sedang dilakukan oleh Google. Benarkah rival-rival Google seperti Apple dan Microsoft terbawa permainan yang dilakukan Google? Untuk membuktikannya coba kita bagi angka 4,5 miliar dollar AS dengan jumlah paten yang mereka dapatkan, yaitu 6.000 paten. Angka yang diperoleh adalah 750.000 dollar AS per paten, jauh lebih besar dibandingkan harga yang dibayarkan oleh Google. Mereka pun tidak memperoleh bonus seperti yang diperoleh oleh Google sebuah perusahaan pembuat handset karena Nortel sudah bangkrut. Tampaknya kesukaan Google terhadap matematika memperoleh ganjaran yang setimpal? Sumber: The Economist, 9t05google.com, plus.google.com Twitter: inside_erick
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H