Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengukur Pengaruh Personal Brand di Kompasiana

27 Juni 2011   04:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_110796" align="aligncenter" width="655" caption="Ilustrasi, sumber: andhikawijayakurniawan.com"][/caption] Setelah sekian lama berinteraksi melalui tulisan di kompasiana kira-kira bagaimana posisi anda di mata kompasianer lain? Bisakah anda mengatakan bahwa anda memiliki pengaruh terhadap satu atau dua orang kompasianer lain di kompasiana ini? Bisakah artikel yang anda tulis memengaruhi sedikit saja dari sekian banyak pengguna kompasiana? Sesungguhnya pertanyaan di atas sangat sulit ditemukan jawabannya. Pertama karena pengaruh sering berupa ukuran kualitas dan bukan kuantititas. Kedua, di kompasiana tidak ditemukan suatu tools tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur pengaruh seseorang atau artikel. Contohlah banyaknya komentar dari artikel yang dipublish di kompasiana. Belum tentu juga kompasianer yang paling banyak komentar di artikelnya memiliki pengaruh yang besar. Demikian pula keaktifan, misalnya kompasianer yang sangat aktif menulis di kompasiana dan setiap hari menulis artikel belum tentu juga memiliki pengaruh yang besar. Jika kita ukur dari jumlah teman yang ada, hal ini juga bisa dipertanyakan. Contohlah saya yang memiliki paling sedikit 300 teman di kompasiana, nyatanya setiap kali saya menuliskan artikel tidak semua teman saya yang membaca karena kadang hanya 50 page view saja di artikel yang saya tulis. Ini artinya, jumlah teman pun tidak bisa dijadikan patokan karena tidak semua teman yang membaca artikel yang saya tulis di kompasiana ini. Karena berbagai kesulitan ini, mengukur pengaruh seorang kompasianer (dengan demikian mengukur pengaruh dari artikelnya) di kompasiana menjadi hal yang tidak mudah. Namun demikian paling tidak dari berbagai komentar terhadap artikel yang ditulis, seorang kompasianer bisa mengira-ngira bagaimana pengaruhnya di kompasiana ini. Mengapa pengaruh ini perlu diketahui? Tidak lain setiap yang menulis di kompasiana ini menginginkan apa yang ditulisnya dibaca dan dikomentari oleh pengguna yang lainnya. Sadar atau tidak setiap artikel yang ditulis diinginkan untuk berada di level atas walaupun kadang-kadang banyak juga yang bersembunyi untuk tidak mengakuinya. Makin tinggi pengaruh seseorang di kompasiana, kemungkinan artikelnya makin banyak yang membaca walaupun kadang tidak terlihat di hitungan pageview. Pada dasarnya setiap penulis di kompasiana adalah marketer terhadap artikelnya yang ditulis di kompasiana. Berbagai cara dilakukan, mulai dari hal yang biasa seperti men-share tulisan tersebut ke media sosial seperti Facebook dan Twitter. Usaha-usaha ini tidak lain adalah usaha marketing agar artikel yang ditulis dibaca dan dikomentari oleh orang lain. Tentu saja usaha ini kadang berhasil dan tidak jarang juga gagal sehingga perlu dipertanyakan, meskipun telah di-share sekian kali mengapa tidak ada juga yang membaca dan berkomentar? Sering pula ditemui, walaupun banyak dibaca, namun sepi komentar, bahkan yang lebih menyedihkan adalah sangat sedikit dibaca dan sepi dari komentar. Inilah pentingnya bagi kompasianer untuk berspesialisasi sesuai dengan minat yang ada pada diri sendiri. Minimalnya dengan berspesialisasi, orang dengan minat yang sama atau tertarik dengan konsistensi kompasianer akan berkunjung. Pengalaman saya sendiri, tulisan saya di kompasiana banyak juga yang dikunjungi oleh yang bukan pengguna kompasiana meskipun hal ini tidak akan tercatat di dalam pageview. Saya mengetahui hal ini dari beberapa follower saya di Twitter yang melakukan mention dan ingin dikabarkan tentang beberapa hal yang menarik bagi mereka. Ini artinya bahwa artikel di kompasiana walaupun tidak tercatat dalam pageview dan komentar bisa dibaca oleh orang lain tanpa meninggalkan jejak. Dengan men-share tulisan ke Facebook dan Twitter secara aktif, akan membuat aktifitas di Facebook dan Twitter menjadi kepanjangan tangan dari kegiatan di Kompasiana. Saya seringkali menemukan di Twitter dan Facebook teman yang berinteraksi dengan saya di sana sebagian besar dari mereka juga berinteraksi dengan saya di kompasiana. Artinya teman saya di Facebook dan Twitter adalah kebanyakan teman saya yang ada di kompasiana sehingga saya bisa memberikan analogi sederhana bahwa pengaruh saya di Twitter dan Facebook merupakan pengaruh saya juga di kompasiana karena pada dasarnya teman saya orangnya itu-itu saja. Coba kita bawa asumsi tersebut dan kita ukur pengaruh seseorang di kompasiana terhadap kompasianer yang lain. Pengukuran kita lakukan dengan sebuah tool, yaitu Klout dan akun yang kita gunakan contoh adalah seorang yang sangat konsisten dalam menulis di bidang MotoGP dengan akun @daffana. Perhatikan hasil pengukuran berikut ini. [caption id="attachment_116049" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: klout.com"][/caption] Tidak diragukan lagi, hasil dari tool yang sama dengan anggapan banyak pengguna kompasiana selama ini bahwa @daffana adalah seorang spesialis di bidangnya dengan terus konsisten menulis di bidang MotoGP. Artinya apa? Terkait dengan pengiklan, kompasianer ini memiliki pengaruh cukup besar untuk menarik semua orang membaca artikelnya sehingga pada tingkat tertentu ia bisa me-monetize artikelnya tersebut. Ciri mereka yang memiliki tingkatan spesialis ini adalah artikel yang dihasilkannya yang kemudian disebar ke jaringannya dan menghasilkan diskusi yang cukup panjang (buktinya selalu banyak komentar). Biasanya lagi konten atau artikel yang ditulisnya merupakan artikel spektakuler dalam arti hampir tidak ada orang lain yang menulis dalam hal yang sama. Tentu saja untuk mencapai posisi spesialis tersebut  tidaklah mudah. Nah bagi teman-teman lainnya saya menyarankan untuk menggunakan akun Twitter secara maksimal. Kalau bisa tambahkan dengan akun Facebook. Untuk membagi link-link artikel di kompasiana di Twitter dan di FB saya sarankan mengikuti beberapa trik berikut ini. 1. Gunakan selalu hastag (#) pada kata-kata yang banyak dibicarakan orang dan sesuai dengan tema artikel yang ditulis, misalnya  membahas MotoGP, sewaktu men-sharenya gunakan #motogp atau #MotoGP, kalau membahas F1 gunakan #F1 dan lainnya. Mengapa perlu hastag? Karena bila seseorang tertentu mengklik salah satu kata yang ada hastag-nya dan sesuai dengan hastag yang anda buat, hastag tersebut akan muncul dalam pencarian dan berkesempatan untuk diklik. Lama-kelamaan hastag tersebut akan makin banyak dan makin mudah menemukan artikel yang anda tulis. Selain itu biasakanlah berdiskusi di Twitter. 2. Jika men-share tulisan di Facebook gunakan selalulah pakai pengaturan "Everyone". Ini penting agar semua pengguna Facebook dapat mengklik link yang anda bagi. Selain itu, ikutilah beberapa page untuk dapat berdiskusi atau melakukan kegiatan bersama. Dengan cara ini minimalnya mereka yang berinteraksi dengan anda akan mulai membaca konten yang anda bagi. 3. Jangan membagi link-link berisi berita hoax atau judul artikel yang bombastis, hal ini secara langsung akan mengurangi kepercayaan teman dan pengikut anda. 4. Update status di Facebook dan di Twitter dengan perencanaan yang baik dan kunjungi teman-teman anda secara teratur dengan menyapa mereka, menanyakan keadaan mereka dan berkomentar dalam status mereka. Selain itu kejujuran sangat penting, kalau anda tidak suka status teman anda anda tidak perlu berkomentar dan mengklik LIKE. Mungkin dengan cara-cara tersebut, pengaruh anda di media sosial seperti kompasiana bisa anda tingkatkan. Dengan mengetahui pengaruh anda, anda dapat menentukan langkah apa selanjutnya yang harus anda tempuh dalam melebarkan  personal brand anda. Sumber Gambar: andhikawijayakurniawan.com Sent from  Android Smartphone Powered by Indosat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun