Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Google Bayar Jutaan Dollar Pegawainya agar Tidak Bekerja di Twitter

11 April 2011   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_101373" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi (dynamicwage.com)"][/caption] Dua orang pegawai dibayar jutaan dollar oleh Google untuk tidak bekerja di Twitter. Ini kejadian nyata yang baru beberapa hari ini dilakukan oleh Google, perusahaan search engine terbesar di dunia. Dua orang pegawainya yang telah diintai oleh Twitter untuk dijadikan manajer produk dihalangi oleh Google untuk bekerja di Twitter dengan memberikan kompensasi sebesar 50 juta dollar AS sampai dengan 100 juta dollar AS. Dua orang pegawai tersebut, Sundar Pichai dan  Neal Mohan diinginkan oleh Twitter untuk mengisi jabatan product manager, namun hal ini tidak terwujud karena Google bertindak dengan memberikan pembayaran bagi dua orang tersebut agar tidak menerima pekerjaan tersebut. Hal ini membuat Twitter terpaksa menyewa dua orang manajer produk paruh waktu untuk mengisi posisi tersebut. Sumber technocrunch.com menyebutkan bahwa Sundar Pichai dan Neal Mohan dibayar masing-masing 50 juta dollar AS dan 100 juta dollar AS agar tetap di Google dan menolak jabatan yang ditawarkan oleh CEO Twitter yang baru Jack Dorsey. Langkah Google ini kalau dipandang dari segi uang memang terlalu besar, namun dari segi sumber daya manusia tentu masih bisa dipertimbangkan dan masuk akal karena banyak sekali start-up terutama di bidang social media yang menginginkan karyawan Google untuk bekerjad di perusahaan mereka. Salah satu yang cukup berhasil menggaet orang-orang Google atau ex-Googlers adalah Facebook. Beberapa eksekutif tingkat atas Facebook saat ini adalah mantan pegawai Google sehingga jika terus dibiarkan Google bisa-bisa digembosi oleh pegawainya sendiri. Di luar sana terutama di Amerika Serikat berkembang khabar bahwa para mantan pegawai Google telah dan sedang dalam usaha untuk meruntuhkan atau paling tidak menyaingi mantan boss mereka sendiri, yaitu Google dengan cara bekerja di perusahaan lain. Tampaknya mantan pegawai Google ini memang menajdi buruan banyak start-up untuk dijadikan pejabat di posisi kunci agar mampu memajukan start-up tersebut dalam waktu singkat. Namun kali ini, salah satu start-up yang kini sudah sangat besar, yaitu Twitter gagal mendapatkan orang Google karena CEO Google yang baru, Larry Page telah mengunci para pegawainya supaya tidak keluar lagi dengan cara memberikan kompensasi yang cukup tinggi. Dengan demikian, start-up yang lain akan berpikir 100 kali untuk bisa mengambil orang Google dengan cara menawarkan posisi-posisi penting karena secara finansial orang-orang Google telah dipagari dengan gaji yang sangat tinggi sehingga mungkin bekerja di luar Google dengan kompensasi yang lebih rendah menjadi tidak menarik. Namun hal ini masih tidak bisa menghentikan keluarnya pegawai Google untuk bekerja di Facebook, Twitter, atau Zynga karena baru-baru ini Google melakukan reorganisasi sehingga ada beberapa orang yang terpaksa harus angkat kaki dari Google. Dua di antara mereka yang kena restrukturisasi ini adalah Marissa Meyer dan Jonathan Rosenberg. Rosenberg bahkan telah diisukan akan segera berlabuh di Facebook, sementara Meyer belum jelas posisinya karena sampai saat ini masih di Google. Menjadi menarik keberanian Google membayar dua orang pegawainya ini agar tidak keluar dari Google. Secara organisasi, tentu Google sangat khawatir jika pegawainya terus keluar dan bergabung dengan perusahaan lain, akan berdampak langsung terhadap Google. Contoh nyata adalah Facebook di mana banyak mantan pegawai Google yang bekerja di sini. Para ex-Googlers ini merupakan jaminan dan terbukti Facebook  maju sangat pesat dalam waktu singkat. Uang sebesar 150 juta dollar AS mungkin bukan jumlah yang sedikit, namun akan impas bila dibandingkan dengan kehilangan dua orang pegawai penting. Hal ini juga memperlihatkan penghargaan yang sangat tinggi dari Google terhadap sumber daya manusianya. Selain hal ini, beberapa hari yang lalu Google mulai menaruh perhatian yang lebih intens kepada pegawainya. Pada awal bulan Januari 2011 yang lalu, seluruh pegawai Google yang kini berjumlah 24.000 orang diberikan holiday bonus masing-masing 1.000 dollar AS dan kenaikan gaji 10%. Jumlah 1.000 dollar AS mungkin sedikit, namun kalau anda kali dengan 24.000 berarti ada sekitar 24 juta dollar AS dikeluarkan Google saat itu dan jika ditambahkan denga kenaikan 10% menurut businessinsider.com bisa saja Google mengeluarkan uang 100 juta dollar AS. Langkah ini kemudian diikuti dengan keluarnya sebuah memo rahasia CEO Google yang baru, Larry Page yang menjanjikan kenakan bonus 25% (sekaligus penurunan bonus 25%) bagi pegawai Google tergantung berhasil atau tidaknya proyek mereka di social media. Tampaknya Google mulai berbenah dengan memulai dari diri mereka sendiri, yaitu memperbaiki standar gaji dan bonus bagi pegawai mereka. Tentu strategi ini belum bisa dijamin berhasil untuk menghentikan berpindahnya pegawai, namun paling tidak bagi para perusahaan yang akan mengambil pegawai Google perlu berpikir lebih jauh seberapa besar mereka hendak mengajukan penawaran gaji dan bonus agar mereka berhasil mendapatkan pegawai Google.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun