Mohon tunggu...
SVS Kosasih
SVS Kosasih Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Dia yang Berhati Mulia

30 Januari 2010   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, cara Tuhan bekerja menyampaikan inspirasiNYA sungguh mengagumkan walaupun sederhana tapi amatlah berkesan. Siang tadi di tengah kejenuhan saya belajar untuk persiapan final exams minggu depan, saya memutuskan untuk browsing internet. Ketika saya membuka FB dan menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk bermain-main di FB itu, tidak saya sangka sebelumnya bahwa cuma dalam waktu 15 menit di FB, saya diberikanNYA inspirasi melalui postingan teman saya yang memasukkan video dari Youtube. Video yang teman saya masukkan ini tentang Budi Soehardi. Siapakah dia?

CNN mengumpulkan 10 pahlawan dari seluruh dunia untuk dianugrahi penghargaan atas amal bakti pengabdian mereka, dan orang Indonesia yang berhasil dianugrahi gelar pahlawan CNN tahun 2009 adalah Budi Soehardi dan dia terpilih dari 9000 kandidat  dari 100 negara. Pak Budi ini dulunya merupakan seorang pilot maskapai penerbangan bergengsi Singapore Airlines yang bersama sang istri mendirikan Roslin Orphanage di Kupang, NTT. Di panti asuhan ini, ia dan istrinya menampung 48 anak yatim hasil korban konflik Timor Timur, juga dari keluarga yang tidak mampu. Tak semata-mata hanya sandang, pangan, dan papan yang ia sokong bagi anak-anak ini, tetapi ia dan sang istri pun menjadi orangtua yang memberikan kasih sayang dan dukungan tulus bagi mereka. Selain itu, aspek pendidikan pun diutamakan Pak Budi dalam memajukan kesejahteraan anak-anak yatim ini. Hal lain yang mengagumkan adalah, Pak Budi murni menggunakan uang hasil kerjanya sendiri untuk mendirikan dan menyokong Roslin Orphanage. Di tahun 1999, berita mengenai Timor Timur mengubah hidup Pak Budi dan istrinya. Mereka terpanggil untuk membantu anak-anak yatim tersebut untuk memiliki kehidupan yang jauh lebih baik. Tanah tempat Roslin Orphanage berdiri merupakan hadiah pemberian oleh karena tanahnya tandus, dan Pak Budi beserta sang istri yang sama sekali tak punya latar belakang agrikultur dengan ketulusan hati dan tekad mengubah lahan tandus tersebut hingga akhirnya mampu ditanami padi, dan bahkan mampu berswasembada beras. Pak Budi berkata, "Membantu anak-anak ini adalah suatu kehormatan bagi saya dan istri saya karena itu memberi kembali kepada masyarakat ... memberikan kembali apa yang telah diberkati kepada kita." Saya tak bisa menahan haru ketika menyaksikan video di Youtube tersebut, saya merasa bersyukur ke hadirat Tuhan bahwa karyaNYA begitu nyata dalam diri Pak Budi ini bagi anak-anak yatim tersebut. Pun saya merasa bangga karena Pak Budi dan keluarga merupakan orang Indonesia yang sangat amat perduli bagi kelansungan hidup salah satu dari sekian anak bangsa Indonesia di Kupang tersebut. Dan salah satu kalimat dari beliau yang begitu menggugah hati saya adalah, "if you do things based on passion that you are having, the successful reap will be very high."

Barangkali inilah passion utama Pak Budi dan istrinya, Bu Peggy. Mereka mengabdi atas dasar passion dari panggilan hati dan lihatlah hasilnya yang berbuah berkat dan kebaikan bagi anak-anak yatim tersebut yang mana kini mereka mendapatkan kasih sayang, perlindungan, pendidikan, tempat tinggal, dan masa depan penuh harapan. Buah kemanusiaan yang Pak Budi dan Bu Peggy lakukan adalah secercah harapan berupa pintu gerbang masa depan bagi anak-anak tersebut. Pak Budi berkata di akhir videonya sebelum orang-orang di ruangan tersebut memberikan standing applause untuknya, "if you own only one metre of satisfaction, you will never be happy. But if you are able to give somebody future better, that really rewarding." Pak Budi dan Bu Peggy melalui Roslin Orphanage adalah karya nyata kasihNYA kepada mereka yang terpinggirkan dan teraniaya. Saya belajar dan memperoleh inspirasi dari sumbangsih beliau, semoga pesan yang disampaikannya terus dapat terpatri dalam benak saya juga benak anda, bahwa passion yang membawa kepuasan bukanlah terletak pada status dan materi belaka, tapi terletak pada hasil nyata buah kebaikan bagi sesama yang anda dan saya mampu realisasikan. Bukan materi, bukan ketakutan, dan bukan keterbatasan semata yang cukup membuat orang menutup hatinya, tapi niat ketulusan hati adalah poin sangat penting untuk membuka mata hati dan terus menyinari bara kemanusiaan tersebut. Saya percaya setiap manusia lahir dengan misi, dan misi tersebut pastilah sebuah misi yang membawa kebaikan bagi diri sendiri juga sesama. Saya berharap juga berdoa bahwa kelak misi hidup saya pun bisa mengacu seperti milik Pak Budi, yakni melayani sesama. *** Kyusyu, 19.39

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun