Mohon tunggu...
Kuntum Khaira Ummah (19170038)
Kuntum Khaira Ummah (19170038) Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pribadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya seseorang yang ingin belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Dikatakan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah?

28 April 2020   01:27 Diperbarui: 28 April 2020   01:21 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan pada abad ke-21 berkaitan dengan permasalahan permasalahan baru yang ada di dunia nyata ini. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) berhubungan dengan penggunaan inteligensi dari dalam diri seorang individu yang berada dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk dapat memecahkan suatu masalah yang bermakna, relevan, dan juga kontekstual. Hasil pendidikan yang diharapkan yaitu pola kompetensi dan juga inteligensi yang dibutuhkan untuk dapat berkiprah pada abad ke-21ini. Pendidikan bukan hanya sekedar menyiapkan masa depan, tetapi bagaimana kita dapat menciptakan masa depan itu sendiri. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah menunjukkan jika suatu kemampuan dalam pemecahan masalah oleh siswa belum sesuai dengan yang apa yang telah diharapkan. Salah satu metode atau model pembelajaran yang diciptakan agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah adalah dengan adanya model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa, peningkatan dalam kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional dan juga kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa saat mengerjakan soal soal yang berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah contohnya seperti kesalahan karena terjadi kecerobohan atau kurang cermat, kesalahan dalam mentransformasikan suatu informasi, kesalahan dalam keterampilan proses, dan kesalahan dalam memahami soal. Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi mau tidak mau kita harus memberikan stimulus pada kancah pendidikan kita agar kita bisa beradaptasi sesuai dengan tuntutan pada zaman ini. Selain itu, juga dapat menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning). Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan oleh dunia pendidikan dalam rangka menuju tercapainya perubahan. Pada pelaksanaannya, tentu akan melibatkan pembelajar atau guru dan peserta didik atau siswa. Seorang guru adalah seseorang yang akan menjalankannya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara yang tidak konstan, maknanya jika seorang guru harus bisa berinovasi dan juga harud bisa menciptakan suatu perubahan yang baik pada dirinya dan juga pada siswa atau peserta didiknya. Berbagai cara telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang dirancang atau diciptakan dengan melihat situasi dan juga kondisi dari perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, dari masa ke masa. Salah satu contoh dari model pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning ini.

Nah, dari penjelasan diatas, banyak topik seputaran model pembelajaran berbasis masalah. Sebenarnya apa sih Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based  Learning itu ?

Sebelumnya mari kita telisik beberapa pengertian atau pendapat oleh beberapa ahli mengenai model pembelajaran berbasis masalah ini, seperti:

Menurut Boud dan Feletti dalam Rusman (2010) mereka mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) adalah inovasi yang  paling signifikan dalam pendidikan.

Menurut Margetson dalam Rusman (2010) mengatakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat menolong untuk meningkatkan perkembangan keterampilan dalam belajar sepanjang hayat atau hidup dengan pola pikir terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta juga memfasilitasi keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan tidak lupa keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan dengan model lain.

 

"Problem Based Learning (PBL) is a method of learning in which learners first encounter a problem followed by a systematic, learned centered inquiry and reflection process". yang artinya Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun secara sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan poses refleksi (Teacher and Edcucational Development ,2002).

Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu inovasi pembelajaran karena pada model pembelajaran berbasis masalah ini kemampuan berpikir siswa benar benar dioptimalkan dengan proses kerja kelompok atau sebuah tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan dalam berpikirnya secara berkesinambungan. Tapi, nyatanya tidak semua pendidik atau guru yang dapat memahami konsep dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini. Mungkin hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya keinginan dan juga kurangnya motivasi untuk dapat meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk dapat meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.

Bell (1978: 119) menyatakan bahwa ada lima strategis yang berkaitan dengan pemecahan masalah pada dunia nyata atau real world yaitu:

Dengan menyajikan masalah dalam bentuk yang jelas supaya tidak menimbulkan makna ganda.

Dengan menyatakan masalah dalam bentuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan makna ganda.

Dengan menyusun hipotesi-hipotesis alternatif dan  prosedur yang diperkirakan bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan menguji hipotesis dan melakukan kerja agar memperoleh solusi (pengumpulan data, pengolahan data, dll), solusi yang diperoleh mungkin mungkinsaja bisa lebih dari satu.

Jika telah diperoleh satu solusi maka langkah selanjutnya adalah dengan memeriksa kembali apakah solusi itu benar namun jika diperoleh lebih dari satu solusi maka memilih solusi mana yang paling baik.

Olkin dan Schoenfeld (Sumarmo, 2013: 447) menyatakan bahwa bentuk soal pemecahan masalah yang baik hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

dapat diakses tanpa banyak menggunakan mesin, ini berarti masalah yang terlibat bukan karena perhitungan yang sulit;

dapat diselesaikan dengan beberapa cara, atau bentuk soal yang open ended;

melukiskan ide matematika yang penting (matematika yang bagus);

tidak memuat solusi dengan trik;

dapat diperluas dan digeneralisasikan (untuk memperkaya eksplorasi).

Berikut uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based  Learning).

Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Utami (2011), Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar. Selain itu, Muslimin dalam Utami (2011) mengatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu model untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri. Berdasarkan beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta didik menyeleseikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Secara garis besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang autentik dan  bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Teori Belajar yang telah melandasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yaitu:

1. Teori Belajar Konstruktivisme 

2. Teori Belajar dari Piaget

3. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel 

4. Teori Belajar Vigotsky 

5. Teori Belajar dari Albert Bandura 

6. Teori Belajar Jerome S. Bruner 

academia.edu"MAKALAHMODELPEMBELAJARANBERBASISMASALAH" academia.edu

journal.institutpendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun