Dengan menyatakan masalah dalam bentuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan makna ganda.
Dengan menyusun hipotesi-hipotesis alternatif dan  prosedur yang diperkirakan bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan menguji hipotesis dan melakukan kerja agar memperoleh solusi (pengumpulan data, pengolahan data, dll), solusi yang diperoleh mungkin mungkinsaja bisa lebih dari satu.
Jika telah diperoleh satu solusi maka langkah selanjutnya adalah dengan memeriksa kembali apakah solusi itu benar namun jika diperoleh lebih dari satu solusi maka memilih solusi mana yang paling baik.
Olkin dan Schoenfeld (Sumarmo, 2013: 447) menyatakan bahwa bentuk soal pemecahan masalah yang baik hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
dapat diakses tanpa banyak menggunakan mesin, ini berarti masalah yang terlibat bukan karena perhitungan yang sulit;
dapat diselesaikan dengan beberapa cara, atau bentuk soal yang open ended;
melukiskan ide matematika yang penting (matematika yang bagus);
tidak memuat solusi dengan trik;
dapat diperluas dan digeneralisasikan (untuk memperkaya eksplorasi).
Berikut uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based  Learning).