Dulu,
Entah berapa kali bumi mengitari matahari
Aku berharap, dengan keyakinan sepenuhnya
Di setiap doaku, pagi, siang, malam
Tak pernah luput asaku
Harap itu, suatu hari menjadi nyata
.
Kini,
Yang kuharap akhirnya menjadi kenyataan
Lantas, mengapa bahagia itu tak kudapat?
Yang ada malah seribu tanya tak terjawab
Akankah ini harapmu jua, seperti waktu dulu?,
Bimbang, menghambat jalanku
.
Hari itu semakin dekat
Aku ragu, harapku bukan berarti harapmu
Inginku mungkin tak lagi sama dengan inginmu
Nyatanya, semua telah berubah
Kau dan aku,
Dengan rahasia kita masing-masing
.
Lelah kuberlari menggapai mimpi itu
Terkadang kurasa hanya berangan dalam hampa
Kosong, tiada titik temu, tak berarti
Kala sadar itu menemukan titiknya
Aku ingin berlari, sejauh mungkin darimu
*****
Mimpi dan seribu andaimu..
Aah ...sayang, dunia yang kau bentuk bukan tentang duniamu,
Mimpi yang kau rangkai bukanmimpi tentangmu,
Bukankah aku di dalamnya?
Bukankah aku detaknya??
.
Sayang,
Jika duniaku bukan segalanya tentang kamu,
Bagaimana mungkin egoku luruh di jiwamu??
Dunia adalah tanda tanya yang mengagumkan,
Gagahku ingin menaklukkan semuanya.
Adalah inginku menguak mencari jawabnya.
.
Aku lelaki...
Pemburu haus tanda tanya..
Saat aku dengan sadar letakkan egoku di hatimu,
Bukankah kau duniaku?
.
Sayang,
Saat aku letakkan duniaku dalam pelukmu,
Ini bukan kredo yang tertulis dengan tetesan darah mati..
Sentuh bahuku cinta...
Aku bergerak...
Sentuh dadaku..
Di sana ada detakku
Aku kredo yang hidup..
Darahku masih mengalir dan hidup!
.
Ini aku sayang...
ÃŽni duniaku...
Dan kaulah Duniaku
Utuh sepenuhnya.
*****
Kolaborasi Jingga dan Kim Foeng
Sumber Gambar : mariopaulus.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H