Gempa dahsyat yang mengguncang Turki bagian selatan dan Suriah dengan magnitudo sebesar 7,8 skala richter ini, telah menewaskan lebih dari 20.000 orang. Saat ini, tim penyelamat dan relawan yang diterjunkan sedang mencari korban jiwa melalui bangunan yang telah runtuh. Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan telah mengumumkan jika kondisi Turki sudah memasuki keadaan darurat sekitar 3 bulan lamanya di 10 wilayah.
Gempa besar yang menimpa Turki ini, menjadi salah satu gempa terbesar di daerah rawan gempa dalam satu abad terakhir ini. Akibat dari gempa tersebut, ada kekhawatiran dari masyarakat akan bencana kemanusiaan baru di wilayah yang tegang akibat perang, pengungsian dan kesulitan ekonomi.
Namun ditengah kehancuran dan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, ada satu kisah nan heroik serta mukjizat ditunjukkan oleh Allah melalui foto dan video, tatkala bocah berusia 7 tahun bernama Mariam, dengan gagah berani dan tangguhnya melindungi adiknya saat sedang tertimbun puing-puing di Suriah.
Viralnya gambar dan video tersebut, membuat seorang perwakilan PBB ikut memposting di akun Twitter pribadinya. Seorang perwakilan PBB tersebut adalah Mohamad Safa, dengan mengklaim bahwa mereka itu telah dikuburkan selama lebih dari 17 jam.
"Gadis berusia 7 tahun yang meletakkan tangannya di atas kepala adik laki-lakinya untuk melindunginya saat mereka berada di bawah reruntuhan selama 17 jam telah berhasil selamat. Saya tidak melihat ada yang berbagi. Jika dia mati, semua orang akan berbagi! Bagikan secara positif," cuit Safa.
Netizen yang melihat cuitan foto dan video tersebut, menjadi sedih dan patah hati. Akan tetapi, netizen juga terhibur melihatnya sambil karena naluri pelindung dan ketahanan Mariam sangatlah luar biasa.
Kemudian saat tim penyelamat tiba, Mariam merintih memohon pertolongan agar mereka segera diselamatkan.
Keluarkan aku dari sini, aku akan melakukan apa saja untukmu," ucap sang gadis kepada tim penyelamat, dikutip dari video yang beredar di media sosial.
Sementara di tempat terpisah, Ayahnya Mariam, Mustafa Zuhir Al-Sayed mengatakan, kalau istri dan ketiga anaknya sedang tertidur pulas malam itu. Namun setelah itu, rumah mereka tiba-tiba berguncang dengan sangat dahsyat.
"Kami merasakan tanah bergetar dan puing-puing mulai berjatuhan di atas kepala kami. Kami terjebak selama dua hari di bawah reruntuhan," katanya.