Mohon tunggu...
Bahar Sungkowo
Bahar Sungkowo Mohon Tunggu... -

Seorang pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasilaku Sayang, Pancasilaku Malang

28 September 2015   08:34 Diperbarui: 28 September 2015   08:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 01 Oktober bangsa Indonesia merayakan sebuah hari Nasioanl nan sakral yakni hari Kesaktian Pancasila. 50 tahun yang lalu bangsa ini mengalami ujian berat, yakni bagaimana Aksi G30SPKI mengadakan sebuah makar terhadap Pancasila dan NKRI dengan gerakan merubah Ideologi bangsa menjadi ideologi Nasakom yang kental dengan Komunismenya. Sebanyak 7 pahlawan revolusi gugur sebagai tameng Pancasila yang diabadikan sebagai hari yang bersejarah, " HARI KESAKTIAN PANCASILA " yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Sejarah adalah rekontruksi peristiwa yang tidak dapat terjadi kembali.

Namun bolehlah kita bertanya, "Apa kabar pancasila kita di usia 70 tahun in?i". Apakah tetap diamalkan dan disayang oleh rakyat Indonesia, khususnya generasi muda bangsa?, ataukan pancasila malang yang ditinggalkan dan dilupakan rakyat Indonesia?.

"Mba... apakah bisa menyebutkan sila ke empat dari Pancasila kita?" dijawab dengan senyum=senyum," Duh ... Apa yaa.. wah sudah lupa, itukan pelajaran di SD dahulau yaa". Contoh sederhana bagaimana Pancasila mulai di lupakan generasi bangsa ini. Ada lagi ditanya sila ke 3, jawabnya " Kemanusiaan yang Adil dan Beradab". sungguh ironis sekali.

Berbagai penyebab Pancasila dilupakan orang dan tidak dijadikan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa sebabnya adalah :

  • Gaya hidup (Life style) generasi muda dengan meniru gaya hidup  moderen dari luar Indonesia. Sebut saja gaya Korean Style, American Style, dan lain-lainnya. Mereka meniru ideologi, karakter dan tampilan hidup mereka dan merubah kepribadian bangsa ini. Jika demikian apa mereka memikirkan Pancasila?. tentunya tidak.
  • Radikalisme berkedok agama. Ini adalah aktivitas yang bukan saja melupakan pancasila, melainkan ingin menghancurkan agama. Teroris dan Radikalisme bukanlah ajaran Islam. Sehingga karakter yang terbangun bukan karakter islam Rahmatan Lil Alamin yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Agama bahkan menguatkan pengamalannya. Generasi muda yang terjaring dengan radikalisme dan kererasan akan menjadi penentang kuat terhadap pancasila.
  • Generasi buih. Generasi remaja yang tidak memiliki jati diri sehingga generasi ini disebut dengan generasi pengekor. Kondisi lingkungan menjadi guru terbaiknya. Jika kondisi lingkungannya mengarah kepada keputus asaan, kebebasan membabi buta, penggunaan Narkoba dan sex bebas, maka ini menjadi amalan dan nilai-nilai yang diyakini dan diamalkan. Pancasila dilupakan dan ditinggalkan ditengah-tengah generasi buih yang tidak tahu apa tujuan hidup dan etos hidupnya.
  • Generasi Hedonis. Hedonis adalah sebuah faham atau pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Boro-boro berpikir amalkan pancasila, Cape deh kata mereka. Lebih baik foya-foya selaku remaja, amalkan pancasila nanti kalau sudah dekat mati. Itu pikiran di benak mereka.

Namun demikian, kita jangan bersedih. Masih banyak remaja-remaja dan pemuda yang mau mengamalkan pancasila di masa kini. Jiwa Nasionalisme mereka tetap membara dalam sanubari, meskipun diterpa dengan angin badai globalisasi dan modernisasi dewasa ini. Merekalah kader-kader bangsa ini untuk mengajak rekan-rekannya kembali mencintai pancasila agar pancasila tidak bernasib malang. Pancasilaku Sayang, Pancasila  ku cinta.

Sumber gambar :

http://bappedatrenggalek.com/berita/berita-umum/109-hari-kesaktian-pancasila.html

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun