Mohon tunggu...
Bahar Sungkowo
Bahar Sungkowo Mohon Tunggu... -

Seorang pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ke Mana Permainan Tradisional Itu?

19 Januari 2014   15:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini permainan dampu yang hilang dihati anak-anak

Meskipun saya terlahir dari orang tua yang Jawa-Tengah dan dilahirkan di Patikraja  Jawa Tengah, namun semasa kecil dahulu saya sangat menikmati permainan-permainan tradisional Jakarta yang dimainkan di malam terang bulan ataupun sore hari menjelang maghrib.Saat itu saya yang masih kanak-kanak bersama teman-teman sering bermain : Kakak Mia, Petak Umpat, Sekolahan, Dampu, Boy-boyan, dor nama dan lain-lainnya. Permainan - permainan anak mala lalu itu benar-benar membuat saya dan teman-teman bergembira sambil bergerak kesana kemari membuat badan keringantan dan sehat. Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat dan suara itu menghentikan permainan manakala orang tua kami memanggil nama kami untuk pulang. Saya dan teman-teman pun mengakhiri permainan tersebut dan pulang kerumah kami masing-masing.

Kini saya telah berusia 45 tahun. Sudah cukup tua dan dianugerahi tiga anak. Namun herannya anak-anak saya tidak ada yang bermain permainan tradisional yang saya lakukan saat kecil dulu, seperti : Dor nama, petak umpat, dampu, kakak mia dan lain-lainnya. Kemana permainan-permainan tersebut?. Seakan dimakan masa, permainan-permainan tradisional Jakarta sudah tidak lagi dimainkan anak-anak sekarang.

Anak-anak sekarang lebih menyukai bermain Games Online, PSP, Nitendo dan Play Station yang pasif di tempat. Tinggal dirumah dan duduk berjam-jam, sambil menikmati cemilan "Junk Food" semakin melenakan dan membuai anak-anak sekarang. Jika dibandingkan permainan moderen dan tradisional Jakarta, maka permainan tradisional Jakarta ini lebih menarik dan bermanfaat. Pembentukan karakter sangat kental dalam permainan tradisional Jakarta. Beberapa pembentukan karakter pada permainan tradisional anak Jakarta adalah :

13901206251940100691
13901206251940100691

senangnya bermain boy-boyan

  1. Dor Nama . Karakter yang dikembangkan : kejujuran, kerjasaman, ketaatan terhadap pimpinan dan strategi perang atau permainan yang handal (menentukan jalan keluar) menuju kemenangan serta Sportivitas dan Fair Play.
  2. Kakak Mia . Karakter yang dikembangkan : membantu kakak, kepatuhan, keperdulian dan lain-lainnya.
  3. Dampu . Karakter yang dikembangkan : kerjasama, perjuangan, strategi, kekuatan, kesabaran, ingin menjadi yang terbaik, kejujuran, sportivitas dan fair play.
  4. Boy Boyan Karakter yang dikembangkan : kerjasama, perjuangan, strategi, kekuatan, kesabaran, ingin menjadi yang terbaik, kejujuran, sportivitas dan fair play.
  5. Sekolahan . Karakter yang dikembangkan : ketepatan, kerjasama, perjuangan, strategi, kekuatan, kesabaran, ingin menjadi yang terbaik, kejujuran, sportivitas dan fair play.
  6. Petak umpat : Karakter yang dikembangkan : kerjasama, perjuangan, strategi, kekuatan, kesabaran, ingin menjadi yang terbaik, kejujuran, sportivitas dan fair play

13901207071904686799
13901207071904686799

anak-anak bermain dor nama

keenam permainan tradisional Jakarta penuh dengan pembentukan karakter mulia. Permainan moderen lebih membius anak-anak menjadi pribadinya yang acuh-tak acuh, individualis, materialis, egois, pemarah, suka memukul dan menghardik dan lain-lainnya. Dasarnya permainan tradisional Jakarta lebih baik buat perkembangan jiwa dan raga anak,namun sangat disayangkan permainan tradisional ini hilang seiring dengan kemajuan zaman. Kemana permainan-permainan Tradisional Jakarta itu?. Silahkan bertanya kepada rumput yang bergoyang.

sumber gambar: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun